Berita Viral
GEGARA Sopir Ambulans Asyik Main Voli, Pasien Kritis di Gorontalo Meninggal, Keluarga Pilih Laporkan
Gegara sopir ambulans asyik main voli, pasien kritis bernama Havid S Duto di Gorontalo meninggal dunia. Keluarga pun ngamuk tak terima dan laporkan ke
TRIBUN-MEDAN.COM – Gegara sopir ambulans asyik main voli, pasien kritis bernama Havid S Duto di Gorontalo meninggal dunia.
Seorang pasien bernama Havid S Duto meninggal dunia karena ambulans tak tersedia dimana sopirnya sedang lomba voli.
Kini keluarga bernama Havid S Duto pun memilih melaporkan kejadian.
Havid meninggal pada Senin (17/11/2025), saat dalam perjalanan menuju RS Aloei Saboe menggunakan taksi.
Keluarga menerima ajal adalah ketentuan Tuhan, namun mereka tetap terpukul karena merasa kematian Havid terjadi terlalu cepat dan dipicu oleh dugaan kelalaian tenaga kesehatan.
Yang paling disesalkan keluarga adalah lambannya respons terhadap kondisi darurat Havid.
Havid sebenarnya berencana dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, kendaraan yang seharusnya dapat menembus kemacetan dan tiba lebih cepat.
Namun, ambulans tak kunjung datang.
Akhirnya, keluarga terpaksa membawa Havid menggunakan taksi berbayar, yang harus berjuang melewati jalanan macet hanya dengan klakson biasa.
Baca juga: Terancam 20 Tahun Penjara, Ammar Zoni Nekat Mau Nikahi Dokter Kamelia, Orang Tua Kekasih Bereaksi
Risnawati Duto, sepupu korban, mengungkapkan kekecewaannya saat ditemui Tribun Gorontalo di rumah duka.
Menurutnya, ambulans sama sekali tidak bisa diandalkan pada momen kritis tersebut.
Ia menyebut sopir ambulans lebih memilih mengikuti pertandingan bola voli dibanding mengantarkan pasien dalam kondisi darurat.
Keluarga memang tidak membawa Havid ke UGD Puskesmas Sipatana terlebih dahulu karena ingin ia langsung mendapatkan penanganan di rumah sakit.
Mereka hanya berharap ambulans puskesmas dapat digunakan agar Havid dapat tiba lebih cepat.
Namun menurut mereka, kedua sopir ambulans Puskesmas Sipatana justru tidak berada di tempat karena hendak mengikuti pertandingan voli.
Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Sipatana, Rita Bambang, membenarkan situasi tersebut.
Ia menjelaskan pada saat itu pihak puskesmas sedang mengikuti kegiatan olahraga dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN).
Rita mengakui menerima telepon dari pihak keluarga yang meminta peminjaman ambulans.
Ia membantah menolak permintaan itu, namun mengatakan tidak ada sopir yang tersedia.
"Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main voli," ujar Rita.
Baca juga: SEMPAT Disebut Dijual ke Kamboja, Kini Rizki Kiper Muda Mendadak Muncul Ngaku karena Kemauan Sendiri
Rita menambahkan keluarga pasien sebenarnya merupakan tenaga kesehatan yang mestinya memahami prosedur penanganan.
Ia menyayangkan Havid tidak dibawa ke UGD Puskesmas terlebih dahulu, yang jaraknya cukup dekat.
"Ada orang kesehatan di situ (bersama pasien). Sebaiknya ke Puskesmas, cuma berapa kilo dari sini. Ke UGD dan itu UGD ada oksigen, ada infus untuk sementara," jelasnya.
Ia juga membantah isu pihak puskesmas menolak meminjamkan ambulans dengan sopir dari masyarakat.
Menurut Rita, saat ia hendak memberikan izin, sambungan telepon dengan pihak keluarga mendadak terputus.
“Tiba-tiba telepon putus,” ucapnya.
Baca juga: Mayat Laki-Laki Ditemukan di Depan SMP Negeri 2 Siantar, Polsek Bangun Cari Petunjuk Lain
Keluarga Lapor ke Wali Kota
Keluarga korban berencana mengadukan kasus yang menimpa Havid ke Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea.
Mereka menilai hingga saat ini belum ada itikad baik dari pihak puskesmas maupun pemerintah sejak insiden itu terjadi.
Yuriske Duto, salah satu keluarga korban, menegaskan kejadian ini sudah sangat fatal terjadi.
Hingga saat ini saja pun kata Yuriske, tidak ada dari pihak Puskesmas Sipatana yang datang walau hanya untuk meminta maaf.
"Sampai sekarang pun tidak ada itikad baik dari Kapus atau dari puskesmas tidak ada yang datang ke rumah duka," ungkap Yuriske.
Sehingga hal itulah yang mendorong Yuriske bersama keluarga untuk melaporkan masalah ini kepada pengambil kebijakan di Kota Gorontalo.
"Kita maunya ketemu sama kapus, keluarga dan Pak Wali Kota," tegas Yuriske, Rabu (19/11/2025), dikutip dari Tribun Gorontalo.
Kata Yuriske, Sekda Kota Gorontalo sebenarnya sudah mengundang lurah setempat untuk membahas masalah ini, namun ia tak mengizinkan.
Meskipun Lurah Sipatana masih termasuk keluarga, namun Yuriske menolak mentah-mentah.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/PASIEN-MENINGGAL-Kolase-foto-Kepala-Puskesmas-Sipatana-Rita-Bambang-dan-mobil.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.