Copa del Rey

Final Copa del Rey - Real Madrid Akhirnya Klarifikasi, Tak Ada Boikot Meski Dipimpin Bengoetxea

Real Madrid menegaskan bahwa mereka tidak pernah mempertimbangkan untuk membatalkan partisipasi

|
(Twitter/Real Madrid)
PERSIAPAN - Pemain Real Madrid, Vincius Jr berlatih persiapan partai final Copa del Rey melawan Barcelona. Real Madrid Tak Jadi Boikot Copa del Rey. 

TRIBUN-MEDAN.com - Real Madrid akhirnya siap melawan Barceloan di final Copa del Rey dan membantah adanya boikot pertandingan.

Real Madrid telah membantah kabar yang menyatakan bahwa mereka akan menarik diri dari final Copa del Rey melawan Barcelona Final Copa del Rey 2024-2025.

Laga antara Barcelona vs Real Madrid dijadwalkan berlangsung di Stadion de La Cartuja, Sevilla, pada Sabtu (26/4/2025) atau Minggu dini hari WIB.

Menurut pernyataan resmi klub yang dirilis pada hari Sabtu, Real Madrid menegaskan bahwa mereka tidak pernah mempertimbangkan untuk membatalkan partisipasi dalam pertandingan final ini.

Baca juga: Liverpool Vs Tottenham - Laga Menentukan Juara Liga Inggris, Arne Berharap Imbang Saja

"Tim kami tidak pernah mempertimbangkan untuk menyerah bermain di final besok," tulis Real Madrid.  

"Klub kami memahami bahwa pernyataan tidak pantas yang disampaikan 24 jam sebelum final oleh para wasit yang ditunjuk untuk pertandingan ini tidak boleh mencoreng sebuah acara olahraga yang berskala global dan akan disaksikan ratusan juta orang di seluruh dunia."

"Kami juga menyampaikan rasa hormat kami kepada semua penggemar yang telah merencanakan perjalanan ke Sevilla, dan kepada mereka yang sudah berada di ibu kota Andalusia." 

Baca juga: Barcelona Minus Lewandowski Hadapi Real Madrid, Barca Justru Punya Catatan Apik dan Menggila

"Real Madrid percaya bahwa nilai-nilai sepak bola harus tetap dijunjung tinggi, terlepas dari permusuhan dan kebencian yang sekali lagi ditunjukkan terhadap klub kami oleh para wasit yang ditunjuk untuk final ini," demikian pernyataan resmi Real Madrid.

Sebelumnya, Real Madrid memutuskan untuk tidak menghadiri konferensi pers dan membatalkan sesi latihan di Stadion de La Cartuja sebagai bentuk protes kepada federasi sepak bola Spanyol, RFEF.

Klub beralias Los Blancos ini juga disebut telah meminta RFEF untuk mengganti wasit Ricardo de Burgos Bengoetxea dan wasit VAR, Pablo Gonzalez Fuertes untuk partai final Copa del Rey.

Namun, permintaan tersebut ditolak. 

Baca juga: Bayern Muenchen Bakal Juara Bundesliga Malam Ini, Harry Kane Akhirnya Patahkan Kutukan

Kekisruhan ini bermula kanal televisi resmi Real Madrid, yakni Real Madrid TV.

Kanal itu menyiarkan tayangan yang menyudutkan Ricardo De Burgos Bengoetxea.

Ricardo De Burgos Bengoetxea merupakan wasit yang akan memimpin final Copa del Rey Barcelona vs Real Madrid

Menurut Real Madrid TV, sang wasit dianggap punya rekam jejak yang akan memberikan keuntungan kepada Barcelona dan menjauhkan Real Madrid dari kemenangan. 

Ricardo De Burgos Bengoetxea  kemudian merespons balik dalam sebuah sesi konferensi pers bersama asisten wasit VAR, Pablo Gonzalez Fuertes.

Ia tampak emosional dan mengeluarkan air mata. Sang pengadil itu menyebut bahwa anaknya sampai mengalami perundungan karena tuduhan yang diberikan oleh Real Madrid TV.

Presiden LaLiga Sebut Real Madrid Mau Kuasai Sepak Bola

Pernyataan tegas kemudian dikeluarkan oleh Presiden LaLiga, Javier Tebas. Ia menyebut Real Madrid dan sang presiden, Florentino Perez, ingin menguasai sepak bola seorang diri.  

“Dia tidak suka Tebas karena Tebas tidak bertindak sesuai keinginannya. Dia tidak suka Ceferin (Presiden UEFA Aleksander Ceferin) karena Ceferin tidak mendengarkannya."

"Dia tidak suka Louzan (Presiden RFEF Rafael Louzan), karena Louzan tidak berada di bawah pengaruhnya. Dia tidak suka komentator di TV karena mereka tidak mengatakan apa yang ingin dia dengar."

“Dia tidak menerima reformasi karena reformasi itu tidak menguntungkannya. Sekarang, setelah para wasit bereaksi, setelah mendapat pelecehan terus-menerus dari Real Madrid TV, dia bereaksi dengan membatalkan konferensi pers, melewatkan sesi latihan, meremehkan kompetisi, dan menolak menghadiri final."

"Dia tidak mengeluh, dia mengancam. Dia tidak memprotes, dia menghukum. Dia tidak ingin memperbaiki sepak bola, dia ingin menguasainya," tutur Javier Tebas dilansir dari Goal International.  

“Bagian terburuknya bukan karena dia ingin menguasai sepak bola, tetapi karena ada kalangan tertentu yang membiarkan hal itu, menormalisasikannya, bahkan membantunya," ucapnya melanjutkan.

(tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Berita viral lainnya di Tribun MedaN
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved