HUT Kemerdekaan RI
Terungkap Foto-foto Proklamasi yang Tercecer, Jarang Dilihat Publik, Ini Fotografernya
''Jadi Frans termasuk orang yang canggih, karena dia sudah pakai kamera jenis itu. Yang juga digunakan para wartawan foto di Eropa,'' katanya.
TRIBUN-MEDAN.COM - Masyarakat Indonesia selama ini hanya disodori segelintir foto pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, namun diduga ada foto-foto lain yang masih tercecer.
Foto itu diabadikan oleh Frans Soemarto Mendur, memperlihatkan Sukarno membacakan Proklamasi di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Selembar foto ikonik itu seakan merupakan satu-satunya pengetahuan visual tentang peristiwa keramat itu. Padahal masih ada beberapa foto lain, yang sayangnya tidak banyak juga.
Pada 17 Agustus 1945, Frans bersama kakaknya, Alex Impurung Mendur, memotret proklamasi. Sayangnya, Alex tertangkap tentara Jepang dan foto hasil jepretannya 'dimusnahkan'.
Foto-foto karya Frans menjadi bukti sejarah dan terbit pertama kali di Harian Merdeka pada Februari 1946, enam bulan usia Republik, setelah ia berhasil menggulung rol film dan menanamnya di kantor Harian Asia Raya yang tidak jauh dari Tugu Proklamasi sekarang.
Keluarga Mendur mengaku, sebetulnya ada lima foto Proklamasi yang mereka simpan.
''Lima foto. Sukarno baca Proklamasi, penaikan bendera, teks proklamasi ditulis tangan, teks proklamasi diketik, lalu Mohamad Hatta saat suasana upacara. Rolnya masih ada,'' kata Pierre Mendur, yang sekarang mengelola Tugu Pers Mendur di Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, tanah kelahiran Mendur.
Namun, keterangan keluarga Mendur diragukan oleh fotografer senior sekaligus kurator Galeri Foto Antara, Oscar Motuloh.
IPPHOS/TUGU PERS MENDURFoto proklamasi hasil jepretan Frans Mendur mengabadikan momen pembacaan naskah proklamasi oleh Sukarno, didampingi Mohammad Hatta, di Jalan Pegangsaan Timur 56, 72 tahun yang lalu.
Dari penelitian untuk mencari dan melacak kembali foto Proklamasi, Oscar mewakili Kantor Berita Antara bersama Yayasan Bung Karno menemukan 13 jepretan Frans Mendur lainnya pada 2012.
Foto-foto langka yang jarang terlihat tersebut sempat dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara dan kini tersedia dalam aplikasi augmented reality kekinian di telefon genggam dengan nama 'Histori Masa Depan'.
Dan, Oscar menduga 'masih ada foto-foto lain yang tercecer'.
''Barangkali nih, ada foto-foto lain yang tercecer karena rol film pada waktu itu ada yang 12, 24, dan 36 (frame) satu rol,'' ujarnya membantah penuturan keluarga Mendur bahwa rol Frans hanya berkapasitas enam frame.
IPPHOS/TUGU PERS MENDURDetik-detik proklamasi. Dari kanan ke kiri, Latuharhary, Fatmawati, Samsi, dan SK Trimurti. Di barisan belakang AG Pringodigdo dan Sujono.
Berpatokan pada format foto, Oscar menjelaskan Frans menjepretnya dengan kamera merek Leica berukuran kecil yang mulai digunakan wartawan foto pada 1937. Bukan kamera besar yang memakai plat.
''Jadi Frans termasuk orang yang canggih, karena dia sudah pakai kamera jenis itu. Yang juga digunakan para wartawan foto di Eropa,'' katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/foto-proklamasi_20170818_132652.jpg)