Kapolres Tapteng Hadiri Upacara Hari Pahlawan, Mensos Serukan Tiga Pilar Keteladanan Pahlawan

Disebutkan para pahlawan mengajarkan bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, melainkan ditempa oleh tiga pilar utama.

Editor: Muhammad Tazli
Tribun Medan/ IST
Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endrajaya S.I.K., M.Si hadiri upacara peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025 yang di gelar Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) di Lapangan Sepak Bola GOR Pandan.  Senin, 10 November 2025 pukul 08.00 WIB. 

TRIBUN-MEDAN.com, TAPTENG – Kapolres Tapanuli Tengah, AKBP Wahyu Endrajaya S.I.K., M.Si hadiri upacara peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025 yang di gelar Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) di Lapangan Sepak Bola GOR Pandan.  Senin, 10 November 2025 pukul 08.00 WIB.

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kehadiran Kapolres menunjukkan komitmen Polri dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan.

Upacara dipimpin oleh Dansatradar 103 Sibolga Letkol Lek Heri Nur Nugroho, S,T., M.Han ini juga dihadiri Wakil Bupati Tapanuli Tengah Mahmud Efendi Lubis, pimpinan TNI, dan berbagai elemen masyarakat. 

Dalam amanatnya, Irup mengajak seluruh hadirin untuk meneladani para pahlawan bangsa. Disebutkan para pahlawan mengajarkan bahwa kemerdekaan tidak diraih dengan tergesa-gesa, melainkan ditempa oleh tiga pilar utama.

Baca juga: Polres Palas Ikuti Upacara Peringatan Hari Pahlawan: Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan

"Pertama, adalah kesabaran yang dimiliki para pahlawan, yaitu kesabaran dalam menempuh ilmu, menyusun strategi, menunggu momentum, dan membangun kebersamaan di tengah segala keterbatasan. Kedua, adalah semangat untuk mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya," ucap Heri. 

Para pahlawan, setelah kemerdekaan diraih, tidak berebut jabatan, melainkan kembali mengabdi kepada rakyat, mengajar, membangun, dan menanam, menjunjung kehormatan sejati pada manfaat yang ditinggalkan, bukan posisi. Ketiga, adalah pandangan jauh ke depan, di mana perjuangan mereka ditujukan untuk generasi yang akan datang dan kemakmuran bangsa.

Amanat tersebut menyimpulkan bahwa perjuangan masa kini telah bergeser dari bambu runcing menjadi perjuangan dengan ilmu, empati, dan pengabdian, namun semangatnya tetap sama: membela yang lemah dan memperjuangkan keadilan. (*)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved