Breaking News

Berita Viral

Reaksi Hotman Paris Protes 7 Tersangka Pembubaran Ibadah Perusakan Vila tak Ditahan,Halo Menteri HAM

Pengacara Hotman Paris menyoroti kasus perusakan vila yang digunakan sebagai tempat retret di Kampung Tangkil, Desa Tangkil. 7 orang tersangka

Editor: Salomo Tarigan
DOK Warta Kota/Indri Fahra
HOTMAN PARIS: Pengacara Hotman Paris Hutapea 

TRIBUN-MEDAN.com - Pengacara Hotman Paris menyoroti kasus pembubaran ibadah dan perusakan vila yang digunakan sebagai tempat retret di Kampung Tangkil, Desa Tangkil,  Cidahu, Sukabumi.

Dari penyelidikan polisi, saat ini ada 7 orang dijadikan tersangka.

Namun, para tersangka dikabarkan tidak akan ditahan.

MASSA BUBARKAN IBADAH - Aksi massa bubarkan ibadah dan perusakan vila terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hingga viral di media sosial. Berdasarkan unggahan, peristiwa ini terjadi pada Jumat (27/6/2025).
MASSA BUBARKAN IBADAH - Aksi massa bubarkan ibadah dan perusakan vila terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hingga viral di media sosial. Berdasarkan unggahan, peristiwa ini terjadi pada Jumat (27/6/2025). (Instagram/sukabumi_satu)

Hotman Paris memprotes soal adanya usulan penangguhan penahanan 7 tersangka dalam kasus perusakan vila yang digunakan sebagai tempat retret.

Baca juga: Penyebab Tewasnya Brigadir Muhammad Nurhadi, Sempat Pesta Bersama 2 Wanita, 2 Perwira Jadi Tersangka

Diketahui usulan penangguhan penahanan itu dilakukan oleh Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM).

"Halo bapak Menteri HAM jangan sampai ada penangguhan terhadap tujuh tersangka pengrusakan di Sukabumi," kata Hotman kepada wartawan Jakarta Utara, Jumat (4/7/2025).

Sejatinya, kata Hotman, Kementerian HAM harusnya bertugas untuk menindak orang-orang yang melakukan pelanggaran dan bukan malah berpihak kepada tersangka.

"Bapak itu diangkat jadi menteri HAM adalah untuk menangkap orang-orang yang melanggar HAM jangan bapak coba-coba melakukan penangguhan penahanan," tuturnya.

Dia khawatir jika penangguhan penahanan ini tetap dilakukan, maka kejadian serupa bisa terulang kembali.

"Karena ini bisa terjadi terhadap semua agama bukan hanya agama kristen. Jadi sekali lagi pada bapak Menteri HAM jangan bapak bantu untuk penangguhan. Justru bapak ditunjuk sebagai menteri untuk membantu polisi menangkap pelanggar HAM," ucapnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri HAM, Thomas Harming Suwarta, menyampaikan bahwa KemenHAM akan mengajukan permohonan penangguhan penahanan secara resmi kepada pihak kepolisian.

Hal ini disampaikan Thomas pada acara penguatan bersama seluruh unsur Forkopimda Kabupaten Sukabumi dan tokoh Lintas Agama di Pendopo Sukabumi, Kamis (3/7/2025). 

"Dari Kementerian Hak Asasi Manusia memang mendorong untuk dilakukan penangguhan penahanan kepada tersangka. Seperti kata Pak Kapolres tadi, ada upaya penegakan hukum dilakukan secara profesional, proporsional dan tentu berkeadilan," kata Thomas.

Sebelumnya viral sekumpulan orang menggeruduk ibadah Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (27/6/2025). 

Mirisnya, sekelompok orang itu membubarkan para siswa Kristen yang sedang ibadah dalam Vila.

Bahkan, mereka diusir hingga vila dirusak massa.

Salah satu akun Instagram yang mengunggah video aksi tersebut adalah @sukabumi_satu pada Sabtu (28/6/2025).

Dalam video tersebut, tampak sejumlah massa merusak bangunan hingga memecahnya.

Bahkan, ada salah satu pelaku pengrusakan yang sampai mengambil kayu berbentuk salib dan menjatuhkannya ke lantai.

Selain itu, salib berukuran besar tersebut juga digunakan massa untuk memecahkan jendela.

Berdasarkan narasi yang dituliskan oleh akun Instagram tersebut, aksi perusakan disebabkan bangunan tersebut digunakan tempat ibadah.

Baca juga: Bursa Transfer Man United - Ruben Amorim Potensi Dapatkan Eks Bintang Inggris Secara Gratis

 

Narasi yang dituliskan juga menyebut jika setiap kegiatan keagamaan yang dilakukan selalu menutupi jalan warga.

"Rumah ini sudah tiga kali digunakan untuk melakukan ibadah misa," ungkap Ketua RT setempat, Hendra.

"Pernah saat misa beberapa waktu yang lalu sampai ada 23 mobil serta menggunakan bis," imbuh dia.

"Dan hal itu sebelumnya pernah dilakukan peneguran bahkan sudah melarang dan menolak agar tempat ini digunakan untuk sarana peribadatan," katanya.

Di sisi lain, belum ada pernyataan dari pemilik tempat ibadah, seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Kepolisian juga belum mengungkap kronologi dan duduk perkara hingga terjadinya aksi perusakan tersebut.

Baca juga: Kloter 15 Haji Sumut Tiba di Kualanamu, Satu Jemaah Tunda Kepulangan Karena Sakit

Baca juga: Volume Kendaraan Capai 11 Ribu per Hari di Gerbang Tol Kisaran saat Libur Tahun Baru Islam

Sementara itu, politikus PSI sekaligus Calon Ketua Umum PSI, Ronald A Sinaga atau akrab disapa Bro Ron, bereaksi terkait aksi viral massa tersebut.

Ia bakal pasang badan terhadap pemilik vila yang tempatnya dirusak.

"Kepada pemilik villa, jika para anarkis nantinya sudah ketangkep dan mau lakukan gugatan perdata ganti rugi, silakan hubungi saya," tulis Bro Ron di akun Instagramnya yang tayang pada Minggu (29/6/2025).

Sementara itu, politikus PDIP, Muhammad Guntur Romli, turut mengecam terkait dugaan perusakan gereja Kristen yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, dan viral di media sosial.

Guntur menegaskan, tindakan semacam itu membuat rusaknya kerukunan umat beragama di Indonesia.

"Tindakan tersebut merupakan perbuatan melawan hukum, main hakim sendiri, tindakan kekerasan, dan merusak kerukunan umat beragama di Indonesia," kata Guntur dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2025).

Dia juga mengecam adanya salib yang merupakan simbol agama Nasrani dijadikan alat oleh massa untuk melakukan perusakan tempat yang diduga untuk ibadah tersebut.

Guntur mengatakan jika hal serupa dilakukan seperti lafadz 'Allah' diturunkan dan digunakan untuk merusak sesuatu, maka umat Islam dipastikan marah.

"Ini menyedihkan dan menyakitkan," katanya.

Dia pun mendesak agar aparat penegak hukum segera menangkap seluruh pelaku perusakan.

Lebih lanjut, Guntur mengungkapkan, melaksanakan ibadah di Indonesia sebenarnya tidak perlu izin.

Dia mengatakan, jika memang masih ada permasalahan soal pendirian rumah ibadah, maka warga sekitar seharusnya memfasilitasi, alih-alih melarang hingga melakukan perusakan.

Ia menegaskan, negara tidak boleh membiarkan tindakan intoleransi berkembang di Indonesia karena bisa merusak persatuan dan kesatuan antar umat.

"Negeri kita tidak boleh kalah pada pihak-pihak intoleran dan radikal yang mengatasnamakan suatu agama, tapi bertujuan merusak persatuan kita sebagai bangsa," jelasnya.

Aktivis anti intoleransi yang juga pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda, juga mengecam aksi intoleransi yang terus terjadi di Indonesia.

Permadi mengecam aksi intoleransi yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat 27, Juni 2025, lalu.

Dimana menurut Permadi, siswa Kristen dari Jakarta yang melakukan retret di salah satu villa di Sukabumi digeruduk massa, diusir, hingga vila dirusak.

Hal itu diungkapkan Permadi Arya lewat video yang diunggahnya di akun Instagram miliknya, @permadiaktivis2, Minggu (29/6/2025).

"Dan terjadi lagi. Intoleransi di indonesia bagian barat emang udah enggak ada obat."

"Jumat kemarin, siswa siswi Kristen dari Jakarta sedang melakukan kegiatan retret di Sukabumi, digeruduk warga intoleran, diusir dari vila, dan vila dirusak massa," kata Permadi.

Retret tersebut, kata Permadi, semacam piknik rohani sambil liburan, tetapi belajar kitab sambil berdoa.

"Mereka pergi ke sebuah vila di Cidahu, Sukabumi, dan mungkin warga setempat gerah dengar mereka nyanyi-nyanyi," kata Permadi.

"Lalu beramai-ramai mendatangi geruduk kegiatan retret tersebut. Mengusir siswa siswi dari vila, bahkan melakukan perusakan properti dan vandalisme," imbuhnya.

Menurut Permadi, ini bukan soal izin, karena retret tidak perlu izin.

"Ini bukan soal izin. Jangan terkecoh dengan alasan izin. Ini murni Kristen phobia," kata Permadi.

"Kebencian dan ketakutan terhadap agama Kristen yang dibiarkan negara, dari zaman Pak Jokowi sampai presidennya Pak Prabowo," bebernya.

Bahkan, menurutnya, tidak ada atensi dari negara apalagi upaya mitigasi terhadap aksi intoleransi.

"Aparat tidak pernah hadir untuk memastikan kebebasan beribadah bagi umat minoritas, ini realita di Indonesia bagian barat. Indonesia yang Kristen Phobia," katanya.

"Dan karena pemerintah tutup mata, bahkan seringkali memihak pada warga intoleran, mungkin kita anggap saja Indonesia bagian barat ini adalah tempat kalian umat Kristen bisa ikut merasakan tantangan dan penderitaan Yesus memanggul salib. Happy Sunday," kata Permadi.

Baca juga: Penyebab Tewasnya Brigadir Muhammad Nurhadi, Sempat Pesta Bersama 2 Wanita, 2 Perwira Jadi Tersangka

Baca juga: JADWAL SIARAN PSG vs Bayern Muenchen, Balas Dendam Achraf Hakimi, Catatan Pertemuan PSG vs Muenchen

(*/tribun-medan.com)

Sumber: TribunSolo.com/tribunnews.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Berita viral lainnya di Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved