Perang Rusia Ukraina
Amerika Paling Khawatir Nasib Pejabat dan Warganya di Ukraina Setelah Pengumuman Presiden Putin
Situasi konflik Rusia dengan Ukraina semakin memanas.Amerika Paling Khawatir Nasib Pejabat dan Warganya
TRIBUN-MEDAN.com - Situasi konflik Rusia dengan Ukraina semakin memanas.
Amerika Paling Khawatir Nasib Pejabat dan Warganya di Ukraina Setelah Pengumuman Presiden Putin
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah mengumumkan bahwa personel Departemen Luar Negeri AS yang ditempatkan di kota Lvov, Ukraina barat, melakukan perjalanan ke Polandia untuk bermalam.
Siaran pers Gedung Putih menyebut masalah keamanan sebagai alasan dari pengambilan keputusan tersebut.
• JADWAL TINJU DUNIA Daud Yordan vs Petinju Thailand Panya Uthok Mantan Juara Dunia WBO
Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (22/2/2022), setelah bermalam di Polandia, personel Departemen Luar Negeri AS pun diharapkan secara teratur kembali ke Ukraina untuk melanjutkan pekerjaan diplomatik dan dukungan konsuler darurat.
Baca juga: PERINGATAN Presiden AS Joe Biden tak Dijawab Rusia, Dekrit Vladimir Putin Memicu Perang di Ukraina
Rilis tersebut mengakui bahwa penarikan personel AS dapat dipandang negatif oleh pejabat Ukraina.
"Fakta bahwa kami mengambil tindakan pencegahan yang hati-hati demi keselamatan personel pemerintah AS dan warga AS, seperti yang kami lakukan secara rutin di seluruh dunia, bukan merupakan cara merusak dukungan kami atau komitmen kami untuk Ukraina. Komitmen kami untuk Ukraina melampaui satu lokasi," tegas Kementerian Luar Negeri AS dalam rilis tersebut.
Kendati demikian, rilis itu tidak memberikan rincian terkait masalah keamanan yang disebut sebagai katalisator bagi personel Departemen Luar Negeri AS yang dipindahkan ke Polandia pada malam itu.
Perlu diketahui, pemerintahan Presiden AS Joe Biden dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk memerintahkan relokasi semua diplomatnya yang masih tersisa di Ukraina ke Polandia.
Laporan itu juga mengatakan bahwa personel Amerika dapat kembali ke Ukraina pada Selasa waktu setempat, jika tidak ada invasi yang dilakukan Rusia.
Staf Kedutaan Besar AS di Ukraina sebelumnya bahkan telah dipindahkan dari ibu kota Ukraina, Kiev ke Lvov.
Kemudian pada Senin kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) dari Ukraina.
Ini menjadikan Rusia sebagai negara pertama dari anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengakui kedaulatan kedua daerah yang memisahkan diri dari Ukraina itu sebagai negara.
Namun AS dan Ukraina secara konsisten menolak kedaulatan dua wilayah tersebut.
Kedua wilayah itu sebagian besar berbahasa Rusia dan etnis Rusia merupakan minoritas yang cukup besar di Ukraina.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/kendaraan-pasukan-rusia.jpg)