Berita Internasional
Lakukan Pemeriksaan karena Tak Kunjung Punya Anak, Istri Pingsan saat Tahu Suaminya Punya Rahim
Sebuah kisah mengejutkan datang dari pasangan suami istri di Shanghai, Tiongkok.
Penulis: Randy | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah kisah mengejutkan datang dari pasangan suami istri di Shanghai, Tiongkok.
Setelah tiga tahun menikah dan berjuang keras untuk memiliki keturunan tanpa hasil, sang istri akhirnya jatuh pingsan di rumah sakit setelah mengetahui kebenaran soal suaminya.
Dari hasil pemeriksaan, baru diketahui bahwa sang suami ternyata secara biologis adalah seorang perempuan.
Dikutip dari Sanook, Rabu (29/10/2025), kisah ini dialami oleh seorang wanita bernama Tu (nama samaran), berusia hampir 30 tahun. Ia telah menikah selama tiga tahun dengan pria seusianya.
Selama ini, kehidupan rumah tangga mereka terlihat normal dan harmonis. Namun, satu hal yang selalu menjadi beban keluarga adalah mereka belum juga dikaruniai anak, meski telah berusaha keras.
Menurut pengakuan Tu, suaminya selalu percaya bahwa anak adalah hadiah dari Tuhan, sehingga mereka tidak pernah merasa terburu-buru untuk melakukan pemeriksaan medis.
Namun, karena tekanan dari kedua pihak keluarga semakin besar, akhirnya mereka memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mencari tahu penyebab mereka belum memiliki keturunan.
Awalnya, pasangan ini memeriksakan diri ke klinik swasta, namun hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kelainan. Setelah itu, mereka dirujuk ke rumah sakit khusus fertilitas pria.
Di sana, dokter menyampaikan bahwa kasus suaminya tampak cukup rumit dan kemungkinan terkait dengan gangguan perkembangan seksual.
Mereka kemudian disarankan untuk melanjutkan pemeriksaan di Rumah Sakit Anak Shanghai, yang memiliki pusat penelitian dan diagnosa penyakit perkembangan seksual (DSD).
Hasil pemeriksaan ultrasonografi di rumah sakit tersebut akhirnya mengungkap fakta mencengangkan.
Menurut dokter spesialis endokrin, meskipun suami Tu memiliki organ kelamin pria secara lahiriah, namun tidak ditemukan adanya testis (buah zakar).
Sebaliknya, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa di dalam tubuhnya terdapat rahim dan indung telur.
Temuan itu mengindikasikan bahwa sang suami sebenarnya adalah seorang perempuan secara biologis, yang mengalami kelainan perkembangan sistem reproduksi atau DSD (Disorders of Sex Development).
Dalam kasus ini, kelebihan hormon androgen yang disebabkan oleh kelainan kelenjar adrenal bawaan membuat tubuhnya berkembang dengan ciri-ciri maskulin.
Mendengar penjelasan tersebut, Tu yang berada di ruang pemeriksaan langsung syok dan pingsan di tempat.
Ia tidak menyangka bahwa suami yang selama ini hidup bersamanya ternyata secara biologis bukan laki-laki.
Sementara sang suami pun tak kalah terkejut dan sulit menerima kenyataan tersebut.
Para ahli medis menjelaskan bahwa DSD adalah kondisi langka yang memengaruhi perkembangan organ kelamin dan ciri seksual seseorang.
Kondisi ini dapat muncul sejak lahir atau saat masa pubertas. Gejalanya bervariasi, mulai dari organ kelamin yang tidak jelas, gangguan menstruasi, hingga infertilitas atau ketidakmampuan memiliki keturunan.
Dalam kasus suami Tu, dokter menyebutkan bahwa sejak lahir, ia mengalami kelebihan hormon androgen dari kelenjar adrenal, yang menyebabkan perkembangan fisik menyerupai laki-laki.
Untuk bisa melanjutkan hidup sebagai pria, ia perlu menjalani operasi rekonstruksi organ kelamin eksternal serta menjalani terapi hormon dalam jangka panjang.
Dokter juga menekankan pentingnya deteksi dini terhadap gangguan perkembangan seksual.
Beberapa tanda yang patut diwaspadai meliputi organ kelamin yang tidak sesuai dengan jenis kelamin, perkembangan seksual yang tidak wajar saat pubertas, menstruasi yang tidak teratur, serta kesulitan dalam memiliki anak.
Selain menjadi masalah medis, kasus seperti ini juga membawa dampak sosial dan psikologis yang besar. Penderita DSD kerap menghadapi tekanan dari lingkungan, kebingungan identitas, serta kesulitan dalam menjalani hubungan pernikahan.
Oleh karena itu, para ahli mendorong masyarakat agar lebih terbuka dan memahami kondisi ini tanpa stigma.
Kasus pasangan Tu kini menjadi perhatian publik di Tiongkok. Banyak warganet menyoroti pentingnya pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum menikah, serta empati terhadap mereka yang hidup dengan kondisi biologis berbeda.
Meskipun kenyataan pahit ini mengguncang kehidupannya, Tu dikabarkan tetap berusaha tegar menghadapi situasi dan berfokus pada pemulihan emosionalnya.
(cr31/tribun-medan.com)
| Viral Pengantin Wanita Diduga Kawin Lari dengan Selingkuhannya Beberapa Jam setelah Resmi Menikah |
|
|---|
| Baru 10 Hari Menikah, Janda Anak 4 Laporkan Suaminya atas Dugaan Pencurian dan Ancaman Kekerasan |
|
|---|
| Berat Badan Istri Tak Kunjung Turun padahal Sudah Habiskan Banyak Uang, Suami Kecewa dan Ancam Talak |
|
|---|
| Korbankan Semua Uang demi Suami, Istri Kecewa saat Tahu Sosok yang Dijadikan Ahli Waris |
|
|---|
| Tak Terima Diceraikan, Wanita Ini Nikahi Ayah Selingkuhan Suaminya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Wanita-Beristrikan-perempuan_berita-viral-internasional_.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.