Berita Viral
MAKIN MELUAS Kendaraan Brebet Usai Isi BBM Pertalite di SPBU Pertamina Jatim, Ini Tanggapan Bahlil
Fenomena sepeda motor brebet atau mengalami masalah mesin usai mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina makin meluas di Jawa Timur
TRIBUN-MEDAN.com - Fenomena sepeda motor brebet atau mengalami masalah mesin usai mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina makin meluas di Jawa Timur (Jatim).
Awalnya, keluhan ini dirasakan sejumlah penegndara di tiga kabupaten yakni Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro.
Selang beberapa hari, kasus serupa muncul di sejumlah kabupaten dan kota lainnya, termasuk Surabaya.
Merespons hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, sudah menurunkan tim untuk melakukan investigasi.
Kata Bahlil, hasil investigasi penyebab masalah ini akan diketahui paling lama dalam waktu dua hari.
"Ya, tadi saya begitu mendarat, langsung saya panggil Dirut Pertamina Patra Niaga, kemudian BPH Migas, sama Lemigas, untuk menerima laporan langsung dari mereka," kata Bahlil, usai mengunjungi pembukaan Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).
Baca juga: RESPONS Pertamina Heboh Dugaan BBM Pertalite Tercampur Air di Tiga Kabupaten Jatim
Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah telah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas masalah ini. Tim tersebut terdiri dari perwakilan Dirjen Migas, Lemigas, BPH Migas, dan Pertamina Patra Niaga.
"Karena untuk minyak yang didistribusi baik solar maupun bensin, Pertalite, di SPBU itu di bawah Pertamina Patra Niaga. Dirutnya ada di sini," jelasnya.
Ia menargetkan hasil pengecekan kualitas bahan bakar tersebut dapat segera diketahui. "Paling lama saya butuh waktu 1-2 hari. Besok saya rapat akan langsung memimpin di Jakarta," tegas Bahlil.
Mengenai dugaan sabotase atau penyebab lainnya, Bahlil enggan berspekulasi. Ia memilih menunggu laporan tim investigasi yang sedang bekerja.
"Kita lihat, kita belum bisa mengandai-andai. Saya belum bisa menyimpulkan tentang kebenarannya, apa benar atau tidak benar, kita tunggu kajian tim," katanya.
Meski demikian, Bahlil menjamin sanksi tegas akan dijatuhkan jika Pertamina terbukti bersalah atau lalai dalam menjaga kualitas bahan bakar.
"Kalau kemudian ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan oleh Pertamina, maka pemerintah akan memberikan sanksi tegas," tandasnya.
"Tapi kan kita tidak bisa menduga-duga, karena belum semuanya clear. Kita tunggu dulu, melihat kadar kesalahannya," sambungnya.
Lebih lanjut, Bahlil juga memastikan pemerintah akan memikirkan skema ganti rugi bagi masyarakat yang kendaraannya terlanjur rusak.
"Nanti saya akan pertemuan dengan Pertamina, baru kita cek. Kalau memang itu benar rusak, saya minta nanti Pertamina untuk menanggung semuanya, untuk memberesin semuanya. Bahkan saya akan meminta kepada Pertamina untuk membuat pos pengaduan," ujarnya.
Puluhan Motor Masuk Bengkel
Sementara itu, Service Advisor bengkel Honda Anugrah Jaya Bangkalan, Alfian, mengatakan sejak kemarin terdapat sekitar 20 motor yang mengalami keluhan serupa yakni motor brebet.
"Iya dari kemarin ramai, rata-rata keluhannya sama, motor brebet," ujarnya, Rabu (29/10/2025).
Akibatnya, tangki motor milik pelanggannya itu harus dikuras. Saat bahan bakar dikeluarkan, Alfian mengaku aroma yang keluar lebih menyengat dari biasanya.
"Baunya lebih menyengat. Kalau warnanya sih sama dengan Pertalite pada umumnya," imbuhnya.
Ia menduga, kerusakan motor itu terjadi akibat bahan bakar yang dicampur dengan cairan lain. Namun ia tak bisa memastikan campuran cairan apa yang ada di dalam Pertalite tersebut.
"Untuk campurannya apa saya tidak tau, ya kemungkinan etanol itu. Karena sebelumnya sangat jarang kasus motor brebet apalagi ini serentak sama keluhannya," ungkapnya.
Salah satu pelanggan bengkel, Roni, mengaku semula motornya tidak mengalami kendala apapun. Namun, setelah ia mengisi Pertalite di Krian kemarin, motornya mulai tidak nyaman digunakan.
"Jadi sebelumnya itu enak. Kemarin isi Pertalite di Krian, setelah itu motornya mulai tidak enak dipakai. Lalu tadi brebet saya bawa ke bengkel," jelasnya.
Ia mengaku resah dengan adanya isu campuran etanol di dalam bahan bakar Pertalite. Sebab, motor miliknya itu digunakan untuk wara wiri keluar kota menggunakan Pertalite.
"Ya kami sebagai pelanggan Pertamina juga resah kalau memang isu itu benar. Pertalite ini menjadi kebutuhan pokok bagi kami yang sering pakai motor," imbuhnya.
Akibat kerusakan tersebut, ia harus merogoh kocek hingga Rp 250.000 untuk melakukan perbaikan motornya agak kembali nyaman digunakan.
"Seharusnya uang tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan lain, terpaksa untuk memperbaiki motor," ungkapnya.
Pelanggan lain, Ansori, mengaku juga mengalami keluhan brebet. Akibatnya, ia harus mengganti busi motornya dan membersihkan tangki bahan bakar kendaraan tersebut.
"Iya ini tadi ganti busi. Tangki juga dikuras supaya tidak brebet lagi. Ya mau tidak mau beralih ke Pertamax," ujarnya.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Sidang Korupsi Jalan di Sumut: Eks Kadis PUPR Mulyono Saling Bantah dengan Mariam
Di Surabaya, sejumlah konsumen yang terdampak BBM Pertalite mulai melapor ke SPBU Pertamina.
Terdapat empat SPBU di Surabaya yang membuka posko pengaduan. Salah satunya, SPBU 5460146, Jalan Arif Rahman Hakim No 150, Kecamatan Sukolilo.
Dikutip dari Kompas.com, seorang konsumen terdampak tengah melapor sekitar pukul 16.00 WIB. Ia adalah Eko Dwi Santoso (30), warga Kapas Baru, Kenjeran, Surabaya.
“Saya beli Pertalite kemarin pukul 06.15 WIB di sini (SPBU Arief Rahman Hakim). Mulai Brebet kemarin malam pukul 21.00 WIB,” kata Eko, Rabu (29/10/2025).
Namun, hari ini sekitar pukul 08.00 WIB saat istrinya menggunakan motor untuk mengantarkan anak ke sekolah, kendaraannya mendadak mogok.
“Seperti kehabisan bensin, tapi bensinnya masih ada. Tadi sempat saya servis dan ganti busi habis sekitar Rp 60.000,” jelasnya.
Sehari-hari, ia bekerja sebagai ojek online (ojol). Hari ini ia memutuskan untuk tidak bekerja karena khawatir membawa penumpang dengan kondisi motor brebet.
“Ya khawatir, saya kan bawa penumpang. Kalau ada apa-apa gimana. Jadi ya libur dulu,” bebernya.
Ia berharap, setelah melapor ke SPBU ada tindak lanjut dari Pertamina untuk segera memperbaiki kualitas BBM Pertalite.
“Kecewa, karena kalau diisi pertalite, rusak. Kalau bisa ya normal kaya dulu lagi, kan masyarakat kecil kan belinya pertalite, pertamax."
"Kalau pertamax turbo, dll itu gak bisa beli. Selisihnya 3 ribu bisa buat beli susu itu. Kan agak berat kalau anak kecil,” jelasnya.
Sementara itu, istrinya Viga Puspitarini (30) mengatakan bahwa mereka memutuskan melapor usai membaca informasi dari media bahwa Pertamina membuka posko pengaduan.
“Waktu di jalan mati sendiri. Sudah diservis 1 kali jadi kami khawatir. Terus saya baca media banyak yang melapor jadi kami ikut lapor daripada banyak korban juga,” tuturnya.
Viga juga mengizinkan suaminya tidak menarik penumpang sementara waktu sebab ia khawatir akan kondisi penumpang dan keluarganya. “Gak bisa Gojek ini karena baru diservis. Kalau buat Gojek takut,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| NASIB Istri Sah AKBP Basuki Usai Dosen Untag Selingkuhan Suaminya Sampai 1 KK Tewas di Hotel |
|
|---|
| Muncul Pengakuan Dosen Untag Levi Sebelum Tewas, Sebut AKBP Basuki Sudah Pisah dengan Istri |
|
|---|
| Motif Wanita Muda Tega Habisi Tetangga Sendiri, Korban Dipukul Pakai Balok saat Sujud Sholat Magrib |
|
|---|
| Kronologi Tewasnya Wanita Paruh Baya Usai Sujud Terakhir, Dapat Tamu Sempat Cekcok Soal Utang |
|
|---|
| Dosen Untag Sudah Diperingati Berkali-kali, Hati-hati Jadi Pacar Polisi, Apalagi Suami Orang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Brebet-usai-isi-pertalite.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.