1 Muharram 1447 H

MALAM 1 SURO 1 Muharram Larangan Keluar Rumah Mitos, Simak Penjelasan Budayawan

Terkait malam 1` suro sebagian mesyarakat mempercayai larangan, seperti tidak boleh atau larangan keluar rumah.

|
Editor: Salomo Tarigan
via tribunkaltim
MALAM 1 SURO: Malam 1 Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram. Masih ada berkembang mitos terkiat malam 1 suro 

TRIBUN-MEDAN.com - Malam 1 Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram sesuai penanggalan Islam.

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah (H) jatuh tanggal 27 Juni 2025.

Terkait malam 1` suro sebagian mesyarakat mempercayai larangan, seperti tidak boleh atau larangan keluar rumah.

Masih ada mitos berseliweran tentang malam 1 suro. 

Benarkah demikian ? 

JUMAT KLIWON- Hari ini tanggal 26 Juni 2025 bertepatan dengan malam Jumat Kliwon 1 Suro. Malam ini dianggap sebagai momen yang sangat sakral.
JUMAT KLIWON- Hari ini tanggal 26 Juni 2025 bertepatan dengan malam Jumat Kliwon 1 Suro. Malam ini dianggap sebagai momen yang sangat sakral. (ChatGPT/Tribun-medan.com)

Malam 1 Suro merupakan malam awal bulan pertama dalam penanggalan Jawa.

Tahun ini, malam 1 Suro jatuh pada Kamis (26/6/2025) malam. 


 1 suro atau tanggal1 Muharram dalam penanggalan Islam, menandai awal tahun baru Hijriah. 

Bagi sebagian masyarakat Jawa, malam 1 Suro dianggap sebagai waktu yang sakral dan penuh makna spiritual.

Adapun salah satu kepercayaan yang berkembang adalah larangan untuk keluar rumah pada malam tersebut.

 

Baca juga: 30 Link Twibbon Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Cara Membuat Twibbon Tahun Baru Islam

Masyarakat percaya, keluar rumah tanpa tujuan yang jelas pada malam 1 Suro dapat membawa kesialan dan mendatangkan hal-hal buruk.

Lantas, benarkah tidak boleh keluar rumah saat malam 1 Suro?


Penjelasan Budayawan Benarkah tidak boleh keluar rumah saat malam 1 Suro

Budayawan sekaligus dosen Program Studi Ilmu Sejarah di UNS Surakarta, Tundjung Wahadi Sutirto, mengatakan kepercayaan bahwa pada malam 1 Suro tidak boleh keluar rumah sebenarnya berasal dari tradisi masyarakat pedesaan di masa lalu.

Pada masa itu, beredar mitos bahwa pada malam 1 Suro, Kanjeng Ratu Kidul mengutus para prajuritnya untuk berkunjung ke keraton, sehingga masyarakat dianjurkan untuk tetap berada di dalam rumah demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dimitoskan bahwa pada malam 1 Suro itu Kanjeng Ratu Kidul sedang mengutus prajuritnya untuk berkunjung ke keraton," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (24/6/2025).

 

Baca juga: 4 Perwira Tinggi Pangkat Komjen yang Dimutasi Kapolri, Termasuk Ketua KPK Setyo Budiyanto

"Dalam perjalanannya itu, daerah yang dilewatinya akan merasakan aura seperti suara deru angin yang kencang. Sehingga agar tidak terkena aura yang negatif karena ada makhluk halus yang lewat maka disyaratkan agar tinggal di dalam rumah saja," sambungnya.

Tundjung menjelaskan, di Jawa, lewatnya mahkluk halus itu dikiaskan dengan istilah lampor.

Menurut kepercayaan, munculnya lampor terjadi saat pergantian Tahun Baru Jawa dan Islam.

Oleh karena itulah kemudian muncul larangan atau pepali yang menganjurkan agar masyarakat Jawa tidak keluar rumah pada waktu tersebut, yakni pada malam 1 Suro.

"Itu tentu sebuah mitos. Tetapi substansinya dalam mitos itu ada nilai yaitu dalam memaknai pergantian tahun dilakukan dengan cara berdiam diri sembari melakukan doa kepada Yang Maha Kuasa," jelas dia.

Mitos malam 1 Suro

Tundjung menjelaskan, banyaknya mitos di malam 1 Suro dapat dikatakan sebagai bentuk pemuliaan bulan.

Di dalamnya terdapat hari Asyura.

Ini ditandai dengan peristiwa besar yang diciptakan oleh Tuhan sebagai bukti kekuasaan-Nya.

"Misalnya, di bulan Suro banyak kejadian seperti diselamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari Firaun," ucap Tundjung.

"Ada juga peristiwa besar lain seperti hari di mana Nabi Yunus diselamatkan dari perut ikan," tambahnya.

Menurutnya, ketika Sultan Agung melihat adanya peristiwa-peristiwa besar di bulan Muharam tersebut.

Ia kemudian menggabungkan kalender Jawa dan Hijriah.

Hal ini dilakukan sebagai upaya menjadikan momen tersebut sebagai pengingat bagi orang Jawa akan kebesaran dan kekuasaan Sang Maha Pencipta.

"Maka agar tuntunan itu lestari, satu-satunya dibungkus melalui mitos-mitos di seputar malam 1 Suro," kata Tundjung.

"Intinya semua mitos dalam bentuk kepercayaan maupun ritual terkait 1 Suro itu esensinya adalah harmonisasi dalam tata kehidupan semesta ini," pungkasnya.

 

Baca juga: 30 Link Twibbon Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Cara Membuat Twibbon Tahun Baru Islam

Baca juga: Cover Lagu Mangu Versi Koplo Viral, Sosok Azizah Gadis Dikenal Semangat Meski Punya Kekurangan Fisik

(*/TRIBUN-MEDAN.com)

Sumber: Tribunnews.com/kompas
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved