Berita Viral
Siska dan Adek Tengah Siapkan Skripsi Saat Tewas Dimutilasi Wanda, Kampus Kenang Sifat Baik Korban
Siska Oktavia Rusdi bersama Adek Gustiana merupakan mahasiswa satu angkatan masuk, yaitu tahun 2020 dengan program studi S1 Manajemen.
TRIBUN-MEDAN.com - Siska dan Adek tengah siapkan skripsi saat tewas dimutilasi Wanda.
Pihak kampus pun mengenang sifat baik korban.
Diberitakan sebelumnya SJ alias Wanda alias Koyek membunuh dan memutulasi 3 orang perempuan di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Baca juga: CEK FAKTA Uang Pecahan 80 Ribu Edisi Khusus Kemerdekaan RI Bergambar Soekarno yang Viral di Medsos
Ketiga korban dikenal berteman.
Berdasarkan informasi yang beredar di sejumlah media sosial, ketiga korban tersebut pernah kuliah di STIE Keuangan Perbankan dan Pembangunan Kota Padang.
Ketua STIE KBP Padang, Suhelmi Helia, membenarkan bahwa ketiga korban pernah menuntut ilmu disana.
Baca juga: Kisah Gadis Lulus SD Dihamili Ayah Tiri, Tak Merasa Jadi Korban, Malah Ogah Pisah dari Pelaku
"Iya benar, ketiga korban itu pernah kuliah di kampus kami," katanya kepada TribunPadang.com, Jumat (20/6/2025).
Menurut Suhelmi, Siska Oktavia Rusdi bersama Adek Gustiana merupakan mahasiswa satu angkatan masuk, yaitu tahun 2020 dengan program studi S1 Manajemen.
Sementara itu, Septia Adinda merupakan mahasiswa angkatan 2018 dengan program studi S1 Manajemen.
Suhelmi juga mengatakan bahwa sebelum Siska dan Adek dikabarkan hilang, kedua mahasiswanya itu sedang menyelesaikan skripsi mereka.
"Siska dan Adek ini sudah habis mata kuliahnya, mereka berdua sebelum hilang itu sedang menyelesaikan skripsinya, kalau tidak salah akan seminar proposal," terangnya.
Sementara itu, mahasiswa yang atas nama Dinda tidak melanjutkan perkuliahannya.
"Kalau Dinda ibu kurang tau, karena ia tidak ada kabar atau kejelasan dulunya, atau mungkin ibu yang kurang mendapatkan informasi terkait Dinda ini," ujarnya.
Baca juga: Jadi Perang Dingin Nikahan Al Ghazali, Ahmad Dhani Sindir Maia Estianty: Saya Juga Gak Pengen Datang
Suhelmi menyebutkan bahwa Siska dan Adek merupakan mahasiswa yang dikenal baik di kampus.
"Anaknya baik, pintar, tidak pernah ada masalah. Di teman-temannya pun dikenal baik," ujarnya.
"Apalagi si Adek, dia itu pintar, dia kuliah disini dengan beasiswa dari pemerintah," sambungnya.
Dengan ditemukannya Siska dan Adek dalam kondisi meninggal dunia, Suhelmi mengatakan bahwa dirinya serta pihak kampus meras terkejut dan terpukul.
"Tentu saja kita terkejut dan terpukul karena mendengar kabar ini setelah satu tahun lebih menghilang. Kita berharap semoga kedua almarhum diampuni dosanya dan diterima di sisi Allah SWT," harapanya.
Tuding Dedek Ajari Siska Selingkuh
Inilah pengakuan Wanda yang mutilasi 3 perempuan di kawasan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Wanda menuding Dedek ajari Siska selingkuh hingga terkuak utang Rp3,5 juta.
Hal itu terkuak saat Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir menanyai Wanda.
Baca juga: Usai Gelar Pesta Mewah, Al Ghazali dan Alyssa Daguise Kini Nyari Rumah Kontrakan
Faisol Amir dibuat tak habis fikir dengan perbuatan sadis SJ alias Wanda, pelaku pembunuhan berantai.
AKBP Ahmad Faisol Amir, bertatap muka secara langsung dengan pelaku dan melakukan interogasi demi membuka tabir kasus pembunuhan tersebut.
Perwira Polisi ini bahkan sempat terdiam mendengar pengakuan pelaku yang didasari karena masalah asmara.
Baca juga: TANGIS Adik Siska Oktavia, Ayah dan Ibu Meninggal Usai Kakak Dimutilasi Wanda: Ibu Percaya Sama Dia
"Wanda kenapa kamu bunuh, gampang sekali bunuh orang, ya, sekarang kita cek aja," ujar AKBP Ahmad Faisol Amir kepada tersangka, dilansir dari facebook Hendri Mob Dtt, Kamis, (19/6/2025).
Diketahui, pembunuhan ini dilakukan Wanda dalam kurun waktu 1.5 tahun belakang.
Wanda nekat membunuh tiga wanita, yakni Septia Adinda (23), dan dua lainnya yang dibunuh sejak tahun lalu, Siska Oktavia (23), dan Adek Agustina alias Dedek (24).
Wanda mengaku kesal terhadap Dedek lantaran korban mengajari kekasihnya, Siska selingkuh darinya saat tengah KKN (Kuliah Kerja Nyata).
"Dedek ngajari Siska selingkuh si Dedek ini, udah saya lihat chatnya," ungkap pelaku Wanda.
"Jadi si Siska ini pacar kamu, Siska selingkuh kamu bunuh lah Siska ini, kenapa bunuh Dedek," ujar Kapolres kemudian dibenarkan oleh pelaku.
"(Bunuh Dedek) karena Dedek ngajari selingkuh pas KKN," kata Wanda.
Kedua korban ini sebelumnya dilaporkan hilang, menjadi bagian dari misteri yang kini mulai terkuak.
Wanda sempat membuat skenario dirinya menjadi orang pertama yang melaporkan Siska hilang tahun lalu.
Baca juga: LINK LIVE Nonton Link Streaming PSG Vs Botafogo, Siaran Langsung Piala Dunia Antarklub
"Saya bawa (korban) ke Lebak saya rebahin saya buang sendalnya, dan pulang," kata Wanda.
"Udah meninggal itu?" tanya Kapolres.
"Udah pak," ujar Wanda.
AKBP Ahmad Faisol Amir sempat terdiam mendengar pernyataan sadis dari pelaku.
Kapolres geram lantaran pelaku begitu mudah menghilangkan nyawa seseorang dengan begitu sadis.
Kedua korban dikubur di dalam sumur tua di bagian belakang rumah pelaku di Pasar Usang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.
Terpisah, Faisol mengatakan perbuatan tersangka ini sudah tergolong dalam perbuatan pembunuhan berantai.
“Sudah tiga korban yang menjadi sasaran pembunuhan. Kasus ini sudah masuk kategori pembunuhan berantai,” ujar Kapolres, dilansir dari Tribunpadang.com.
Berdasarkan hasil pengungkapan pihaknya, pembunuhan ini dilakukan korban dalam kurun waktu 1.5 tahun belakang.
Pembunuhan pertama dilakukan korban sekira satu tahun yang lalu, pada dua orang korban yang jasadnya sudah dievakuasi oleh Polres Padang Pariaman.
Tidak hanya dua nyawa yang sudah dihilangkan pelaku, empat hari lalu Minggu (15/6/2025), pelaku juga memutilasi korban berinisial SA.
Baca juga: Aturan Baru ASN WFA, Siapa Saja yang Boleh Kerja tak Masuk Kantor? TNI/Polri tak Masuk Kriteria
Total sudah tiga nyawa yang direnggut oleh aksi keji pelaku, dengan cara dan motif yang berbeda.
“Kami masih dalami apakah perbuatan ini dilakukan sendiri atau melibatkan pelaku lain,” ujar Kapolres.
Selain jumlah pelaku, pihaknya juga terus melakukan pemeriksaan intensif guna memastikan motif dan cara pelaku menjalankan aksinya.
SJ alias Wanda, dengan dingin, menceritakan bagaimana ia menyekap korban, membawanya ke sebuah kebun, lalu memotong tubuh SA menjadi sepuluh bagian sebelum membuangnya sepanjang aliran sungai.
Faisol Amir, mengungkapkan bahwa motif mutilasi yang terjadi di Batang Anai, Padangpariaman, Sumatera Barat akibat masalah utang piutang.
Kapolres menerangkan bahwa masalah utang piutang ini bermula saat korban meminjam uang pada SJ (pelaku).
Baca juga: LINK LIVE Nonton Link Streaming PSG Vs Botafogo, Siaran Langsung Piala Dunia Antarklub
Besaran pinjaman itu sebanyak Rp3.5 juta, melalui pinjaman sebesar itu korban berjanji akan mengembalikan dengan waktu yang ditentukan.
“Namun sampai waktu yang ditentukan, bahkan sudah memasuki tenggang waktu korban tidak kunjung mengembalikan uang tersebut,” ujar Kapolres, Kamis (19/6/2025).
Akibatnya, pelaku mengambil langkah gegabah dengan menyekap korban dan
Di jembatan tersebut pelaku memotong tubuh korban sebanyak 10 bagian dan membuangnya ke aliran sungai secara terpisah.
“Penyidikan masih dilakukan secara intensif, informasi sementara seperti itu,” ujar Kapolres.
Skenario Wanda Bunuh Pacar
Suji Selsya Utami (28), sepupu dari almarhumah Siska Oktavia, tidak menyangka Wanda adalah pelaku pembunuhan keji terhadap Siska.
Suji mengungkapkan, Wanda justru aktif membantu keluarga mencari Siska selama proses pencarian.
Bahkan, Wanda disebut sebagai orang pertama yang melaporkan hilangnya Siska ke Polsek Batang Anai.
"Tak pernah terbayang pelakunya adalah SJ. Soalnya, dia juga ikut mencari korban sampai motor Siska ditemukan di daerah Tabing. Kami benar-benar tidak menyangka," ungkap Suji saat ditemui TribunPadang.com, Kamis (19/6/2025).
Lebih lanjut, Suji menyebutkan bahwa sebelum dinyatakan hilang, Siska sempat menyampaikan niatnya kepada keluarga untuk bertemu Wanda guna mengambil uang.
"Siska sempat bilang, dia mau ambil uang ke SJ," jelas Suji.
Wanda kepada keluarga mengaku meninggalkan Siska di sebuah minimarket di Kecamatan Batang Anai sebelum korban dilaporkan hilang.
"Pengakuannya, dia pergi menjemput teman Siska yang bernama Adek ke rumahnya. Siska saat itu menunggu di minimarket. Setelah menjemput, Wanda mengantarkan Adek ke tempat Siska. Dari situlah Siska disebut menghilang," ujar Suji.
Ia menegaskan kembali bahwa Wanda adalah orang pertama yang melaporkan hilangnya Siska kepada polisi, sehingga keluarga tak menaruh curiga sedikit pun.
"Dia yang pertama kali datang ke Polsek Batang Anai buat lapor bahwa Siska hilang. Itu yang bikin kami gak curiga," ucapnya.
Diketahui, pelaku sehari-hari bekerja sebagai satpam di salah satu pabrik di Padang Pariaman.
"Dia kerja sebagai satpam di sekitar sini," tambah Suji.
Baca juga: NASIB Puluhan Murid Tabungan Rp 343 Juta di Sekolah Dipakai Guru, Orangtua Ngamuk Minta Dikembalikan
Tak hanya itu, Suji juga menyebut Wanda dikenal sangat dekat dengan keluarga korban. Ia merupakan kekasih Siska dan dikenal sebagai pribadi yang baik.
"Selama ini dia dikenal baik. Saat Lebaran kemarin, bahkan setelah Siska dinyatakan hilang, dia masih sempat datang ke rumah dan memberikan THR ke adik-adik Siska," katanya.
Menurut Suji, hubungan asmara antara Wanda dan Siska sudah berlangsung cukup lama.
"Mereka pacaran sejak tahun 2019, jadi sudah hampir enam tahun," ujarnya.
Ia menambahkan, lokasi ditemukannya jenazah Siska diduga kuat berada di rumah milik Wanda sendiri.
"Tempat Siska dikubur itu rumah Wanda sendiri. Kami benar-benar tidak percaya kejadian seperti ini bisa terjadi," ucapnya.
Suji juga menyebut bahwa Siska mengenal korban mutilasi lain yang juga diduga dibunuh oleh Wanda.
"Korban mutilasi itu temannya Siska. Bahkan sering menginap di rumah kami," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/korban-wanda-pariaman-tribunmedan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.