Smart Woman
Angeline Tanty Rintis Aplikasi Belajar Online Mandarin Setelah Aplikasi Depatu
Tak hanya Depatu, ia juga sedang merintis usaha les Mandarin berupa aplikasi belajar online Mandarin.
TRIBUN-MEDAN.com-Perusahaan rintisan atau startup memang menjadi tren di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Melihat perkembangan perusahaan starup dalam era digital yang kian meningkat, tak heran bila banyak anak muda tertarik mencobanya.
Co- Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Depatu, Angeline Tanty, mengatakan, saat memulai startup kita perlu melakukan riset terlebih dahulu jika tak ingin kalah saing.
Depatu merupakan aplikasi legit check pertama di Indonesia. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk memeriksa asli atau tidaknya suatu barang.
"Aplikasi Depatu ini adalah aplikasi untuk memverifikasi produk itu asli atau palsu bahkan baju branded, tas branded, aksesoris branded bisa kita verifikasi produknya asli atau palsu," ucap Tanty.
Ia mengatakan ide bisnis startup ini berawal dari hobinya mengoleksi sneakers. Pengalamannya menunjukkan beberapa temannya mengira membeli sepatu branded karena mengeluarkan uang cukup banyak, tapi ternyata barang yang didapatkan adalah palsu.
"Teman saya beli sepatu branded, dia (teman) beli sepatu harganya Rp 7,5 juta, tapi teryata palsu sepatu itu.
Dengan hadirnya Depatu, ada pro dan kontra, sebagai penjual yang menjual barang palsu atau tidak sengaja menjual barang palsu pasti tidak suka Depatu karena kita bisa mendeteksi barang itu asli atau palsu dan pembeli justru senang karena mereka dapat memverifikasi barang tersebut dengan Depatu," jelasnya.
Diakui Tanty, Depatu ini baru dirilis Februari lalu. Dalam waktu lima bulan, aplikasi ini sudah memiliki 10 ribuan user tetap.
Dalam merintis bisnis startup ini, Tanty tak seorang diri, ia dibantu lima orang teman-temannya.
"Ide memuculkan Depatu sudah ada sejak Tahun 2018. Kami berimajinasi untuk menciptakan aplikasi ini, kami survei dan recruit IT serta desainer untuk menghadirkan Depatu. Untuk saat ini Depatu bisa membantu memverifikasi produk asli atau palsu barang sebanyak 50 barang-barang branded," tambahnya.
Ia mengatakan aplikasi Depatu, sudah bisa didownload di playstore dan app store. Pengguna dapat mengecek barang branded itu palsu atau asli dengan mengupload foto kemudian bisa mendapatkan hasil verifikasi.
Tak hanya Depatu, ia juga sedang merintis usaha les Mandarin berupa aplikasi belajar online Mandarin.
"Kami bantu mengembangkan tempat les Mandarin, kedepannya kami mengebrak aplikasi belajar online Mandarin. Kami membuka tempat kursus les Mandarin yang berbeda dengan yang lain. Kurikulum ini kami buat sendiri, karena kami lulusan dari China asli, kami punya koneksi guru profesor, kami rangkul guru guru lokal dan guru-guru native dari China," kata Tanty.
Diakui Tanty, sejak kecil, rasa ingin tahunya tinggi. Didikan orangtuanya pun selalu mengajarkannya untuk teliti dan mandiri. Ia pun mampu mendapatkan beasiswa kuliah S1 dan S2 di China.
Lulusan S1 dan S2 dari Negari Tirai Bambu ini mengatakan bisnis startup cukup menjanjikan, khususnya bagi anak-anak muda yang tidak pesimis dan tidak takut gagal untuk berwirausaha.
"Startup itu sangat unik, dengan membuka Startup sendiri itu kita berarti mencoba untuk mandiri. Kita ingin mengembangkan Kota Medan ini soalnya potensi anak-anak Medan ini banyak, kita coba buka startup untuk kembangkan dan buka lowongan kerja kepada banyak anak Medan. Tugas kita mengebrak orang orang IT itu kita rangkul bersama untuk maju," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/angeline_tanty.jpg)