News Video
Hakim Ingatkan Halpian Jangan Berbohong: Video di CCTV Udah Viral, Saya Sudah Tonton Berkali-kali
Majelis Hakim yang diketuai Ahmad Sunardi yang ingatkan agar Halpian Sembiring Meliala, terdakwa penganiayaan terhadap anak
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Majelis Hakim yang diketuai Ahmad Sunardi yang ingatkan agar Halpian Sembiring Meliala, terdakwa penganiayaan terhadap anak di bawah umur yang sempat viral jangan berbohong di persidangan.
Hal tersebut dikatakan hakim sebab terdakwa yang merupakan mantan Satgas PDIP itu awalnya tidak mengakui memukul wajah korban.
Halpian awalnya mengaku hanya menepis peci korban.
"Tempo hari saat korban bersaksi dia bilang bukan topinya saudara pukul, tapi pipinya bengkak. Jadi peci yang kamu tepis, mukanya yang bengkak?,"sentil hakim Ketua Ahmad Sumardi dalam sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Negeri Medan, Rabu (13/4/2022).
Setelah diingatkan oleh hakim, akhirnya terdakwa Halpian mengaku ada memukul pipi dan menendang korban.
"Nah, gitu lah saudara, jangan berbohong. Nanti berapa kali saudara pukul itu terserah saudara," cetus hakim.
Sementara itu, Hakim Anggota Syafril Pardamean sempat mencecar terdakwa berapa kali memukul korban.
Dikatakan hakim Syafril video CCTV yang telah viral tersebut memperlihatkan bahwa terdakwa memukul korban lebih dari satu kali.
"Bagusan kalau memang salah ya salah, kan sampai masuk ke dalam Indomaret. Memang betul ada saudara tepis jatuh pecinya. Tapi ada saudara tendang, dan memukul badan 5 kali atau lebih, saya nonton berkali-kali videonya, kalau saya hitung ada enam kali karena saudara sampai mengejar dia ke dalam," ujar hakim.
Dikatakan hakim, video tersebut sudah viral dan kedepannya menjadi pelajaran bagi masyarajat agar tidak membenarkan kekerasan kepada siapapun.
"Toh, ini (video) udah kesebar kemana-mana, ini pemelajaran bagi saudara dan orang lain. Dalam hal ini saudara menyesal tidak?," ucap hakim.
Tanpa berkomentar panjang, lantas terdakwa mengaku menyesali perbuatannya.
"Menyesal pak," cetusnya.
Usai memeriksa terdakwa, Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Rahmi meminta waktu 2 minggu menyiapkan tuntutan, Majelis Hakim pun sempat mempertanyakan mengapa waktu yang diminta cukup lama.
"Minta waktu 2 minggu Majelis menyiapkan tuntutan, karena ini kasus viral," ucap JPU.