PDI Perjuangan Sumut
Menandai Bulan Bung Karno, Rapidin Simbolon Bawa Sapi kurban ke Warga Transmigran di Sosa III Palas
Hari mulai beringsut ke malam saat Rapidin Simbolon tiba di sebuah dusun yang nyaris luput dari peta pembangunan. Desa Sosa III, Perkebunan
TRIBUN-MEDAN.COM, SOSA III, PALAS-Hari mulai beringsut ke malam saat Rapidin Simbolon tiba di sebuah dusun yang nyaris luput dari peta pembangunan. Desa Sosa III, Perkebunan Inti Rakyat (PIR), bukanlah titik yang mudah dijangkau.
Namun Rabu itu, (5/6/2025), Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut itu menuntaskan perjalanan panjang melewati Sibolga, Tapteng, Tapsel, Padangsidimpuan hingga Paluta demi sebuah tujuan sederhana menyapa rakyat dan menyerahkan seekor sapi kurban.
Tak ada podium megah, apalagi pengeras suara. Di halaman rumah seorang warga bernama Jumiran akar rumput PDIP, di bawah langit yang mulai membiru tua, Rapidin duduk bersila bersama warga.
Ditemani Ketua Komisi B DPRD Sumut, Sorta Ertaty Siahaan, ia menyapa satu per satu warga transmigran asal Yogyakarta yang telah menetap sejak 1991, ketika program Inpres Suharto mengirim mereka ke tanah yang masih perawan ini.
“Saya datang sebagai sahabat yang berteimaksih kepada kalian masyarakat yang mempercayakan saya sehingga saya terpilih tempop hari menjadi Anggota DPR RI,” kata Rapidin dalam dialog santai namun penuh makna.
Tak ada jarak antara yang menyambut dan yang disambangi. Yang dibicarakan pun bukan janji politik, melainkan soal ideologi Pancasila.
Sambil menegaskan bahwa nilai-nilai dasar bangsa bisa tumbuh bahkan di desa terpencil, Rapidin menyerahkan satu ekor sapi putih sebagai bagian dari kurban Iduladha.
Bukan sekadar seremoni, tapi bagian dari gelombang niat baik yang akan membawa 100 ekor sapi ke berbagai penjuru Sumatera Utara.
“Ini bagian dari cara kami mempersembahkan kurban jelang Hari Raya Idul Adha yang juga secara kebetulan bertepatan dengan Bulan Bung Karno,” ujar Rapidin.
Ustaz Lubis dan perwakilan warga, Saman, tak kuasa menyembunyikan haru. Mereka tahu benar betapa jarangnya pejabat, apalagi setingkat DPR RI, menginjakkan kaki di tanah yang jauh dari sorotan itu.
“Ini pertama kali dalam sejarah kami, Pak. Terima kasih telah datang, kami tidak akan melupakan ini,” ujar Saman.
Tak hanya membawa kurban, Rapidin juga menitipkan pesan penting agar jangan lepaskan Pancasila dari keseharian, terutama di tengah arus perubahan zaman yang begitu cepat.
Bagi Rapidin, sapi itu pun menjadi lebih dari sekadar hewan sembelihan. ini menjadi simbol solidaritas, dari perhatian yang tulus, dan dari semangat Bung Karno yang tak mengenal batas geografis.
"Pancasila bukan hanya untuk dihafal, tapi untuk dijalankan—di sawah, di rumah, di ladang, dan di hati,"tutupnya.(Jun-tribun-medan.com).
| PDIP Sumut Mulai Panaskan Mesin Politik, Sutrisno Pangaribuan: Partai Harus Jadi Rumah Rakyat Kecil |
|
|---|
| Dikukuhkan Pimpin PDIP Sumut 2025-2030, Rapidin Pertegas PDIP Tetap Jadi Rumah Politik Rakyat Kecil |
|
|---|
| Susunan Pengurus Baru Pasca Rapidin Dikukuhkan Pimpin PDIP Sumut 2025–2030: Jalur Politik Kerakyatan |
|
|---|
| Ketua DPD PDIP Sumut Serukan Gen Z Tolak Penindasan: Tiru Semangat Seno Bagoskoro Aksi 33.000 Surat |
|
|---|
| Jubir PDIP Seno Bagaskoro Tegaskan Anak Muda Berani Berpendapat di Dialog PDIP & Anak Muda Sumut |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/sapi-di-Palas-diserahkan-rapidin.jpg)