Berita Viral

INDONESIA Sorotan Dunia di Tengah Gelombang Protes Tunjangan DPR: 9 Tewas dan 20 Orang Hilang

Gelombang demonstrasi besar-besaran yang melanda Indonesia sejak 25 Agustus 2025 telah menorehkan luka mendalam bagi banyak keluarga.

|
Editor: AbdiTumanggor
Tribunnews/Alfarizy Ajie Fadhillah
POTRET saat massa memanas di sekitar kawasan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat(29/8/2025) malam lalu. Massa bahkan membakar gerbang tol Pejompongan yang lokasinya tepat berada di depan kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pantauan Tribunnews api berkobar besar di gerbang tol tersebut. Aksi pembakaran gerbang tol tersebut terjadi sekitar pukul 20.45 WIB. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Gelombang demonstrasi besar-besaran yang melanda Indonesia sejak 25 Agustus 2025 telah menorehkan luka mendalam bagi banyak keluarga.

Di balik angka-angka korban dan laporan media, tersimpan kisah pilu yang menggambarkan dampak nyata dari konflik antara rakyat dan aparat.

Salah satunya adalah kisah Andika Lutfi Falah, remaja 16 tahun asal Kabupaten Tangerang, Banten, yang meninggal dunia setelah dua hari hilang usai mengikuti aksi demonstrasi di Gedung DPR/MPR RI.

Andika, siswa kelas 2 SMK 14 Kabupaten Tangerang, awalnya meminta izin kepada pihak sekolah untuk mengantar ibunya berobat.

Tanpa sepengetahuan guru maupun keluarga, ia berangkat ke lokasi demonstrasi bersama teman-temannya.

Selama dua hari, keluarga kehilangan jejak Andika karena ia tidak membawa ponsel maupun kartu identitas.

Baru pada Sabtu, pihak keluarga mengetahui bahwa Andika dirawat dalam kondisi kritis di RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta. 

Menurut petugas medis, ia mengalami luka retak di bagian kepala yang diduga akibat hantaman benda tumpul.

Meski belum diketahui secara pasti penyebab kematiannya, keluarga memilih untuk mengikhlaskan kepergian Andika dan tidak menempuh jalur hukum.

Kisah Andika bukan satu-satunya. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan bahwa hingga 1 September 2025, terdapat 23 laporan orang hilang, dengan 20 di antaranya belum ditemukan. 

Mereka dilaporkan hilang di Bandung, Depok, serta wilayah administratif Jakarta Pusat, Timur, dan Utara.

Satu insiden lainnya terjadi di lokasi yang belum diketahui.

Jumlah yang Ditangkap dan Tersangka Demo Kericuhan di Wilayah Indonesia

Data Nasional (Per 1 September 2025):

  • 3.195 orang ditangkap (15 Polda)
  • 387 orang dipulangkan
  • 2.753 orang masih diperiksa

"3.195 orang yang diamankan di 15 Polda di wilayah Indonesia,"ujar Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Karopenmas Divisi Humas Polri.

  • Rincian Jumlah Tersangka per Wilayah (Per 2 September 2025)

1. Polda Metro Jaya → 38 orang

2. Polda Jawa Timur (Jatim) → 55 orang

3. Polda Jawa Tengah (Jateng) → 7 orang

4. Polda Bali → 5 orang

5. Polda Papua Barat Daya → 4 orang

  • Rincian Penangkapan per Polda:

1. Polda Metro Jaya → 1.240 orang

2. Polda Jawa Timur (Jatim) → 709 orang

3. Polda Jawa Tengah (Jateng) → 653 orang

4. Polda Jawa Barat (Jabar) → 147 orang

5. Polda Bali → 138 orang

6. Polda Kalbar → 91 orang

7. Polda Sumsel → 63 orang

8. Polda DIY → 60 orang

9. Polda Sumut → 50 orang

10. Polda Jambi → 17 orang

11. Polda Banten → 15 orang

12. Polda Sulbar → 6 orang

13. Polda Papua Barat Daya → 4 orang

14. Polda Sulteng → 1 orang

15. Polda NTB → 1 orang

Sorotan Media Luar Negeri

Media internasional seperti AFP dan The Guardian turut menyoroti tragedi ini. 

Dalam laporannya, AFP menyebut bahwa demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah ricuh setelah bentrokan dengan aparat, menewaskan sedikitnya 6 orang.

The Guardian menyoroti kemarahan publik yang dipicu oleh tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp 50 juta per bulan, hampir 10 kali lipat dari upah minimum di Jakarta.

Salah satu korban tewas lainnya adalah Affan Kurniawan, pengemudi ojek daring berusia 21 tahun, yang dilindas kendaraan taktis Brimob di lokasi demonstrasi.

Presiden Prabowo Subianto telah mengutuk aksi anarkis dan berjanji menyelidiki kasus kematian Affan.

Polisi telah menahan tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat.

Di tengah desakan publik dan sorotan internasional, Kantor HAM PBB meminta investigasi independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan.

Demonstrasi ini menjadi yang terbesar sejak Prabowo menjabat sebagai presiden, memicu pengerahan militer di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Gorontalo, dan Makassar.

Tragedi Andika dan hilangnya 20 orang lainnya menjadi pengingat bahwa di balik tuntutan politik dan kebijakan, ada nyawa-nyawa yang terenggut dan keluarga-keluarga yang berduka.

Mereka bukan sekadar angka dalam laporan, melainkan manusia dengan harapan dan masa depan yang kini terputus.

Kronologi Demonstrasi dan Insiden Terkait

25 Agustus 2025:

- Gelombang demonstrasi besar-besaran dimulai di sejumlah kota di Indonesia, dipicu oleh kenaikan tunjangan rumah bagi anggota DPR.

- Aksi awalnya berlangsung damai namun berubah ricuh setelah bentrokan dengan aparat.

- Sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 1.200 orang ditangkap di Jakarta.

28 Agustus 2025:

- Andika Lutfi Falah (16), siswa SMK 14 Kabupaten Tangerang, mengikuti aksi di Gedung DPR/MPR RI.

- Ia meminta izin pulang dari sekolah dengan alasan mengantar ibunya berobat, lalu berangkat ke lokasi demonstrasi tanpa sepengetahuan guru dan keluarga.

- Setelah dua hari hilang, Andika ditemukan dalam kondisi kritis di RS TNI AL Mintoharjo.

29 Agustus 2025:

- Andika dibawa ke RS TNI AL Mintoharjo dalam kondisi kritis, mengalami luka retak di tempurung kepala belakang akibat hantaman benda tumpul.

1 September 2025:

- Andika meninggal dunia setelah dirawat selama tiga hari.

- Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan 23 orang hilang, 20 di antaranya belum ditemukan.

- Media asing seperti AFP dan The Guardian menyoroti insiden ini dan menyebutkan kemarahan publik dipicu oleh tunjangan DPR yang mencapai Rp 50 juta per bulan.

- Kantor HAM PBB meminta investigasi independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan.

2 September 2025:

- Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen untuk menindak tegas aparat yang terbukti bersalah dalam insiden tewasnya Affan Kurniawan. 

- Polisi telah menahan tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat.

(*/Tribun-medan.com)

Artikel telah tayang di Tribunnews.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

 
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved