Perdana Menteri Pakistan Lengser

PM Pakistan Imran Khan Digulingkan setelah Melakukan Pertemuan dengan Presiden Putin

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan digulingkan oleh oposisi politik melalui mosi tidak percaya pada Minggu (10/4/2022) pagi waktu setempat.

Editor: AbdiTumanggor
ISTIMEWA
Pertemuan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022. 

TRIBUN-MEDAN.COM Perdana Menteri Pakistan Imran Khan digulingkan oleh oposisi politik melalui mosi tidak percaya pada Minggu (10/4/2022) pagi waktu setempat.

Voting mosi tidak percaya dimenangi oleh oposisi setelah beberapa sekutu Khan dan sebuah partai koalisi utama meninggalkan sang perdana menteri, sebagaimana dilansir NTD.

Oposisi gabungan akan membentuk pemerintahan baru, dengan kepala salah satu partai terbesar, Liga Muslim Pakistan, mengambil alih sebagai perdana menteri.

Khan, yang menuduh oposisi berkolusi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya, sebelumnya meminta para pendukungnya untuk menggelar aksi unjuk rasa secara nasional pada Minggu.

Khan sebelumnya telah mencoba untuk menghindari pemungutan suara dengan membubarkan Parlemen dan mengadakan pemilihan umum lebih awal.

Tetapi, keputusan Mahkamah Agung memerintahkan pemungutan suara untuk dilanjutkan.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. (AFP / AAMIR QURESHI)

Pemungutan suara dilakukan di tengah hubungan yang mendingin antara Khan dan militer Pakistan yang menurut banyak lawan politiknya membantunya berkuasa dalam pemilihan umum pada 2018.

Militer telah secara langsung memerintah Pakistan selama lebih dari setengah dari 75 tahun dan memegang kekuasaan yang cukup besar atas warga sipil.

Oposisi menyerukan penggulingan Khan dengan tuduhan salah urus ekonomi karena inflasi melonjak dan nilai rupee Pakistan yang anjlok.

Pemungutan suara tersebut mengakhiri gejolak politik selama berbulan-bulan dan krisis konstitusional yang mengharuskan Mahkamah Agung untuk menyelesaikannya.

Sebelum digulingkan, Khan pada Jumat (8/4/2022) menuding bahwa lawan-lawannya berkolusi dengan AS untuk menggulingkannya atas pilihan kebijakan luar negerinya.

Kebijakan luar negeri yang diambil Khan seringkali tampaknya menguntungkan China dan Rusia dan menentang Amerika Serikat, demikian diberitakan Kompas.com, Minggu.

Khan berujar, Washington menentang pertemuannya pada 24 Februari 2022 lalu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin beberapa jam setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Penjelasan Panglima Militer Pakistan

Panglima militer Pakistan, Jenderal Qamar Javed Bajwa.
Panglima militer Pakistan, Jenderal Qamar Javed Bajwa.(VOA INDONESIA)

Panglima militer Pakistan pada Sabtu (9/4/2022) mengatakan, negaranya berusaha untuk memperluas hubungan dengan China tanpa mempengaruhi hubungannya dengan Amerika Serikat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved