Perang Rusia Ukraina
Dalam Kondisi Terancam Terbunuh, Presiden Ukraina Sindir Negara Barat dan NATO Takut pada Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai saat ini negara-negara barat dan NATO tidak melakukan hal berarti untuk membantu perang
TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menilai saat ini negara-negara barat dan NATO tidak melakukan hal berarti untuk membantu perang melawan Rusia.
Keluhan tersebut disampaikan oleh Zelensky seusai permintaannya kepada negara-negara barat dan NATO tidak dikabulkan, satu di antaranya adalah kebijakan larangan terbang atau no-fly zone.
Kekecewaan ini disampaikan oleh Zelensky saat dirinya diwawancarai oleh tim jurnalis Sky News, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: GAWAT Ultimatum Polri pada Artis, Siapa pun Terima Dana dari Crazy Rich Indra Kenz dan Doni Salmanan
"Jika Anda bersatu melawan Nazi dan teror ini, maka Anda harus menutup (langit). Jangan menunggu saya untuk meminta Anda jutaan kali. Tutup langit," jelas Zelensky.
Baca juga: Dulu Artis Ini Terkenal Dijuluki Ratu FTV, Kini Hidupnya Berubah Setelah Dinikahi Polisi
"Tutup langit dan hentikan bombardir."
Zelensky kemudian menyoroti bagaimana negara-negara barat beralasan takut terlibat dalam konflik melawan Rusia jika mereka menerapkan kebijakan larangan terbang.
"Percaya lah, jika ini dibiarkan berlarut-larut, Anda akan lihat..mereka akan menutup langit tetapi kami akan kehilangan jutaan nyawa warga," ungkapnya.
"Perang dunia ketiga akan dimulai dan nanti Anda baru akan menerapkan kebijakan larangan terbang tetapi itu semua sudah terlambat," tegas Zelensky.
Baca juga: TERJAWAB 5 Kelompok Tentara Bayaran Ada Swasta, Suriah yang Terlibat Perang Rusia-Ukraina
Zelensky kemudian menyatakan bahwa Rusia mungkin dapat mengokupasi Ukraina, namun mereka tidak akan bisa menang atas Ukraina.
Di sisi lain, dua pernyataan berbeda datang dari pihak Rusia dan Ukraina yang saat ini tengah berkonflik sejak 24 Februari 2022 lalu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengaku dirinya terancam dibunuh oleh pasukan militer Rusia yang diperintah oleh Presiden Vladimir Putin.
Namun di sisi lain, pemerintah Rusia menegaskan tujuannya melakukan operasi militer di Ukraina bukan untuk menggulingkan pemerintahan petahana.
Baca juga: HP VIVO TERBARU: Harga dan Spesifikasi Vivo Y33s 5G, Berikut Keunggulannya
Dikutip TribunWow.com dari RT.com, pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
"Tujuan operasi militer tidak meliputi okupasi Ukraina, dan kehancuran negara Ukraina, atau menggulingkan pemerintahan yang ada saat ini. Ini tidak bertujuan untuk melawan warga sipil," kata Zakharova, Rabu (9/3/2022).
Zakharova menjelaskan, Rusia hanya ingin mempertahankan kemerdekaan Republik Donbass di Donetsk dan Luhansk.