Opini Online
ANTARA ANKARA DAN PENAJAM
Mustafa Kemal membuat keputusan berani yang menandai babak baru Turki. Ia memindahkan ibu kota Turki dari Istanbul ke Ankara pada tahun 1922.
ANTARA ANKARA DAN PENAJAM
Oleh: Trias Kuncahyono
Mustafa Kemal membuat keputusan berani yang menandai babak baru Turki. Ia memindahkan ibu kota Turki dari Istanbul ke Ankara pada tahun 1922.
Pemindahan itu bukan sekadar pindah tempat tetapi simbolisasi visi kemajuan bangsa. Turki meninggalkan masa lalu dan memasuki zaman baru.
Demikian pula, keputusan Presiden Jokowi untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Penajam tidak salah dilihat dalam konteks visioner itu. Yakni, sebagai simbolisasi transformasi radikal demi kemajuan bangsa.

Patung dan Monumen Mustafa Kemal Atarturk di Ulus Square, Ankara, Turki (Foto: Trias Kuncahyono)
I
Aku berdiri di depan sarkofagus—peti mati terbuat dari marmer warna merah marun bermotif putih—di dalam mausoleum Mustafa Kemal Atatürk, di Ankara. Orang Turki menyebut mausoleum itu Anıtkabir. Di sampingku, berdiri Arif Zulkifli, wartawan Tempo. Kami dan beberapa wartawan Indonesia di Ankara diundang pemerintah Turki.
Peti itu menjadi simbol makam Atatürk. Jenazah Atatürk dimakamkan tujuh meter di bawah peti marmer itu. Makam Atatürk ada di dalam sebuah ruangan berbentuk segi delapan, yang dibangun dengan gaya arsitektur Seljuk dan Ottoman. Tetapi, ruang makam itu tertutup, tidak dibuka untuk umum.
Atatürk adalah gelar yang artinya “Bapak Orang Turki” yang disematkan pada namanya tahun 1934. Karena gelar itu hanya untuk Mustafa Kemal, maka menurut Undang-Undang No. 2622, Pasal 1 dan 2, 17 Desember 1934, Turki melarang nama tersebut, Atatürk, digunakan oleh orang lain.
Mustafa Kemal Atatürk (1881-1938) adalah Bapak Turki Moderen, Bapak Republik Turki dan presiden pertama Turki. Maka tidak berlebihan kalau ada yang mengatakan, Mustafa Kemal Atatürk adalah Turki dan Turki adalah Mustafa Kemal Atatürk. Sama halnya Bung Karno adalah Indonesia dan Indonesia adalah Bung Karno.
II
Kami diam memandangi peti marmer merah itu. Aku tidak tahu yang ada di pikiran Arif. Tetapi, pikiranku menelusuri perjalanan dan perjuangan Mustafa Kemal sampai akhirnya mendirikan Republik Turki sekarang ini.
Terbersit pertanyaan dalam benakku: Mengapa Mustafa Kemal memindahkan ibu kota Turki dari Istanbul ke Ankara? Bukankah Istanbul, sebagai kota, lebih besar, lebih menarik, dan lebih strategis dibandingkan Ankara. Di selatan Istanbul terbentang Laut Marmara, dan di utara Laut Hitam. Bagian barat kota ada di Eropa, dan bagian timur ada di Asia. Istanbul adalah sebuah kota yang menyatukan dua benua.
Istanbul dibelah Selat Bosphorus. Sebagai pelabuhan, kota ini merupakan kota Asia terdekat dengan Eropa dan kota Eropa terdekat dengan Asia. Pentingnya Istanbul bertumpu pada kepentingan strategisnya dalam arti komersial.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Patung-dan-Monumen-Mustafa-Kemal-Atarturk.jpg)