Berita Viral

Kisah Nyata Polisi Palsu Tipu Polisi Asli, Janji Bisa Pindahkan Tugas, Kapolres Akui Pelaku Lihai

Seorang polisi asli di Probolinggo menjadi korban polisi gadungan, karena ingin pindah tugas lebih dekat dengan keluarga.

KOMPAS/RATIH PRAHESTI SUDARSONO
Ilustrasi polisi gadungan. (KOMPAS/RATIH PRAHESTI SUDARSONO) 

TRIBUN-MEDAN.com - Ini kisah nyata, seorang polisi asli kena tipu polisi palsu belasan juta rupiah.

Ini bukan kisah polisi tipu polisi, melainkan polisi gadungan menipu polisi asli.

Seorang polisi asli di Probolinggo menjadi korban polisi gadungan, karena ingin pindah tugas lebih dekat dengan keluarga.

Berikut ini cerita lengkap penipuan dengan korban polisi asli.

Anggota polisi ini tertipu hingga ratusan juta rupiah karena mengurus mutasi.

Berbekal seragam polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), pria 22 tahun yang menjadi polisi gadungan itu berhasil menipu polisi benaran.

Seorang anggota polisi yang bertugas di Polres Probolinggo, Jawa Timur, mengalami penipuan hingga ratusan juta rupiah setelah berniat mengurus mutasi agar bisa tinggal lebih dekat dengan keluarganya.

Pelakunya adalah MS (22), pemuda asal Tangerang yang ditangkap aparat Polsek Tegalsari, Surabaya.

Bagaimana Modus Operandinya?

MS menyamar sebagai anggota polisi dan menipu korban.

Dengan mengenakan seragam polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP), MS menipu korban dengan modus menawarkan jasa pengurusan mutasi anggota kepolisian.

Mengutip Surya.co.id, MS meminta bayaran belasan juta rupiah untuk membantu proses mutasi tersebut.

Kapolsek Tegalsari, Kompol Rizki Santoso, menjelaskan bahwa korban mulai curiga karena Surat Telegram Rahasia (STR) untuk mutasi yang dijanjikan tidak juga keluar.

"Pelaku berjanji bisa memindahkan korban dari Polres Probolinggo ke Polres Lamongan.

"Namun, setelah uang diberikan, korban tak kunjung memperoleh mutasi sesuai keinginan," ujar Kompol Rizki, Rabu (21/5/2025).

Kerap Mengaku Polisi

Kompol Rizki mengungkapkan bahwa MS kerap mengaku sebagai anggota polisi dari berbagai instansi besar.

Dia biasa mengaku dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Ditreskrimsus Polda Jatim.

Tak hanya menipu aparat kepolisian, MS juga mengincar warga sipil sebagai korbannya.

Salah satu korban dari kalangan sipil adalah ED (28), warga Surabaya yang merupakan rekan satu komunitas MS.

Kepada ED, MS mengaku memiliki koneksi di institusi perbankan dan menawarkan jasa penukaran uang sebesar Rp135 juta ke dalam pecahan kecil.

Namun setelah dana ditransfer, MS tidak bisa lagi dihubungi dan menghilang tanpa jejak.

Kompol Rizki menyebut, MS memang sempat menukarkan uang sejumlah Rp40 juta dan menyerahkannya kepada korban.

Namun ketika diminta sisanya, pelaku selalu berkelit dan bahkan berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari pelacakan.

"Ternyata, setelah kami interogasi, uang tersebut sudah dihabiskan pelaku dan dipakai kebutuhan pribadi," jelas Rizki.

MS mendapatkan seragam kepolisian dengan membelinya secara daring.

"Bajunya banyak macam, ada yang baju Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polda Jatim," jelasnya.

Kompol Rizki menjelaskan bahwa MS memiliki pengetahuan soal struktur pangkat dan prosedur mutasi di institusi Polri karena kerap bergaul dengan anggota kepolisian di daerah asalnya.

"Dia sengaja mencari teman polisi untuk membaca situasi, aturan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepolisian.

"Bekal dari pertemanan itu, sehingga dia berani mencoba menjadi polisi gadungan dan menipu para korbannya," pungkasnya.

Berkat kelihaiannya, dia berhasil menipu polisi asli.

Namun, MS akhirnya ditangkap dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved