Sumut Terkini

BKKBN Sumut Ikuti Talk Show Solidaritas GENTING “Tumbuh Tanpa Batas” bersama Tribun Network

Kegiatan berlangsung di Studio Kompas TV Jakarta dan diikuti secara daring oleh 33 provinsi se-Indonesia, termasuk Sumatera Utara.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
TALKSHOW- Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Dr. Fatmawati, ST., M.Eng, bersama jajaran pegawai mengikuti secara daring kegiatan Talk Show Solidaritas GENTING “Tumbuh Tanpa Batas” yang digelar Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN bekerja sama dengan Tribun Network, Rabu (15/10/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN melalui Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara turut berpartisipasi dalam kegiatan Talk Show Solidaritas GENTING “Tumbuh Tanpa Batas” yang digelar bekerja sama dengan Tribun Network, Rabu (15/10/2025).

Kegiatan berlangsung di Studio Kompas TV Jakarta dan diikuti secara daring oleh 33 provinsi se-Indonesia, termasuk Sumatera Utara.

Talk show ini menjadi bagian dari upaya memperkuat sinergi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting melalui gerakan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).

Dalam kesempatan itu, Menteri Kemendukbangga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd, menjelaskan bahwa GENTING merupakan bentuk nyata mandat Presiden untuk memperhatikan kesehatan ibu hamil dan keluarga muda.

“Satu kalimat yang saya pegang dari Presiden adalah tolong urus ibu hamil. Kalimat itu saya terjemahkan dalam program GENTING,” ujar Wihaji.

Ia menuturkan, gagasan GENTING lahir dari dua inspirasi besar, yakni Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan hasil survei yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia dikenal sebagai bangsa paling dermawan di dunia.

“Dari semangat kedermawanan itu, kami percaya gerakan ini bisa berjalan karena banyak perusahaan melalui CSR yang bersedia menjadi orang tua asuh bagi keluarga risiko stunting,” ungkapnya.

Wihaji juga menyoroti tantangan kependudukan Indonesia yang masih besar. Dari total 72 juta keluarga, sekitar 8,6 juta masih hidup tanpa sarana dasar yang layak: 3,7 juta tanpa jamban, 1,9 juta tanpa air bersih, dan 1,4 juta tergolong keluarga risiko stunting (KRS).

“Prioritas kita adalah menyelamatkan 1.000 hari pertama kehidupan anak. Kalau terlambat, kita hanya bisa menjangkau dua persen, artinya kita kehilangan generasi emas bangsa,” tegasnya.

Selain itu, ia menyinggung program MBG (Makanan Bergizi untuk Ibu dan Anak) sebagai pelengkap GENTING dalam membantu ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD agar terhindar dari risiko stunting.

Sementara itu, CEO Tribun Network Dahlan Dahi menyampaikan bahwa Tribun telah berkomitmen terhadap kampanye penanganan stunting sejak lama.

“Tribun sudah ikut serta dalam penanganan stunting sejak 2003. Kami berterima kasih karena diberi kesempatan berkolaborasi dengan BKKBN,” katanya.

Menurutnya, kerja sama ini penting untuk memperluas literasi publik tentang pentingnya perencanaan keluarga dan kualitas generasi penerus bangsa.

“Insight dari BKKBN mengenai dua anak cukup menjadi bagian penting edukasi untuk generasi muda,” ujarnya.

Dari Sumatera Utara, Kepala Perwakilan BKKBN Sumut, Dr. Fatmawati, ST., M.Eng, melaporkan bahwa pelaksanaan program Orang Tua Asuh Cegah Stunting di provinsi ini telah menunjukkan hasil menggembirakan.

“Dari 44.325 keluarga risiko stunting, hampir 100 persen telah mendapat intervensi, terutama dalam bentuk edukasi dan pemenuhan kebutuhan dasar seperti air bersih, jamban layak, serta bantuan nutrisi,” jelasnya.

Fatmawati menuturkan, bentuk bantuan paling dominan saat ini adalah edukasi, sementara bantuan nutrisi banyak diperoleh dari sinergi CSR, salah satunya PTPN yang telah menyalurkan bantuan nutrisi dan jamban layak bagi 200 keluarga di Desa Segambar, Labuhanbatu Selatan.

“Program GENTING ini tidak menggunakan APBN atau APBD. Semangatnya adalah kolaborasi pentahelix bagaimana pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat ikut bergerak,” ujarnya.

Menurutnya, tantangan utama saat ini bukan lagi menjangkau keluarga risiko stunting karena seluruh data sudah terintegrasi melalui sistem Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).

“Tantangannya sekarang adalah bagaimana menggaet mitra untuk menjadi orang tua asuh,” katanya.

Ia menjelaskan, berdasarkan peta determinan stunting di Sumut:

Padang Lawas Utara dan Mandailing Natal: kebutuhan nutrisi tertinggi.

Mandailing Natal, Tapanuli Utara, Karo, dan Nias Utara: masih membutuhkan sarana jamban layak.

Tapanuli Utara dan Samosir: fokus pada akses air bersih.

Asahan dan Serdang Bedagai: membutuhkan pendampingan dan edukasi keluarga berisiko.

Fatmawati menambahkan, intervensi nutrisi minimal selama enam bulan berturut-turut dapat mengeluarkan anak dari risiko stunting.

“Kalau kita ingin menyiapkan Indonesia Emas 2045, maka kita harus pastikan anak-anak ini tumbuh sehat dan berkualitas,” ujarnya.

Melalui partisipasi BKKBN Sumut dalam talk show nasional ini, semangat kolaborasi lintas sektor dalam penanganan stunting semakin ditegaskan. 

Program GENTING menjadi gerakan bersama untuk menyelamatkan generasi masa depan dimulai dari Sumatera Utara untuk seluruh Indonesia.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved