PDI Perjuangan Sumut

Kemarau Tiba, Rapidin Pulang: Jangan Biarkan Warga Samosir Menunggu Air Bagai Mengemis Belas Kasihan

Di tengah musim kering yang menggigit, saat mata air berhenti mengalir, Rapidin Simbolon hadir sebagai jawaban dari jeritan sunyi warga

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Dua truk tangki air memasuki Dusun Batu Landit dan Si Aek Mual, membawa harapan bagi warga yang sudah sebulan kesulitan air bersih, Kamis (12/6/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR0-Dua truck tangki memasuki Dusun Batu Landit dan Dusun Siaek Mual, Desa Huta Ginjang, Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir, Kamis (12/5/2025).

Di belakang kemudi distribusi terlihat nama Drs Rapidin Simbolon MM, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara yang juga anggota DPR RI, yang sejak lama dikenal tak hanya turun ke dapil saat pemilu.

Di tengah musim kering yang menggigit, saat mata air berhenti mengalir, Rapidin Simbolon hadir sebagai jawaban dari jeritan sunyi warga yang telah sebulan kehilangan hak paling dasar, yakni air bersih. 

“Kami tidak minta banyak. Cukup air, supaya anak-anak kami bisa minum, mandi, dan hidup dengan layak,” ujar Boru Sinaga seorang seorang ibu rumah tangga yang sudah sebulan mengantre air hingga larut malam, bergiliran dengan tetangga, menadah tetesan seperti menunggu rezeki dari langit.

Namun kali ini langit datang dalam wujud truk tangki oleh tim relawan partai PDI Perjuangan. 

Air pun didistribusikan ke ke ember dan jeriken serta bak penampungan warga di Dusun Si Aek Mual.

Terlihat, anak-anak melompat girang, dan para orang tua hanya tersenyum, sebagian menahan haru.

"Kami sangat berterimakasih, Pak Rapidin datang pada saat kami butuh, bukan pada saat dia butuh,"ujar boru Sinaga.

Boru Sinaga menambahkan, pada saat menjabat Bupati di Samosir, kedatangan Rapidin ke tengah-tengah warga sebenanya juga sudah bukan sesuatu yang megherankan, apalagi masa-masa warga mengalami hal serupa seperti saat ini kesulitan air.

"Karena dia datang tak seperti pejabat, kami bahkan mengenalnya sebagai “putra kampung”. Sering dulu bapak itu datang melihat langsung dan bahkan sampai memperhatikan pengairan di sawah, bukan agi sekedar air minum yang dia perhatikan dulunya,"kata boru Sinaga.

Warga menyambut kehadiran air bersih ini dengan tangan terbuka dan mata yang penuh syukur. Beberapa bahkan menyebut ini bukan sekadar bantuan logistik, tapi penegasan bahwa mereka tidak ditinggalkan.

Bahwa di tengah keterbatasan infrastruktur, masih ada kepedulian yang nyata.

“Ini bukan sekadar truk berisi air. Ini adalah harapan yang datang tepat waktu. Terima kasih, Pak Rapidin.”

Dan ketika langit sore mulai meredup, truk tangki pun bergerak meninggalkan dusun. Tapi bekas rodanya di tanah kering masih tertinggal, seperti jejak kepedulian yang tak mudah hilang.

Menurut tim distribusi, pembagian air masih akan dilanjutkan ke lokasi yang benar-benar kesulitan akibat kemarau panjang.

Rapidin, yang dikenal vokal di parlemen soal ketimpangan pembangunan wilayah, ditemui terpisah tak berbicara banyak.

“Kita tidak bisa membiarkan rakyat menunggu air seperti menunggu belas kasihan. Air adalah hak, bukan hadiah,"ujar Bupati Samosir peride 2016-2020 ini.(jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved