Ekspor Vanili Asal Sumut Kian Jadi Primadona, Mampu Hasilkan 10 Ton per Bulan
Adapun produk Vanili yang dikirim adalah buah yang sudah dikeringkan (Vanili Bean) atau sudah menjadi bubuk (Vanili Powder).
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Komoditi pertanian untuk vanili dan turunan asal Sumut kini semakin diminati oleh para eksportir untuk dijual ke mancanegara.
Diantaranya ada PT Sumber Bukit Jaya sebagai salah satu perusahaan eksportir vanili terbesar di Sumatera Utara.
Perwakilan PT Sumber Bukit Jaya, Hendi Situmorang mengungkapkan jika saat ini vanili memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
"Dari sisi pengiriman saja kita harus menggunakan transportasi udara, tidak bisa disamakan dengan komoditas lain yang dikirim lewat laut," ungkap Hendi, Selasa (11/1/2022).
Baca juga: Divonis Setahun Penjara, Lihat Deretan Gaya Modis Nia Ramadhani Selama Sidang, Rambutnya Disorot
Dijelaskan Hendi, Vanili dari Sumut sudah menarik minat banyak negara di Eropa dan Asia yang kemudian menjadi tujuan ekspor.
Adapun produk Vanili yang dikirim adalah buah yang sudah dikeringkan (Vanili Bean) atau sudah menjadi bubuk (Vanili Powder).
Dikatakan Hendi, masing-masing produk vanili asal Sumut digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan perasa makanan, pewangi, kosmetik dan banyak kegunaan lain.
Untuk memenuhi pasokan, PT. Sumber Bukit Jaya membeli vanili dengan harga Rp200 ribu- Rp300 ribu per kg, tergantung kualitasnya.
Saat ini, Sumut mulai memiliki beberapa daerah sentra Vanili dan yang terbesar adalah Kabupaten Karo dan juga berada di sekitar Danau Toba, kemudian Deliserdang dan Langkat.
Selain menjadi sentra utama, kualitas Vanili dari Tanah Karo juga relatif lebih bagus dari daerah-daerah lain di Sumut. Bahkan kualitas Vanili dari Tanah Karo juga merupakan yang terbaik di Indonesia.
Berdasarkan informasi dari Hendi, saat ini Sumut sudah mampu memproduksi 10 ton Vanili setiap bulannya, dan turut didominasi berasal dari Desa Perbesi di Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo.
Baca juga: Jasa Marga Akan Tingkatkan Keamanan Pengguna Jalan di Ruas Tol Belmera
Saat ini, Desa Perbesi menjadi sentra Vanili di Karo lantaran memiliki petani yang relatif banyak dan bersungguh-sungguh membudidayakan tanaman ini.
Namun begitu, Hendi mengakui bahwa kualitas Vanili dari Perbesi masih butuh peningkatan bila mengacu pada standar pasar dunia.
Secara fisik, ukuran buah masih perlu diperbesar dan tingkat kematangan juga masih perlu lebih diperhatikan saat panen.
Upaya memperbesar buah Vanili menurut dia sebenarnya dapat dilakukan dengan mudah, diantaranya dengan mengurangi jumlah buah pada setiap tandan dan mengurangi jumlah tandan dari setiap pohon.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Vanili-yang-sudah-dikeringkan.jpg)