Berita Deli Serdang Terkini

Dua Kali Pemkab Deli Serdang Segel Sekolah Al Washliyah, Siswa Akhirnya Angkati Meja dan Kursi

Pemkab Deli Serdang dua kali melakukan penyegelan sekolah MTs dan MA Al Washliyah yang berada di Desa Petumbukan.

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
SEGEL SEKOLAH : Siswa Al Washliyah mengangkuti meja dan kursi-kursi setelah dua kali Pemkab Deli Serdang melakukan penyegelan Sekolah, Selasa (15/7/2025). Hingga saat ini Pemkab dan Al Washliyah masih berkonflik karena gedung ini. (TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN) 

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Pemerintah Kabupaten Deli Serdang kembali melakukan penyegelan terhadap Sekolah MTs dan MA Al Washliyah yang berlokasi di Desa Petumbukan, Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Penyegelan terakhir ini terjadi pada Selasa (15/7/2025) dini hari.

Meskipun pintu gerbang sempat terbuka setelah kedatangan pimpinan DPRD Deli Serdang pada Senin pagi, namun malam harinya segel kembali terpasang.

Selain pintu gerbang yang kembali digembok, ruang-ruang kelas juga ikut dikunci.

Al Washliyah Kesulitan, Siswa Pindah Lokasi Belajar

Kondisi ini membuat pihak Al Washliyah kembali kerepotan.

Demi memastikan anak didiknya tidak merasakan dampak berkepanjangan dari konflik ini, Al Washliyah pun memindahkan sebagian siswanya untuk belajar ke gedung utama mereka.

Jarak antara gedung utama dengan sekolah yang disegel ini berkisar 250 meter.

Pantauan www.tribun-medan.com pada Selasa siang menunjukkan, pihak Al Washliyah terlihat mengangkuti meja dan kursi dari dalam ruang kelas.

Meja dan kursi-kursi tersebut dinaikkan ke mobil pikap dan dibawa ke gedung utama.

Di lokasi sekolah yang disegel, beberapa personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terlihat berjaga-jaga, didampingi oleh anggota TNI dan Polri.

Penjelasan Ketua Pengurus Cabang Al Jamiyatul Washliyah

Ketua Pengurus Cabang Al Jamiyatul Washliyah, M. Amin, menerangkan bahwa untuk bisa masuk ke area lingkungan sekolah, mereka harus meminta izin terlebih dahulu kepada petugas Satpol PP.

Pintu gerbang dapat dibuka karena mereka meminta izin untuk mengangkut meja dan kursi.

"Iya, tadi malam ada lagi penyegelan dari pihak Pemkab, dan gedung ini semua tidak boleh digunakan. Mobil [perabot] sekarang kami angkat karena memang milik kami untuk dibawa ke gedung satu (gedung utama). Akan kami susun di sana supaya anak-anak fokus belajar di gedung satu," ujar M. Amin.

Amin menyampaikan bahwa pihak Al Washliyah tidak ingin anak-anak didik mereka terganggu akibat sengketa ini.

Ia menekankan agar anak-anak tetap fokus belajar di tahun ajaran 2025/2026.

Meskipun demikian, Amin tidak menampik bahwa beberapa siswa juga akan tetap belajar di tempat ini, khususnya di area tengah lapangan sekolah.

Sejak Senin sore, tenda sudah didirikan di halaman sekolah.

"Benar saya ada menandatangani kesepakatan dengan Pemkab hari Minggu itu. Tapi yang disepakati itu untuk sama-sama tidak menggunakan gedung. Tanahnya ini kan milik kita makanya kita mau pakai juga untuk belajar mengajar. Di gedung utama enggak bakal cukup menampung anak didik kita," kata M. Amin.

Amin menjelaskan ia mau menandatangani berita acara kesepakatan pada Minggu pagi itu karena mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Disebutkan bahwa saat itu massa sudah berkumpul dan terjadi bentrok.

Agar tidak terjadi adu fisik, ia pun mengambil keputusan untuk menandatangani kesepakatan dengan Pemkab agar sama-sama tidak menggunakan gedung yang dulunya merupakan gedung SMP Negeri 2 Galang.

 

(dra/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved