News Video
Wanita Ukraina Jadi Korban Rudapaksa, Pasukan Rusia Diduga Gunakan Taktik Kekerasan Seksual
Wanita dan anak perempuan telah menceritakan pelecehan yang mereka alami di tangan tentara Rusia selama invasi.
Jaksa agung Ukraina dan Pengadilan Kriminal internasional mengatakan mereka akan membuka penyelidikan atas kekerasan seksual yang dilaporkan.
TRIBUN-MEDAN.COM - Wanita dan anak perempuan telah menceritakan pelecehan yang mereka alami di tangan tentara Rusia selama invasi.
Pada hari Minggu (3/4/2022) masyarakat dikejutkan oleh foto dimana tubuh satu pria dan tiga wanita ditumpuk di bawah selimut.
Mereka dalam kondisi telanjang dengan sebagian tubuh terbakar.
Gambar tersebut diambil oleh seorang fotografer Mikhail Palinchak di jalan raya 20 km di luar ibukota, Kyiv.
Foto mengerikan itu menambah bukti yang semakin banyak bahwa eksekusi, rudapaksa, pelecehan hingga penyiksaan dilakukan oleh tentara Rusia kepada warga Ukraina.
Yang paling sulit dipahami oleh banyak orang adalah skala kekerasan seksual.
Kini para wanita dan gadis-gadis telah maju untuk memberi tahu polisi, media, dan organisasi hak asasi manusia tentang kekejaman yang mereka alami di tangan tentara Rusia.
La Strada Ukraina, sebuah badan amal yang mendukung para penyintas perdagangan manusia, kekerasan dalam rumah tangga, dan kekerasan seksual telah menerima banyak laporan para korban.
Rudapaksa beramai-ramai, penyerangan dengan todongan senjata, yang dilakukan di depan anak-anak adalah beberapa kesaksian suram yang dikumpulkan oleh para penyelidik.
“Kami telah menerima beberapa panggilan ke hotline darurat kami dari wanita dan gadis yang mencari bantuan, tetapi dalam banyak kasus tidak mungkin untuk membantu mereka secara fisik. Kami belum dapat menjangkau mereka karena pertempuran,” kata Kateryna Cherepakha, presiden La Strada Ukraina.
Pemerkosaan dan penyerangan seksual dianggap sebagai kejahatan perang dan pelanggaran hukum humaniter internasional.
Jaksa agung Ukraina dan Pengadilan Kriminal internasional mengatakan mereka akan membuka penyelidikan atas kekerasan seksual yang dilaporkan.
Tapi apa yang saat ini tampak seperti kemungkinan keadilan yang jauh tidak banyak membantu meredakan ketakutan wanita Ukraina tentang apa yang mungkin terjadi dalam perang yang masih jauh dari selesai.