Rusia vs Ukraina

INILAH 141 Negara Mendukung Resolusi PBB yang Mengecam Invasi Rusia, 5 Menolak, dan 34 Abstain

Sidang Majelis Umum PBB pun mengadopsi resolusi pada Rabu (2/3/2022) menuntut agar Rusia segera mengakhiri operasi militernya di Ukraina.

Editor: AbdiTumanggor
VoA
Voting resolusi PBB 

TRIBUN-MEDAN.COM - Inilah Daftar Negara yang Medukung Resolusi PBB, Menolak dan Abstain. Presiden Vladimir Putin belum mengeluarkan pernyataan terkait resolusi PBB agar Rusia segera menarik pasukannya dari Ukraina dan mengakhiri perang.

Invasi militer Rusia di Ukraina telah mengorbankan dan terus mengancam nyawa warga sipil.

Sidang Majelis Umum PBB pun mengadopsi resolusi pada Rabu (2/3/2022) menuntut agar Rusia segera mengakhiri operasi militernya di Ukraina.

Majelis adalah tempat semua 193 Negara Anggota PBB bersuara.

Pada Kamis (3/3/2022), sebanyak 141 negara memberikan suara mendukung resolusi tersebut, yang menegaskan kembali kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Ukraina.

Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid membacakan hasil pemungutan suara di hadapan para duta besar.

Resolusi PBB tersebut menuntut agar Rusia "segera, sepenuhnya dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional."

Pemungutan suara mengakhiri sesi darurat khusus yang jarang terjadi di Majelis Umum PBB yang dimulai sejak Senin (28/2/2022), di mana perwakilan negara anggota naik ke podium untuk menyatakan posisi mereka dalam krisis Ukraina yang kini memasuki minggu kedua.

Voting resolusi PBB
Hasil voting resolusi PBB (VoA)

Presiden Majelis Abdulla Shahid mengatakan resolusi tersebut mencerminkan keprihatinan besar masyarakat internasional tentang situasi di Ukraina.

"Saya bergabung dengan negara-negara anggota dalam mengungkapkan keprihatinan tentang 'laporan serangan terhadap fasilitas sipil seperti tempat tinggal, sekolah dan rumah sakit, dan korban sipil, termasuk wanita, orang tua, penyandang cacat, dan anak-anak'," katanya Shahid.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB António Guterres menyatakan bahwa dia berkewajiban untuk mendukung resolusi tersebut dan dipandu oleh seruannya.

"Pesan Majelis Umum sangat keras dan jelas: Akhiri permusuhan di Ukraina sekarang. Diamkan senjatanya sekarang. Buka pintu dialog dan diplomasi sekarang."

Sekjen PBB menekankan perlunya bertindak cepat karena situasi di Ukraina mengancam untuk menjadi jauh lebih buruk, menambahkan "jam yang terus berdetak adalah bom waktu."

Seruan kemanusiaan yang diluncurkan pada hari Selasa telah disambut dengan "catatan kemurahan hati", katanya, yang akan memungkinkan peningkatan pengiriman bantuan vital, termasuk pasokan medis dan kesehatan, serta makanan, air, dan perlindungan.

"Ke depan, saya akan terus melakukan segala daya saya untuk berkontribusi pada penghentian segera permusuhan dan negosiasi mendesak untuk perdamaian," kata Guterres. "Orang-orang di Ukraina sangat membutuhkan perdamaian. Dan orang-orang di seluruh dunia menuntutnya."

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved