Kenaikan BBM

Borong 120 Liter Bensin untuk Stok 3 Minggu

Banyak warga Timor Leste memilih membeli bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Indonesia karena perbedaan harganya cukup signifikan

Borong 120 Liter Bensin untuk Stok 3 Minggu - Borong_120_Liter_Bensin_untuk_Stok_3_Minggu.JPG
KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE
Pedagang eceran yang berjejer di sepanjang jalan protokol Kota Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (7/3/2012)
TRIBUN-MEDAN.com, KEFAMENANU - Banyak warga Timor Leste memilih membeli bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Indonesia karena perbedaan harganya cukup signifikan. Di Timor Leste, harga per liter bensin adalah 1,2 dollar AS atau sekitar Rp 15.000. Padahal di wilayah Indonesia hanya Rp 4.500 per liter.

Warga distrik Oekusi, Timor Leste bernama Angelino da Conceicao, yang ditemui di lokasi pasar lama Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (7/3/2012) siang, mengaku sering membeli BBM di wilayah Indonesia dengan alasan harganya lebih murah. Tidak heran bila dia memborong BBM dalam jumlah banyak untuk persediaan dua sampai tiga minggu.

"Saya rancang khusus tangkinya (modifikasi) dengan menambah kapasitas pengisian yang semula standar. Saya ubah menjadi 120 liter sehingga nanti pada saat sampai Timor Leste saya akan pakai untuk mobil saya tiap hari," kata Conceicao.

Dia mengaku pergi ke Indonesia dua atau tiga kali dalam sebulan. Dia selalu menggunakan jalur legal dengan terlebih dahulu mengurus kelengkapan dokumen berupa paspor, yang diurusnya dengan mengeluarkan dana sekitar 50 dollar AS

Bukan hanya BBM yang dibelinya di Indonesia. Conceicao juga memborong sembako, pakaian, aksesoris, bahkan onderdil mobil. Jadi sekali masuk ke wilayah Indonesia, dia membawa uang hingga Rp 50 juta dan selalu habis. Semua barang yang telah dibeli itu tidak diperiksa petugas pos perbatasan karena mereka sudah saling kenal.

"Khusus untuk pengisian BBM biasa kita akan isi dobel yaitu di SPBU dan di pedagang bensin eceran karena kalau isinya di SPBU apalagi dalam  jumlah yang banyak tentu saya perasaan (merasa tidak enak) sama pembeli yang lain karena kami kan warga negara lain,"ujar Conceicao

Menurut Maria, seorang petugas SPBU di sekitar Kefamenanu, dalam sehari belasan mobil berpelat Timor Leste mengisi BBM di SPBU tempatnya bekerja. Katanya, hal itu bukan pemandangan aneh.

"Kami sebagai petugas tentunya tidak membatasi pemakaian oleh siapapun itu, baik oleh mobil berpelat Indonesia maupun Timor Leste karena bagi kami yang penting BBM kami cepat laku," jelas Maria.

Sementara itu ditemui secara terpisah, salah seorang pedagang bensin eceran Jhoni Kolo, mengatakan sejak dia berjualan bensin eceran lima tahun lalu, sudah hampir puluhan kali mobil berpelat Timor Leste sering membeli bensin ecerannya yang dijual seharga Rp 5.000 per botol.

"Saya tidak bisa pastikan berapa kali mobil berpelat Timor Leste beli bensin eceran saya, tapi saya perkirakan sudah puluhan kali, bahkan pernah semua bensin yang saya jual ada sekitar tiga jeriken sebanyak 75 liter habis diborong oleh orang Timor Leste," urai Kolo.

Untuk diketahui ratusan pedagang eceran BBM tersebar merata di seluruh kota Kefamenanu. Sementara yang berada di luar kota bisa mencapai  ribuan pedagang. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved