Sinovac Dituding Kurang Ampuh, China Bikin Vaksin Baru ReCov, Diklaim Lebih Ampuh dari AstraZeneca
Beberapa waktu lalu, sempat heboh kabar sebanyak 350 petugas medis di Indonesia masih terpapar Covid-19 meski telah menerima vaksin.
Dalam pengujian kepada hewan, kandidat vaksin menghasilkan antibodi penetral tingkat tinggi, sebuah indikator imunitas kuat.
Studi acak diulang dua kali menggunakan plasebo sebagai pembanding di Selandia Baru itu akan melibatkan 160 peserta untuk mengevaluasi keamanan vaksin dan kapasitasnya guna memproduksi reaksi melawan dan respon imun pada manusia dewasa sampai umur 80 tahun.
RecBio mengatakan pada Senin lalu jika salah satu keuntungan vaksin ReCov adalah tidak harus diproduksi di lingkungan keamanan tinggi.
Vaksin ini melibatkan proses produksi yang banyak dipakai dan dapat ditingkatkan untuk produksi atau transfer teknologi dengan mudah.
REcBio mengatakan mereka mengembangkan adjuvant vaksin, senyawa yang meningkatkan respon imun, memotong biaya pabrik sampai "sepersepuluh sampai seperlima vaksin dengan teknologi lain".
November lalu, perusahaan mengatakan mereka telah memulai membangun fasilitas produksi senilai 500 juta yuan (Rp 1,1 Triliun) di Taizhou, provinsi Jiangsu.
Fasilitas akan termasuk pelatihan memproduksi solusi stok, adjuvant, pengemasan dan kontrol kualitas dengan tujuan mencapai kapasitas produksi tahunan 300 juta dosis tahun 2021.
ReCov menggunakan teknologi rekombinan, pendekatan yang melibatkan tumbuhnya koding DNA dari antigen virus Corona, yang menstimulasi respon imun.
Teknologi ini telah dipakai luas di pembuatan vaksin hepatitis B dan HPV.
Perkembangan vaksin lainnya yaitu oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical, yang telah disetujui untuk dipakai darurat yang dibuat berdasarkan teknologi serupa.
Sebagian besar vaksin yang dipakai dalam vaksinasi China merupakan vaksin inaktif, yang merupakan teknologi tradisional melibatkan virus Corona dibunuh secara kimia.
Ilustrasi Vaksin Covid-19 yang diklaim ampun untuk menangkal virus varian delata. (ISTIMEWA)
Sempat Diragukan Kemampuannya, Siapa Sangka Vaksin yang Satu Ini Justru Bisa Tangkal Varian Delta, 'Efektif Sampai 90%'
Dibanding vaksin lain, AstraZeneca diklaim efektif lawan varian Delta. Pernyataan itu lantas menjadi angin segar bagi semua orang. Apalagi di tengah tingginya lonjakan kasus virus corona varian Delta diberbagai negara. Termasuk di Indonesia.
Jika benar AstraZeneca diklaim efektif lawan varian Delta, maka itu diharapkan bisa menurunkan lonjakan kasus virus corona.
Diketahui kasus virus corona di Indonesia mengalami lonjakan.
Hingga Selasa (22/6/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 13.668 kasus.
Sehingga kasus virus corona di Indonesia menjadi 2.018.113 orang.
Selain itu, ada tambahan 8.375 orang yang dinyatakan sembuh dan sebanyak 335 kasus kematian.
Dengan begitu total pasien yang telah sembuh menjadi 1.810.136 orang.
Sementara jumlah pasien yang meninggal dunia kini jumlahnya menjadi 55.291 orang.
Soal AstraZeneca sendiri, vaksin ini diklaim efektif terhadap varian Delta dan Kappa, yang pertama kali diidentifikasi di India.
Dilansir dari kompas.com yang mengutip Reuters pada Selasa (22/6/2021), hal itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh Universitas Oxford.
Di mana mereka menyelidiki kemampuan antibodi monoklonal dalam darah dari orang yang pulih dan dari mereka yang divaksinasi untuk menetralkan varian Delta dan Kappa.
Hasil penyelidikan itu lantas di analisis oleh Public Health England (PHE).
Analisi menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat oleh Pfizer Inc dan AstraZeneca menawarkan perlindungan tinggi lebih dari 90% terhadap rawat inap dari varian Delta.
"Hasil studi Oxford terbaru dibangun berdasarkan analisis terbaru oleh PHE," kata perusahaan itu.
Sebelumnya, PHE mengatakan, dua dosis vaksin AstraZeneca mungkin sekitar 85% hingga 90% efektif melawan Covid-19 dengan gejala.
Pernyataan itu keluar pada akhir Mei 2021 lalu.
Akan tetapi mereka belum memiliki data yang cukup untuk menyimpulkannya.
Nah, berdasarkan penelitian Universitas Oxford, kini PHE yakin mengenai AstraZeneca diklaim efektif lawan varian Delta.
Sebab diperkirakan efektivitas vaksin AstraZeneca mencapai 89%.
Angka itu cukup sebanding dengan 90% milik vaksin Pfizer/BioNTech.
"Data terbaru ini memperlihatkan dampak luar biasa dari dua dosis vaksin tersebut."
"Dengan dosis kedua vaksin AstraZeneca mampu memberikan perlindungan hingga 90%," ungkap Nadhim Zahawi, Menteri Tingkat Rendah Parlementer untuk Pengerahan Vaksin Covid-19.
Artikel telah tayang di Intisari dengan judul: Naik Pitam Vaksin Sinovac Dicecar Dunia Karena Tidak Ampuh Lawan Varian Delta, China Mendadak Buat Vaksin Baru Diklaim Lebih Ampuh dari AstraZeneca
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/vaksinasi-bbplk.jpg)