Berita Unik

BISA Timbulkan Gairah Seksual Pria, Sekolah Jepang Larang Siswinya Kuncir Rambut Kuda

Sekolah Jepang kini melarang penggunaan ikat ekor kuda pada siswanya. Hal ini karena ditakutkan gaya rambut seperti itu bisa menggairahkan pria secar

Penulis: Liska Rahayu | Editor: Liska Rahayu
Photo Japan/Alamy Stock Photo
BISA Timbulkan Gairah Seksual Pria, Sekolah Jepang Larang Siswinya Kuncir Rambut Kuda. 

TRIBUN-MEDAN.com – Sekolah di Jepang kini melarang penggunaan ikat ekor kuda pada siswa perempuannya.

Hal ini karena ditakutkan gaya rambut seperti itu bisa menggairahkan pria secara seksual.

Sistem sekolah Jepang penuh dengan aturan ketat tentang apa yang boleh dikenakan siswa, mulai dari kaus kaki hingga rambut mereka.

Namun aturan baru ini menarik reaksi dari kalangan luas.

Di mana siswa perempuan dilarang menguncir rambut mereka karena laki-laki dapat melihat tengkuk mereka dan akan terangsang.

Baca juga: Keputusan Sora Aoi Tobat Main Film Panas Jepang, Akhirnya Pensiun Setelah Hamil Anak Kembar

Baca juga: Lepas Dari Pelukan Pria Berkebangsaan Jepang, Begini Nasib Penyanyi Cantik Ini, Bayi Imutnya Disorot

Mantan guru Motoki Sugiyama mengambil sikap atas peraturan ketat di sekolah-sekolah Jepang.

Ia membahas lebih dalam hal tersebut dengan VICE World News tentang alasan di balik peraturan yang keras itu.

"Mereka khawatir anak laki-laki akan melihat anak perempuan. Saya selalu mengkritik aturan ini, tetapi karena kurangnya kritik dan itu menjadi sangat normal, siswa tidak punya pilihan selain menerimanya." Katanya.

Sugiyama telah mengajar di lima sekolah berbeda dalam 11 tahun karirnya di prefektur Shizuoka, sebuah wilayah yang berjarak sekitar 90 mil barat daya Tokyo.

Sekolah Jepang kini melarang penggunaan ikat ekor kuda pada siswanya
Sekolah Jepang kini melarang penggunaan ikat ekor kuda pada siswanya (Photo Japan/Alamy Stock Photo)

Semua sekolah di daerah itu telah melarang siswa perempuan memakai kuncir kuda.

Larangan ekor kuda adalah salah satu dari banyak aturan yang dikenal sebagai buraku kōsoku atau 'aturan hitam'.

Peraturan ini sudah biasa dalam sistem pendidikan Jepang sejak tahun 1870, tetapi ditingkatkan pada tahun 70-an dan 80-an dalam upaya untuk mengekang kekerasan dan intimidasi di sekolah.

Beberapa sekolah menggunakan aturan untuk melarang gaya rambut non-tradisional seperti undercut.

“Jika undercut tidak apa-apa, maka beberapa siswa mungkin mulai mengatakan mohawk seharusnya baik-baik saja,” kata Sugiyama.

Tetapi sekarang beberapa orang di negara itu mendorong kembali tradisi dan menyerukan sekolah-sekolah untuk menghapus aturan yang sudah ketinggalan zaman atau seksis tersebut.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved