Berita Viral

PERAN Kopda FH Anggota TNI Tersangka Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Serahkan Rp45 Juta Jadi Imbalan

Terkuak peran Kopda FH anggota TNI tersangka pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta

Instagram Ilham/Ist
PEMBUNUHAN KEPALA CABANG BANK BUMN - Sosok pria berbatik cokelat terekam CCTV saat Ilham Pradipta diculik. Gelagatnya jadi sorotan, tapi diduga tak terlibat. 

TRIBUN-MEDAN.COM – Terkuak peran Kopda FH anggota TNI tersangka pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Ilham Pradipta.

Adapun anggota TNI berpangkat Kopral Dua (Kopda) dan berinisial FH terlibat pembunuhan  Kepala Cabang Bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta.

Kini sosok dan perannya pun terkuak.

"Terduga pelaku dengan inisial Kopda (Kopral Dua) FH,” ujar Donny saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/9/2025). 

Donny memastikan Kopda FH telah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini ditahan di Pomdam Jaya. 

“Saat kejadian tersebut, (Kopda FH) sedang dicari oleh satuan karena tidak hadir tanpa izin dinas,” katanya. 

Meski demikian, untuk identitas lebih lengkap mengenai anggota TNI tersebut, seperti berasal dari kesatuan mana, masih belum dijelaskan secara detail.

Lalu apakah peranan Kopda FH?

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Kopda FH berperan sebagai perantara untuk mencari orang yang akan menjemput paksa atau menculik korban. 

Eras, salah satu penculik Ilham Pradipta mengaku sempat bertemu dengan Kopda FH di sebuah kantin di kawasan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025). 

Baca juga: Pengendara Sepeda Motor di Sidikalang Tewas Usai Tabrak Tiang Lampu

Pada Senin (18/8/2025), Kopda FH menelpon Eras untuk menawarkan pekerjaan sekaligus mengajaknya bertemu di kantin tersebut. 

“Tanggal 19 Agustus 2025, Eras dan beberapa kawan pelaku bertemu dengan oknum F di kantin daerah Cijantung sekitar pukul 09.00 WIB untuk membahas perihal pekerjaan yang dimaksud,” ujar kuasa hukum Eras, Adrianus Agal, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/9/2025). 

“Bahwa oknum F menjelaskan kepada Eras terkait pekerjaan yang dimaksud tersebut adalah untuk menjemput paksa (menculik) korban (Ilham),” tambah dia.

Agal mengungkapkan, Eras sudah kenal Kopda FH jauh sebelum peristiwa penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN terjadi. 

Pada Rabu (20/8/2025), hari eksekusi penculikan, Eras bersama kawan-kawan kembali bertemu dengan Kopda FH di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB. 

Saat pertemuan, Kopda FH menjelaskan rencana jemput paksa terhadap Ilham.

Jika rencana itu berhasil, Eras diminta menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai “tangan kanan bos”. 

“Dan nanti korban akan diantar kembali ke rumahnya oleh tangan kanan bos tersebut, dan oknum F menjelaskan ada tim lain yang sedang mengikuti korban,” ucap Agal. 

Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, Kopda FH disebut menerima informasi dari tim pengintai terkait keberadaan Ilham di Lotte Grosir Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. 

Oleh karena itu, Kopda FH memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi. 

Kelompok pelaku dalam klaster penculikan tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.

Sekitar pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya. 

Baca juga: Liciknya AF Pembunuh dan Pelaku Asusila Bocah 5 Tahun di Konawe, Ikut Cari, Sengaja Sesatkan Warga


 
Saat Ilham hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menariknya lalu memaksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban. 
 
Setelah itu mereka pun keluar dari area parkir Lotte Grosir Pasar Rebo. 

“Awalnya korban akan diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum F mengarahkan ke daerah Tanjung Priok,” jelas dia. 

Namun, Eras disebut tidak menyetujui penyerahan korban di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Eras pun bertolak ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. 

“Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran, dan korban diserahkan kepada oknum F dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB. Bahwa sekitar pukul 19.00 WIB, korban dibawa oleh tangan kanan bos,” ucap Agal. 

Eras dan kawan-kawan serta D bergerak menuju Arcici Sport Center, Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. 

Setiba di sana, Kopda FH menyerahkan uang senilai Rp 45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan. 

Usai menerima jatah, Eras dan teman-temannya kembali ke tempat tinggal. 

Dalam kesempatan ini, Agal membantah Eras ditangkap polisi pada Kamis (22/8/2025) saat hendak melarikan diri ke kampung halamannya. 

Eras disebut meninggalkan Jakarta karena hendak mengikuti acara adat. 

“Eras mengetahui korban meninggal usai Satuan Reskrim Polres Manggarai Barat menunjukan foto bahwa orang yang mereka jemput paksa sudah meninggal,” ungkap dia. 

“Pada saat itu juga Eras meminta ke anggota polisi untuk menelepon oknum F, dan Eras sangat syok mendengar korban meninggal. Berulang kali Eras menelepon, namun tidak tersambung,” tambah dia. 

Adapun kronologi yang disampaikan Agal bukan alur cerita resmi dari kepolisian. 

Polda Metro Jaya sebagai penyidik masih menelusuri perkara ini meski sebanyak 15 orang telah ditangkap. 

Artikel ini telah tayang di Bangkapos

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved