Breaking News

Sumut Terkini

Ekspor Karet Sumut Naik 10 Persen pada Mei 2025, tapi Belum Capai Level Normal

Namun, angka ini masih jauh di bawah rata-rata ekspor normal yang mencapai 42.000 ton per bulan. 

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HO
Petani karet saat memanen getah karet di perkebunan. Ekspor karet Sumut didominasi pasar Asia, dengan Jepang (26,63%) dan AS (18,24%) sebagai tujuan utama. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Ekspor karet alam Sumatera Utara (Sumut) pada Mei 2025 menunjukkan peningkatan sebesar 10,08 persen secara bulanan (month-to-month/MoM), dari 20.799 ton pada April menjadi 22.896 ton.

Namun, angka ini masih jauh di bawah rata-rata ekspor normal yang mencapai 42.000 ton per bulan. 

Data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut mencatat, secara tahunan (year-on-year/YoY), ekspor Mei 2025 melonjak 46,56 persen dibandingkan periode sama tahun 2024 (15.620 ton).

Kendati demikian, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, menegaskan kenaikan ini lebih dipengaruhi faktor pasar sementara, bukan pemulihan produksi atau permintaan global. 

Disebutnya, eksportir sempat menunda pengiriman ke Amerika Serikat (AS) pada April 2025 akibat rencana kenaikan tarif impor dalam kebijakan "Tarif Trump".

Namun, pemerintah AS menunda implementasinya selama 90 jam setelah aturan berlaku, memicu pemulihan pengapalan ke AS di Mei. AS menjadi tujuan ekspor terbesar kedua (18,24 persen) setelah Jepang (26,63 persen). 

“UEA masuk lima besar tujuan ekspor (5,28 persen) untuk pertama kalinya, menggantikan China yang biasanya menjadi konsumen utama. Melemahnya permintaan industri ban di China disebut sebagai penyebab,” jelasnya.

Harga karet alam terus melemah, dari 171,01 sen AS/kg (Mei) menjadi 161,6 sen AS/kg (per 27 Juni 2025). Sementara itu, eksportir mulai bersiap menghadapi regulasi Uni Eropa (European Union Deforestation-free Regulation/EUDR) yang akan berlaku 30 Desember 2025. Aturan ini mewajibkan produk karet bebas deforestasi dan memiliki ketelusuran rantai pasok ketat. 

Edy Irwansyah mengingatkan, meski ekspor ke Eropa naik menjadi 12,75 persen (dari 10,51 persen di April), pelaku usaha harus mempercepat adaptasi terhadap standar keberlanjutan agar tidak kehilangan pasar. 

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved