Penculikan Anak

Mencari Anak Kandungnya, Pria Ini Tewas Diamuk Massa yang Termakan Berita Hoax Penculikan

Beredarnya informasi palsu atau berita bohong satu di antara dampak negatif kemajuan teknologi informasi tersebut.

SURYA/MUCHSIN RASJID
Korban Fauzi ketika dievakuasi ke mobil polisi, usai dihakimi ratusan massa gara-gara diteriaki siswa SD sebagai penculik, Selasa (21/3/2017). (SURYA/MUCHSIN RASJID) 

Ia ke sana hendak mengunjungi cucunya.

Dalam perjalanan, korban tidak tahu persis rumah anaknya tersebut sehingga menimbulkan kecurigaan masyarakat setempat karena gerak-geriknya aneh.

Masyarakat setempat yang telah dikompori isu penculikan anak, tanpa konfirmasi lagi, langsung bertindak anarkis dan membabi buta.

Kapolda Kalbar meminta masyarakat tak mudah percaya berita bohong, tidak sesuai fakta dan tanpa dasar yang disebarkan di media sosial.

"Hukum harus ditegakkan, kita akan memproses siapa pun yang bertindak melawan hukum," Kapolda Kalbar menegaskan.

Beredarnya berita bohong sudah sangat meresahkan kehidupan bermasyarakat.

Menurut Musyafak, berita bohong sudah menjadi penyakit yang menulari masyarakat.

"Hoax saat ini termasuk salah satu penyakit sosial masyarakat, selain penyakit sosial masyarakat yang sudah ada yaitu judi, minuman keras, narkoba, tawuran, kejahatan kriminal, sex bebas," ujar Musyafak.

Begitu meresahkannya informasi bohong karena mengandung unsur kebencian, permusuhan, berita bohong yang semuanya itu berpotensi memecah belah keutuhan NKRI.

Kepolisian akan tegas menindak para pelaku pembuat atau penyebar berita bohong karena dapat menular dan meresahkan masyarakat.

Dikatakan Musyafak, warga mesti kritis menyikapi informasi bohong. Ia meminta setiap orang memiliki kebiasaan menganalisis berita dan mengkroscek kebenaran berita tersebut.

(Tribun Pontianak/Tito Ramadhani)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved