Ramadhan 2020

Petani Kolang-kaling Genjot Produksi, Sempat Yakin Bakal Tak Laku Akibat Covid-19

Produksi kolang-kaling dikerjakan Tambun beserta keluarganya di teras rumah. Per hari mereka bisa memproduksi enam ton kolang-kaling selama Ramadan

TRIBUN MEDAN/ALIJA
SEJUMLAH pengrajin kolang kaling di Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun mengerjakan produk kolang kaling. 

TRI BUN-MEDAN.com, SIMALUNGUN - Sejumlah pengrajin Kolang-kaling yang bermukim di Nagori Simantin Pane Dame, Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, menggenjot produksinya lantaran meningkatnya permintaan di awal Ramadan 1441 Hijriyah.

Padahal, semula mereka tak yakin adanya permintaan yang tinggi lantaran Pandemi Covid-19.

Memasuki hari keenam Ramadan atau Rabu (29/4/2020) terpantau hampir sepanjang jalan menuju Tiga Ras ini, pengrajin Kolang-kaling beraktivitas.

Peningkatan produksi membuat mereka kerja dibantu sanak saudara hingga anak-anak.

Menurut pengakuan Tambun Silalahi, mereka sebelumnya sudah mempersiapkan produksi Kolang-kaling sejak Februari 2020.

"Kita sama petani sudah mempersiapkan produksi kolang-kaling itu sejak bulan Februari. Tapi penghujung bulan itu kan ada pengumuman pandemi Covid-19, kita sempat stop produksi lah," ujar Tambun saat ditemui di kediamannya.

Lawan Covid-19 di Bulan Ramadan, Medan Slankers Club Bagikan 600 Masker

Saat itu, katanya, imbauan pemerintah yang meminta mengurangi aktivitas luar rumah, membuat mereka berpikir tak mungkin kolang-kaling ada yang membeli. Seketika mereka kaget, permintaan tiba-tiba melonjak memasuki bulan Ramadan.

Di sini, produksi kolang-kaling dikerjakan Tambun beserta keluarganya di teras rumah.

Per hari mereka bisa memproduksi enam ton kolang-kaling selama Ramadan ini.

Belajar dari pengalaman Ramadan, biasanya diprediksi permintaan kolang-kaling akan semakin meningkat mendekati Idul Fitri.

Namun terkait Pandemi Covid-19, termasuk larangan mudik yang diprediksi tak akan membuat umat Islam mempersiapkan pernak-pernik lebaran, termasuk manisan kolang-kaling, Tambun menampiknya.

Selama pandemi Covid-19 di bulan Ramadan, Tambun memprediksi mereka mengalami kenaikan permintaan sebanyak 30 persen dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Tentunya hal ini menjadi berkah baginya dan keluarga

"Buktinya harga (kolang-kaling) kita makin naik kok. Bulan Februari kemarin itu, harga per kilogram kolang-kaling sebesar Rp 3.500 - 4.000. Sekarang sudah menjadi Rp 7.500 - Rp 8.000," ujarnya seraya menambahkan, bahwa angka tersebut dihargai oleh toke mereka masing-masing sebelum dipasarkan ke luar.

"Iya katanya pandemi, tapi kolang-kaling tetap laku kok. Buktinya harga naik," ujar seorang pengrajin perempuan bermarga Sihaloho.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved