Polres Tapsel

Kedepankan Sikap Persuasif, Polres Tapsel Sukses Mediasi Massa Unras ke PLTA Hingga Berakhir Damai

Kapolres Polres Tapsel, AKBP Roman Smaradhana Elhaj, SH, SIK, MH, dan jajaran bersama unsur Forkopimda lainnya sukses memediasi

Editor: Arjuna Bakkara
ISTIMEWA
Kapolres Polres Tapsel, AKBP Roman Smaradhana Elhaj, SH, SIK, MH, dan jajaran bersama unsur Forkopimda lainnya sukses memediasi antara pihak pengunjuk rasa (Unras) dengan PLTA Simarboru hingga berakhir damai di Aula Pratidina Mako, Kamis (31/3/2022) siang. 

Kedepankan Sikap Persuasif, Polres Tapsel Sukses Mediasi Massa Unras ke PLTA Hingga Berakhir Damai

TRIBUN-MEDAN.COM, TAPSEL -Berkat sikap persuasif dan humanis yang dikedepankan, Kapolres Polres Tapanuli Selatan (Tapsel), AKBP Roman Smaradhana Elhaj, SH, SIK, MH, dan jajaran bersama unsur Forkopimda lainnya sukses memediasi antara pihak pengunjuk rasa (Unras) dengan PLTA Simarboru hingga berakhir damai di Aula Pratidina Mako, Kamis (31/3/2022) siang 

Dengan penuh rasa kekeluargaan, Kapolres menjelaskan ke pihak pengunjuk rasa akan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat di Provinsi Sumut khususnya, Kabupaten Tapsel, jika proyek PLTA Simarboru dengan kapasitas 510 MW tersebut berjalan lancar.

Kapolres juga menekankan, bahwa selaku penegak hukum, pihaknya berada di tengah-tengah antara masyarakat sekitar proyek serta PLTA Simarboru dan PT NSHE, sebagai pengembang.

Kapolres berharap, kiranya dari mediasi itu dapat menghasilkan kesepakatan positif yang sama-sama menguntungkan bagi PT NSHE ataupun terkhusus bagi masyarakat sekitar area kerja proyek pembangunan PLTA Simarboru. Maka dari itu, menurutnya perlu ada komunikasi yang serius antara perusahaan, masyarakat, dan Forkopimda, dalam upaya percepatan objek vital Nasional PLTA Simarboru di Kabupaten Tapsel.

"Terkait rekrutmen (tenaga kerja), akan dilakukan monitoring (terlebih dahulu) bersama dengan Disnaker (Dinas Tenaga Kerja Tapsel)," ungkap Kapolres.

Kemudian, lanjut Kapolres, terkait adanya isu pengutipan yang dilakukan oleh oknum SPTI dan SBSI dengan membawa nama baik Polri, khususnya Polres Tapsel, agar disampaikan secara riil (nyata) untuk dilakukan tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku. Adapun terkait kepedulian perusahaan dalam bentuk CSR, berdasar keterangan PT NSHE belum dapat ditindak lanjuti.

"Berhubung PLTA Simarboru masih tahap pembangunan, namun bantuan yang bersifat insidentil dimungkinkan akan mendapat perhatian dari perusahaan," tutur Kapolres.

Sedangkan Sekda Tapsel, Drs Parulian Nasution, mengucapkan terimakasih ke Polres Tapsel atas kesediaannya dalam memfasilitasi mediasi antara masyarakat Desa Aek Batang Paya, Kecamatan Sipirok, dengan PT NSHE, dalam upaya suksesi pembangunan proyek Nasional PLTA Simarboru.

Menurut Sekda, dampak akan hadirnya PLTA Simarboru sangat baik, terkhusus dalam kebutuhan tenaga kerja hingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Secara pribadi, saya tak memiliki kepentingan dalam proyek pembangunan PLTA, namun ini menjadi tanggung jawab secara moril sebagai pemimpin daerah, meningkatkan pembangunan di Kabupaten Tapsel," jelas Sekda.

Meski demikian, Sekda menekankan agar perusahaan memberi perhatian khusus ke masyarakat sekitar areal kerja PLTA Simarboru.

Sekda juga berharap, kiranya terkait polusi udara akibat lalu lalangnya kendaraan proyek, jika masih dalam batas kewajaran dimohonkan untuk tidak terlalu dipermasalahkan.

Sementara, mewakili masyarakat, Marulak Nasution, menyebut bahwa, terbentuknya AMP Paguda, diawali karena masalah yang dialami masyarakat dalam hal pertanian, diduga disebabkan PLTA Simarboru.

Pada umumnya, menurut Marulak, kontraktor yang bekerja dalam proyek berasal dari luar Desa Aek Batang Paya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved