Tribun Family Card

Lontong Malam Insomnia: Disukai Semua Kalangan, Ada Diskon untuk Pemesanan higga Bulan April

Bagi Anda yang ingin mencicipi lontong pada malam hari, Lontong Malam Insomnia bisa menjadi pilihan yang tepat.

TRIBUN MEDAN/NATALIN
OWNER Lontong Malam Insomnia Muhammad Taufik Ginting (baju biru) saat ditemui Tribun Medan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Lontong, satu dari makanan populer yang ada di Indonesia.

Bahan utama lontong terbuat dari beras.

Makanan ini memiliki keunggulan karena lebih mudah dimakan.

Selain itu aroma daun pisang yang menempel, membuat lontong terasa lebih nikmat dan lezat.

Biasanya lontong dikonsumsi sebagai hidangan sarapan pada pagi hari.

Namun tak perlu khawatir, bagi Anda yang ingin mencicipi lontong pada malam hari, Lontong Malam Insomnia bisa menjadi pilihan yang tepat.

Lontong Malam Insomnia ini berlokasi di Komplek Vila Setia Budi Abadi II, Jalan Abadi, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.

Tempat ini buka setiap hari pada pukul 16.00 WIB hingga 02.00 WIB.

Owner Lontong Malam Insomnia Muhammad Taufik Ginting mengatakan lontong merupakan makanan yang sudah familiar untuk orang Indonesia apalagi khususnya orang Medan. Sehingga ia merasa lontong ini cocok dijadikan makanan utama yang dijual kepada konsumen.

Diakuinya, buka usaha bisnis kuliner lontong ini, ia belajar dari sang mertua yang kebetulan juga sudah lebih dulu buka usaha kuliner lontong.

Kata Taufik, awalnya Lontong Malam Insomnia ini dijual melalui online saja.

Namun karena banyaknya pemesanan dari aplikasi online berupa Gofood dan Grabfood, maka ia pun melihat ini sebagai peluang bisnis.

Ia pun menyediakan tempat nongkrong untuk konsumen menyantap makanan.

"Target awal kita itu sebenarnya konsumen pesan makanan via online, dan teryata banyak juga yang datang ke sini sehingga kita buka tempat ini. 70 persen pemesanan konsumen itu dari ojek online," ungkapnya.

Untuk segmen pasar, kata Taufik, ia membidik semua kalangan. Rasa pedas lontong dipercaya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mencicipi lontong tersebut.

"Rata-rata kita sediakan 400 hingga 500 porsi makanan per hari dan biasanya habis. Lontong kita itu rasanya pedas karena memang itu yang banyak dicari konsumen," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved