News Video
Cerita Pemilik Kos-kosan Jalan Pelajar Timur yang Diduga Diperas Oknum ASN Pemprov Sumut
Dia menjelaskan sejak awal memang ada sistem jaga malam di daerah rumahnya dan pihaknya selalu patuh. Terkhususnya dengan pengurus siskamling yang
Cerita Pemilik Kos-kosan Jalan Pelajar Timur yang Diduga Diperas Oknum ASN Pemprov Sumut
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kasus oknum PNS dari Pemprov Sumut melakukan pemerasan kepada pemilik kos-kosan di Jalan Pelajar Timur, Kecamatan Medan Denai sampai saat ini masih berlangsung dan menjadi sorotan publik.
Martin Bagariang selaku pengelola kos-kosan dan rumah kontrakan mengungkapkan sudah lama melangsungkan usaha tersebut.
"Kalau untuk rumah kontrakan itu kami bangun sejak tahun 2017. Sementara kos - kosan tahun 2018," kata Martin kepada Tribun Medan, Minggu (7/11/2021).
Dia menjelaskan sejak awal memang ada sistem jaga malam di daerah rumahnya dan pihaknya selalu patuh. Terkhususnya dengan pengurus siskamling yang lama bernama Udin, lalu penjaga malam bernama Ule.
Dikatakannya hubungan dengan keduanya baik. Berdasarkan perjanjian, pihaknya membayar Rp 30 ribu untuk rumah kontrakan dan kos-kosan Rp 10 ribu untuk setiap kamar.
"Jadi untuk kos-kosan totalnya Rp 400 ribu dengan hitungan ada 40 kamar. Sedangkan rumah kontrakan totalnya Rp 210 dengan jumlah 7 unit," sebutnya.
Pembayaran itu pun berlangsung lancar dengan Udin dan Ule. Namun ketika SM, selaku oknum dari ASN, mulai tinggal di lingkungan tersebut, timbullah persoalan.
Berdasarkan cerita dari warga yang didapatnya, SM pada dasarnya tidak lagi tinggal di lingkungan itu sejak menikah. Tapi sekitar awal tahun 2021, SM kembali dan menempati rumah keluarganya di daerah itu.
Herannya, tepat 22 September 2021, SM datang bersama rekan lainnya berinisial DS ke tempat Martin. SM dan DS tiba-tiba menghitung jumlah kos - kosan dan rumah kontrakan di kediaman Martin.
"Kemudian dengan nada yang tidak enak, mereka bertanya ke ipar saya. Berapa dibayar jaga malamnya ini, katanya. Ya karena kami anggap pembayaran beres, ipar saya bilang tanya saja ke penjaga malam," sebutnya.
"Tapi entah kenapa mereka tidak terima dan marah - marah ke kami. Mereka sempat pergi begitu saja. Tapi selang berapa menit, datang lagi mereka dan melarang seluruh anak kos melewati gang kasih karena mau diportal," tambahnya.
Setelah selesai berteriak, melalui CCTV, rupanya SM dan DS serta lainnya mengambil riang listrik dari rumah di depan kediamannya.
Kemudian jalan (yang mengarah ke gang Kasih) di daerah kediamannya di plang dan dilas. Besoknya, ipar Martin melapor ke pemerintahan setempat dan dijanjikan akan dilakukan rapat di rumah kepala lingkungan.
Tetapi, saudaranya yang datang untuk menghadiri rapat untuk mediasi justru diusir oleh SM dan rekan lainnya. SM bilang keluarganya yang hadir bukan warga Gang Kasih sehingga harus pulang.