Gempa dan Tsunami
Tokyo Panik karena Radiasi
Kepanikan melanda Tokyo
Laporan Wartawan Tribun Medan
* Toko Don Quixote Kehabisan Stok
* Kecelakaan Nuklir Terburuk Akibat Bencana
Kabar tentang radioktif tersebut menyebabkan sebagian penduduk meninggalkan Tokyo atau menimbun stok makanan.
Sejumlah kedutaan besar menyarankan para staf untuk meninggalkan daerah yang terpapar, wisatawan mempersingkat waktu kunjungannya dan sejumlah perusahaan
multinasional mengatakan kepada stafnya untuk pergi dari Tokyo setelah radioaktif dalam tingkat rendah terdeteksi di salah satu kota terbesar dunia yang
pada penduduk itu. Sebagai salah satu tanda kepanikan, Don Quixote, toko 24 jam yang menjual barang-barang umum di distrik Roppongi, Tokyo, kehabisan radio,
senter, lilin, tempat bahan bakar dan kantung tidur, Selasa, sebagaimana diberitakan Reuters yang datang ke toko itu.
Beberapa wartawan internasional yang meliput bencana di kawasan yang paling terkena dampak di kota sebelah timur laut Sendai yang dihancurkan gempa dan
tsunami raksasa dan menewaskan setidaknya 10.000 orang, juga ditarik. Kantor agen pencari kerja asal Inggris, Michael Page International di Tokyo ditutup
selama beberapa minggu. "Saya pergi ke Singapura besok dan akan bekerja dari kantor kami di Singapura," kata seorang pegawai.
Kantor berita Kyodo News mengatakan "sedikit tingkat radioaktif di atas normal" terdeteksi di Tokyo dan tingkat radiasi di Saitama, dekat Tokyo, 40 kali di
atas batas normal, tetapi tidak cukup untuk menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia walau cukup memicu kepanikan di kota metropolitan yang ramai, ultra-modern, dan sangat efisien dengan penduduk sekitar 12 juta orang itu.
Angin di sekitar pembangkit tenaga nuklir yang diguncang gempa tersebut bertiup pelan ke arah barat daya, termasuk melalui Tokyo tetapi akan bertiup ke
sebelah barat pada Selasa, kata pejabat kantor cuaca. Angin bertiup dengan kecepatan sekitar 2-3 meter per detik, kata pejabat Badan Metereologi Jepang yang berbasis di Prefektur Fukushima, lokasi dari tiga reaktor yang bermasalah.
Sebelumnya Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, memperingatkan tingkat radioaktif telah meningkat di sekitar reaktor nuklir setelah ledakan di dua reaktor dan menambahkan bahwa resiko kebocoran radioaktif juga meningkat.