Berita Internasional

Pacaran Dua Tahun dan Siap Menikah, Pria Syok Berat setelah Temukan Rahasia Besar Sang Kekasih

Setelah dua tahun menjalin hubungan dengan kekasihnya, ia baru mengetahui fakta mengejutkan bahwa wanita yang ia cintai.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
RAHASIA KEKASIH TERUNGKAP - Ilustrasi pria. Menjelang hari pernikahan, pria kaget tahu kekasih simpan rahasia soal masa lalunya, Rabu (12/11/2025) 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang pria bernama Dat (31 tahun) mengalami dilema berat menjelang pernikahannya.

Setelah dua tahun menjalin hubungan dengan kekasihnya, ia baru mengetahui fakta mengejutkan bahwa wanita yang ia cintai.

Dikutip dari Eva.vn, Sabtu (15/11/2025), kisah ini terungkap ketika Dat memutuskan mencari nasihat melalui program “Pelajaran Hidup” karena merasa bingung dan tak tahu harus berbuat apa.

Dat mengaku awalnya hanya menganggap hubungannya dengan sang kekasih sebagai cinta ringan tanpa rencana serius.

Namun, seiring berjalannya waktu, perasaannya tumbuh semakin dalam hingga ia benar-benar ingin berkomitmen dan melangkah ke jenjang pernikahan.

Selama hampir dua tahun berpacaran, Dat telah memperkenalkan kekasihnya kepada orang tuanya dan juga sempat berkunjung ke rumah keluarga sang wanita.

Semuanya berjalan baik hingga baru-baru ini ia menemukan bahwa wanita yang dicintainya memiliki seorang anak kecil yang belum pernah disebutkan sebelumnya.

“Mungkin dia belum cukup percaya diri untuk menceritakannya kepada saya,” ujar Dat dalam program tersebut.

Ketika ditanya lebih lanjut, sang kekasih dengan jujur mengaku bahwa dirinya pernah hamil dengan mantan kekasih.

Namun karena adanya penolakan dari kedua keluarga, terutama dari pihak laki-laki, hubungan mereka kandas dan tidak sampai ke pernikahan.

Sang wanita kemudian memutuskan untuk melahirkan dan membesarkan anaknya seorang diri hingga saat ini.

Ia juga berharap Dat dapat memahami masa lalunya, serta mau berbagi tanggung jawab dan kasih sayang terhadap anak itu.

Pengakuan itu membuat Dat terkejut dan mengalami pergulatan batin.

“Saya benar-benar mencintainya, tapi di dalam hati masih ada tembok besar. Saya belum bisa mengatasi perasaan canggung karena dia punya anak. Saya tidak yakin apakah saya cukup kuat dan tulus untuk menerima kenyataan bahwa bila menikah dengannya, saya juga harus merawat anak dari pria lain,” ungkapnya jujur.

Keluarga pihak wanita diketahui sangat mendukung hubungan mereka dan bahkan bersedia membantu dengan cara merawat anak tersebut agar keduanya bisa menjalani kehidupan rumah tangga dengan lebih nyaman.

Namun, keluarga Dat justru masih ragu.

Orang tuanya tidak menolak sang wanita, tetapi tetap mengingatkan Dat untuk berpikir matang sebelum mengambil keputusan besar.

Mereka menilai bahwa Dat, yang masih lajang, masih memiliki banyak pilihan lain yang mungkin lebih sesuai.

Selain itu, mereka juga mengkhawatirkan kemungkinan munculnya permasalahan di masa depan, terutama soal perbedaan antara anak kandung dan anak tiri.

“Saya benar-benar bingung, tidak tahu apakah saya bisa menerima situasi ini. Mungkin dia tahu bahwa saya ingin menikah tapi tidak ingin mengasuh anaknya, jadi dia marah. Kami sudah tidak berkomunikasi selama dua minggu,” ujar Dat.

Dalam program “Pelajaran Hidup”, Dr. Dinh Doan, seorang pakar psikologi, mendengarkan keluh kesah Dat dan menanggapinya dengan berbagai pertanyaan reflektif.

Ia bertanya kepada Dat apa hal terbesar yang membuatnya ragu, apakah karena merasa terbebani harus membesarkan anak orang lain, karena melihat masa lalu sang kekasih, atau karena takut cintanya akan terbagi setelah menikah nanti.

“Dia pernah bilang, ‘Jika harus memilih, aku takkan menikah tapi juga takkan meninggalkan anakku.’ Saya merasa cemburu, takut suatu saat kalau kami berselisih, dia akan meninggalkan saya demi anaknya,” ucap Dat menjawab pertanyaan itu.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Dinh Doan menjelaskan bahwa menikah dengan ibu tunggal bukan hanya berarti hidup bersama anaknya, tetapi juga dengan ‘kehadiran masa lalu’ yang terwujud dalam diri anak itu.

“Orang bilang, cinta lama sulit padam. Bila suatu hari mantan kekasihnya datang menjenguk anak itu, apakah kamu siap? Anak itu tidak bersalah, tapi semua kemungkinan ini harus kamu pikirkan matang-matang,” ujarnya.

Dr. Dinh Doan kemudian memberi dua saran kepada Dat. Pertama, jika tidak sanggup, sebaiknya berhenti dengan baik-baik tanpa menyalahkan masa lalu siapa pun, dan tetap menjaga hubungan baik sebagai teman.

Kedua, jika masih ingin berusaha, keduanya bisa mencoba hidup bersama sementara waktu layaknya pasangan suami istri, untuk melihat sejauh mana cinta dan rasa saling menerima bisa bertahan.

“Jika setelah tinggal bersama kamu merasa nyaman dan bisa mencintai keduanya, lanjutkan. Tapi kalau terasa sesak dan tidak sanggup, lebih baik berhenti sebelum terlambat,” tutup Dr. Doan.

Ia menegaskan bahwa kini keduanya sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang diambil tanpa perlu terus-menerus meminta restu atau saran dari orang tua.

Dengan kondisi yang membingungkan itu, Dat kini tengah menimbang masa depan hubungannya, antara cinta yang tulus terhadap kekasihnya dan ketakutan akan beban tanggung jawab baru yang datang bersamanya.

 

(cr31/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved