Istri Rela Tinggalkan Karir demi Bisa Hamil, Suami Malah Ketahuan Bawa Wanita Lain ke Hotel

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita hamil 6 bulan harus menelan pil pahit setelah mengetahui suaminya berselingkuh, padahal dirinya sudah rela mengorbankan karier demi bisa memiliki anak.

Kisah pilu ini menjadi sorotan karena pengorbanan sang istri ternyata berbuah pengkhianatan.

Dikutip dari Eva.vn Rabu (3/9/2025), perempuan berusia 29 tahun ini awalnya mengira pernikahannya akan penuh kebahagiaan. Ia telah menjalin hubungan cinta selama 4 tahun sebelum akhirnya menikah.

Pada saat pernikahan, kariernya sedang menanjak pesat. Perusahaan tempat ia bekerja baru saja mempromosikannya menjadi kepala tim dengan gaji serta fasilitas menjanjikan.

Namun, di balik kebahagiaan itu, dokter menyampaikan kabar yang cukup mengejutkan. Kondisi kesuburannya dinyatakan lemah sehingga peluang untuk hamil secara alami sangat kecil. Mendengar hal itu, sang suami justru memberikan dukungan penuh.

“Kalau harus berhenti kerja supaya fokus menjalani program hamil, berhenti saja. Aku bisa menanggung semuanya,” kata sang suami kala itu.

Pernyataan tersebut membuat sang istri semakin yakin telah memilih pasangan hidup yang tepat. Ia rela berhenti bekerja dan mencurahkan seluruh waktu untuk menjalani berbagai program kesuburan.

Mulai dari inseminasi, menghitung masa subur, terapi obat, hingga akupuntur, semuanya ia jalani dengan sabar. Usaha panjang selama setahun akhirnya membuahkan hasil, ia hamil anak pertama.

Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan sebentar. Pada trimester pertama, ia mengalami mual parah.

Bau nasi, sabun, bahkan aroma tubuh suaminya membuatnya muntah. Berat badannya turun hingga 4 kilogram.

Meski sibuk dengan pekerjaan, sang suami masih menyempatkan diri memasak bubur dan memaksanya makan. Saat itu, sang istri merasa sangat beruntung memiliki pasangan yang perhatian.

Sayangnya, sejak memasuki usia kandungan 5 bulan, sikap sang suami berubah. Ia sering pulang larut malam dengan alasan ada proyek baru dan tuntutan lembur dari klien.

Istrinya percaya begitu saja, hingga suatu malam ia terbangun dan tidak menemukan suaminya di ranjang. Saat turun ke ruang tamu, ia melihat suaminya sedang asyik mengetik pesan di ponsel dengan ekspresi tegang sekaligus bahagia.

Ketika ditegur, sang suami tergesa-gesa menyimpan ponsel dan berkata sedang berdiskusi pekerjaan dengan rekan. Walau mencoba percaya, firasat seorang istri membuatnya yakin ada sesuatu yang disembunyikan.

Kecurigaan itu terbukti ketika ia tengah membereskan lemari untuk menyiapkan perlengkapan bayi.

Dari saku jas suaminya, ia menemukan struk hotel bintang empat untuk dua orang. Yang mengejutkan, tanggal pada struk itu sama persis dengan waktu sang suami mengaku sedang dinas luar kota.

Dengan hati hancur, ia langsung bertanya pada malam harinya. Sang suami sempat terdiam sebelum akhirnya beralasan bahwa itu hanya urusan menjamu klien yang kebetulan ada rekan perempuan. Namun, penjelasan itu tak mampu menutupi kecurigaan.

Untuk memastikan, ia meminta bantuan kenalan untuk mengawasi. Hanya butuh tiga hari hingga bukti perselingkuhan terbongkar.

Sang suami kedapatan bergandengan tangan dengan seorang perempuan muda, makan bersama, lalu masuk ke hotel. Fakta tersebut membuat hatinya hancur berkeping-keping.

Semua pengorbanan karier, kesehatan, hingga penampilan yang ia lakukan demi memiliki anak, ternyata dibalas dengan pengkhianatan.

Ketika diintrogasi, sang suami berlutut dan meminta maaf. Ia beralasan bahwa dirinya khilaf, merasa kesepian karena sang istri yang sedang hamil kurang memberi perhatian.

Sang istri hanya bisa menahan tangis. Baginya, alasan itu terdengar ironis. Ia sudah berjuang keras untuk melahirkan keturunan, namun justru itu dijadikan dalih untuk berselingkuh.

Meski hatinya hancur, ia tidak langsung mengajukan perceraian. Demi menjaga kondisi kandungan, ia memilih menenangkan diri.

“Pergilah kalau mau, tapi ingat, anakku tetap akan memakai namamu. Hanya saja aku tidak butuh suami seperti kamu lagi,” ucapnya tegas.

Sejak saat itu, hubungan mereka berubah drastis. Mereka tinggal serumah tetapi seperti orang asing. Suaminya masih memberikan uang bulanan dan sesekali menanyakan kabar, namun tatapan penuh cinta sudah tak ada lagi.

Sang istri akhirnya menemukan kekuatan baru dari bayi dalam kandungannya. Setiap kali janin menendang, ia merasa memiliki alasan untuk tetap tegar.

Ia mulai aktif mengikuti yoga kehamilan, membaca buku, mendengarkan musik, dan menjaga pola makan. Dokter pun memuji kondisi dirinya dan janin yang sehat.

Dalam hatinya, ia sudah memutuskan setelah anak lahir, ia akan resmi mengakhiri pernikahan ini. Ia tidak ingin membesarkan anak dalam kebohongan. Baginya, tidak mungkin mendidik anak soal kesetiaan bila ayahnya sendiri telah mengkhianati ibu.

“Mungkin anakku nanti tidak tumbuh dengan keluarga lengkap. Tapi aku yakin bisa memberikan cukup kasih sayang dan perhatian. Kehilangan pengkhianat bukanlah kehilangan, melainkan sebuah kebebasan,” ujarnya tegas.

Kini, ia hanya ingin fokus pada kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi seorang ibu tunggal yang kuat. Baginya, cerita pahit ini menjadi pelajaran bahwa seorang perempuan bisa rapuh, tapi juga bisa menjadi sosok paling tangguh ketika sedang mengandung.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan