Bersihnya Kota di Eropa Timur

TRIBUN-MEDAN.com - BEKERJA di sebuah firma akuntan internasional, membuat saya berkeliling sejumlah negara setiap tahunnya untuk urusan pekerjaan. Sejak 29 September hingga 15 Oktober 2011, saya kembali bertugas ke sejumlah kota di Eropa Timur seperti Kiev, Kharkov, Warsawa dan Krakow. Di sela-sela melaksanakan pekerjaan, saya menyempatkan diri untuk menikmati suasana kota yang saya datangi. Terkadang saya juga membandingkannya dengan kota yang sebelumnya saya singgahi sebelum bekerja di Belanda yaitu Medan.

Saya menyimpulkan bahwa Medan memiliki wilayah yang lebih luas, perputaran uang yang lebih besar dan fasilitas yang lebih baik, tetapi kota-kota yang saya datangi bersih dan sangat terawat. Kebersihan dan penataan kota yang baik membuat kota-kota ini terlihat lebih maju dari Medan.

Sewaktu saya tiba di Warsawa, Polandia, saya heran mengapa kota ini seperti Amsterdam ya. Katanya Polandia masih negara berkembang seperti Indonesia. Saya berpikir Warsawa layaknya Jakarta, tapi malah sebalaiknya tak jauh beda bila dibandingkan Amsterdam atau London. Kuncinya hanya satu, bersih. Bersihnya kota-kota di Polandia menggambarkan kota-kota di negara maju lainnya seperti Belanda, Perancis atau Inggris.

Beberapa hari kemudian saya bertugas ke kota Krakow, Polandia. Kota ini adalah kota kelahiran Paus Johannes II. Sama halnya dengan Warsawa, kota ini tampak bersih dan indah, padahal perputaran uang jauh lebih banyak di Medan dibandingkan Krakow. Kehidupan mewah jauh lebih banyak kita jumpai di Medan, tapi Krakow terlihat seperti kota di negara maju, bersih dan indah. Meskipun masih ada warga miskin di Krakow, tetapi kebersihan dan penataan kota yang baik menutupi kekurangan tersebut (warga miskin).

Minggu berikutnya saya bertugas ke Kiev, Ukraina. Dibandingkan Ukraina, Indonesia jauh lebih kaya dari semua segi, tapi waktu saya tiba di Bandara Internasional Kiev, ternyata bandaranya hanya sebesar Bandara Polonia. Bandara Polonia juga jauh lebih mewah, tetapi Bandara Kiev jauh lebih bersih layaknya Bandara Schippol di Amsterdam. Transportasi yang saya gunakan di Kiev adalah bus. Jangan berpikir bus ini bus mewah. Malah kualitasnya sama seperti sudako pintu belakang di Medan (kolo-kolo). Tetapi bedanya, bus di Kiev bersih dan nyaman.

Minggu berikutnya saya ke Kharkov. Dibandingkan Kharkov, Medan juga jauh lebih unggul. Di Kharkov belum ada ditemui shopping centre seperti Medan Mall atau Sun Plaza. Tapi soal kebersihan, Kharkov sama bersihnya dengan Barcelona atau Lisabon.

Saya melihat kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan sangat tinggi. Di kota-kota ini, tak ada kita temukan warga membuang sampah sembarangan. Warga kota selalu dianjurkan agar membuang sampah pada tempatnya dan memisahkan sampah yang bisa diurai dan yang tak bisa diurai. Sampah yang bisa diurai selanjutnya digunakan sebagai kompos untuk tanaman tanaman hias di sekitar rumah.

Kebersihan lingkungan ini selalu diprogandakan lewat sekolah, media cetak, gereja, radio, sampai iklan televisi di berbagai channel dengan selalu memberi saran saran untuk menjaga lingkungan bersih dan sehat dan manfaat secara langsung dan tidak langsung ke pribadi masing masing sampai dampak positif ke kota tersebut yang memicu datangnya turis lokal dan non lokal menikmati indahnya kota mereka.

Dulu saya berpikir bersihnya suatu kota dikarenakan majunya negara tersebut. Bisa kita bandingkan antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura. Tapi nyatanya tidak. Setelah saya bertugas di sejumlah Negara di Eropa Timur, pemikiran seperti ternyata salah. Kebersihan di kota-kota di Eropa Timur ini tidak 100 persen diambil alih oleh pihak kebersihan kota yang bersangkutan tapi diambil alih semua penduduk.

Semua penduduk mempunyai kesadaran tinggi akan pentingya kebersihan lingkungan. Dengan bersihnya kota, warga akan bebas dari berbagai polusi yang menyebabkan berbagai penyakit dan banjir.

Bagaimana dengan Medan? Mari kita semua warga Medan bekerja sama untuk menciptakan Medan bebas dari semua polusi. Membuang sampah sembarangan akan mengakibatkan polusi mulai dari polusi tanah , air dan udara. Mari, kita mulai dari pribadi kita masing-masing, lalu kita anjurkan ke keluarga dan lingkungan. Bagi warga Muslim, mari kita gerakkan kampanye kebersihan dari masjid, umat Nasrani dari gereja dan umat Budha serta Hindu dari vihara dan candi masing-masing. Dinas Kebersihan kota juga harus menambah tong sampah di semua jalan-jalan umum yang akan mempermudah warga menjaga kebersihan lingkungan. Bersihnya suatu kota akan memancarkan bersihnya hati penduduk Medan.(*)