Berita Binjai Terkini

Agar Tak Candu Gadget, Ribuan Murid SD-SMP di Kota Binjai Ikuti Festival Permainan Anak Tradisional

Mereka mengikuti tujuh jenis lomba, yakni congklak, bola balik balok, pecah piring, terompah, hadang, tarik tambang, dan enggrang.

TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD ANIL RASYID
PERMAINAN TRADISIONAL - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah II bersama dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Binjai menggelar Festival Permainan Anak Tradisional. Acara ini berlangsung di Lapangan Merdeka Kota Binjai pada Sabtu (23/8/2025) pagi. 

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah II bersama dengan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Binjai menggelar Festival Permainan Anak Tradisional

Acara ini berlangsung di Lapangan Merdeka Kota Binjai pada Sabtu (23/8/2025) pagi.

Festival ini diikuti lebih dari ribuan peserta dari tingkat SD dan SMP. 

Mereka mengikuti tujuh jenis lomba, yakni congklak, bola balik balok, pecah piring, terompah, hadang, tarik tambang, dan enggrang.

Ketua panitia perlombaan, Juandi, menyebut kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mengajak anak-anak kembali menikmati permainan warisan bangsa. 

“Tujuan utama kegiatan ini agar anak-anak bisa terlepas dari gadget dan kembali menikmati permainan tradisional,” ujar Juandi. 

Suasana festival semakin meriah dengan iringan musik tradisional dari berbagai daerah.

Tak hanya itu, ada beberapa hadiah yang tersedia. Berupa dua sepeda, lima tas sekolah, dua kipas angin, enam bola olahraga, tiga payung, hingga uang tunai bagi 21 pemenang lomba.

Kepala BPK Wilayah II Medan, Sukron Edi, menegaskan bahwa festival ini akan terus menjadi agenda rutin. 

Menurutnya, pelaksanaan dilakukan setiap tahun secara bergiliran di 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara.

“Kita berupaya agar festival permainan tradisional terus diadakan. Tahun lalu berlangsung di Medan, tahun ini di Binjai, dan tahun depan rencananya di Tapanuli Tengah,” ucap Sukron.

Ia menambahkan, permainan tradisional merupakan objek pemajuan kebudayaan yang harus dijaga. 

Melalui festival ini, generasi muda diharapkan dapat mengenal, memainkan, sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa.

 

(cr23/tribun-medan.com) 

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved