Berita Internasional

Istri Nafkahi Keluarga karena Suami Bergaji Kecil, Uang Bantuan Pemerintah justru Dipakai Mertua

Kisah rumah tangga seorang wanita viral di media sosial setelah ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap suami dan keluarga.

KOMPAS.COM
WANITA KECEWA KE KELUARGA: Ilustrasi wanita. Seorang wanita mengungkapkan kekecewaannya terhadap suami dan keluarga mertua yang dinilai tidak bertanggung jawab, Kamis (15/5/2025). Uang bantuan pemerintah dipakai oleh mertua. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kisah rumah tangga seorang wanita viral di media sosial setelah ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap suami dan keluarga mertua yang dinilai tidak bertanggung jawab.

Curhatan tersebut diunggah melalui platform X (dulu Twitter) dan memicu banyak tanggapan warganet.

Dikutip dari Mstar.com Kamis (15/5/2025), dalam unggahan tersebut, wanita itu mengaku harus menanggung hampir seluruh kebutuhan rumah tangga, termasuk biaya anak dan pengeluaran bulanan, meskipun telah menikah selama enam tahun.

Yang membuatnya semakin kecewa, uang bantuan biaya hidup dari program pemerintah MySara yang seharusnya digunakan untuk keluarga mereka, justru dipakai oleh ibu mertuanya untuk membeli kebutuhan dapur.

"Baru tahu ternyata ibu mertua saya beli barang-barang rumah menggunakan dana bantuan MySara atas nama suami saya. Saya marah karena merasa suami saya tidak berguna. Bahkan saat saya minta dia beli barang seharga RM1, dia malah minta uangnya kembali," tulisnya.

Ia menjelaskan bahwa sekitar 90 persen kebutuhan rumah tangga ditanggungnya sendiri, sedangkan sang suami hanya membayar cicilan produk penyaring air karena memiliki penghasilan yang rendah.

Wanita itu juga merasa dikhianati karena suaminya tidak menepati kesepakatan awal sebelum menikah.

Tak hanya suami, ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap ibu mertua yang dianggap lebih memihak kepada adik iparnya yang tinggal di luar negeri.

"Suami saya punya adik yang tinggal di luar negeri, dan ibu mertua saya selalu memihak kepadanya. Mereka tak pernah meminta uang dari adiknya itu, dengan alasan dia punya anak dan tinggal jauh, padahal penghasilannya sebanding dengan gaji saya satu bulan. Tapi kalau dia pulang kampung, saya yang harus membayar kalau kami makan di luar," tulisnya lagi.

Wanita itu juga mengungkapkan bahwa ia sering harus memberikan uang lebaran untuk keponakan dari pihak suami, sementara sang suami justru memprotes bila jumlahnya tidak banyak.

"Kalau dia tidak terus-menerus memihak keluarganya, saya mungkin tidak akan terlalu keberatan soal dana MySara itu," tambahnya.

Unggahan tersebut langsung menuai banyak komentar dari netizen yang sebagian besar menyarankan agar wanita itu mempertimbangkan perceraian demi kesehatan mental dan keadilan bagi dirinya sendiri.

"Taat itu ada tempatnya. Kalau adik ipar pulang, tidak perlu ikut makan jika harus kamu yang bayar. Itu bukan tanggung jawab kamu," tulis seorang warganet.

"Kalau suami tak mau memberi, tapi menyuruh istri menanggung, itu bukan laki-laki yang bertanggung jawab. Lebih baik minta cerai," tulis netizen lain.

Sebagian warganet juga membagikan pengalaman serupa mengenai suami atau ayah yang tidak menunaikan kewajiban nafkah, namun tetap mengutamakan keluarga asalnya dibanding keluarga inti.

Tak sedikit pengguna media sosial mendorong wanita tersebut untuk berbicara serius dengan suaminya, dan jika tidak ada perubahan, tidak ragu untuk mengambil langkah hukum.

"Tanggung jawab utama suami adalah kepada istri. Kalau sudah tidak ada jalan keluar, tidak salah untuk meminta cerai. Yang penting, tetap doakan agar semua urusan dipermudah," saran seorang pengguna X lainnya.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved