Negara Perang Saudara Hanya Gara-gara Sabung Ayam, Keluarga Kerajaan Dibantai, Rakyat pun Menderita
Konflik perang saudara terjadi hanya karena sabung ayam. Keluarga kerajaan pun dibantai hingga rakyat menderita.
Sultan Abdul Hakkul Mubin kemudian memindahkan istananya ke Pulau Chermin di bawah nasihat Muhyiddin dengan maksud menunggu krisis usai.
Namun, setelah dia pergi, Muhyiddin menyatakan dirinya sebagai sultan.
Pertempuran antara dua Sultan yang bersaing kemudian terjadi.
Baca juga: Pasang Cincin di Kelamin, Berujung Petaka, Niatnya Pamer ke Pacar Biar Dibilang Perkasa di Ranjang
Dimulainya Pertempuran dan Hasilnya
Usai menangkis beberapa serangan Muhyiddin, Abdul Hakkul Mubin akhirnya mundur ke Kinarut, Sabah.
Dengan bantuan Bajaus dan Dusun setempat, dia berhasil mempertahankan diri dari Muhyiddin.
Abdul Hakkul Mubin dilaporkan tinggal di Kinarut selama 10 tahun untuk mempertahankan gelarnya.
Namun, dalam serangan terakhir di Kinarut, Muhyiddin masih gagal mengalahkan Abdul Hakkul Mubin.
Baca juga: Dicoret dari Turnamen Piala Menpora 2021, PSMS Tunda Kedatangan Delapan Pemain Luar Sumut
Kemudian, Abdul Hakkul Mubin memutuskan untuk kembali ke Pulau Chermin.
Ini ternyata menjadi langkah strategis yang bagus untuk Abdul Hakkul Mubin.
Dari sana, ia bisa mengontrol pasokan makanan yang masuk ke daratan karena pulau itu terletak di dekat muara sungai Brunei.
Sementara itu, rakyat Brunei menderita karena tidak bisa mencari ikan selama perang saudara.
Baca juga: Sosok Misterius Muncul di Manga One Piece 1005, Ayah Zoro atau Vegapunk? Luffy Pulih Lebih Cepat
Khawatir perang akan berlarut-larut, Muhyiddin memutuskan untuk mencari bantuan Sultan Sulu.
Sebagai imbalannya, Muhyiddin berjanji akan menyerahkan bagian timur Kalimantan utara sebagai hadiah.
Akhirnya anak buah Muhyiddin berhasil menyerang Pulau Chermin, melancarkan serangan terakhir terhadap Abdul Hakkul Mubin dan anak buahnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/bruneijpg-20210222061757.jpg)