VIDEO
Pemkab Samosir Terkesan Tutup Mata, Longsor Jalan Nasional di Sigarantung Ancam Keselamatan Warga
Jalan ini kini tak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun pejalan kaki, memaksa masyarakat untuk mencari jalan alternatif yang jauh lebih berbahaya.
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Satia
TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR- Sejumlah warga melintas diantara deretan batu dan tanah longsor yang masih menutupi jalan utama di Ring Road Samosir, tepatnya di Dusun III Sigarantung Desa Huta Ginjang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Rabu (2/4/2025).
Hingga hari kedua pasca sepeda motor dan pejalan kaki tak lagi melintas, belum juga ada tanda-tanda upaya dari Pemkab Samosir untuk membantu warga yang terisolasi.
Jalan ini kini tak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun pejalan kaki, memaksa masyarakat untuk mencari jalan alternatif yang jauh lebih berbahaya.
Domu Situmorang, warga setempat, dengan nada kecewa menyampaikan kondisi yang semakin sulit.
“Jalan ini sangat vital bagi kami. Kami harus pergi ke ladang, anak-anak harus ke sekolah, dan kehidupan sehari-hari sangat bergantung pada jalur ini. Tapi sejak kemarin-kemarin tidak ada tindakan nyata dari pemerintah. Setidaknya bantu kami membangun jembatan darurat agar bisa melintas dengan berjalan kaki,” ujarnya.
Sementara itu, Ramli Situmorang, tokoh masyarakat yang akrab disapa Oppu Lovely, menegaskan bahwa jalan ini adalah urat nadi kehidupan warga.
“Ini bukan hanya soal pariwisata, ini soal kehidupan sehari-hari. Petani dari Tanjungan dan Parmonangan yang ingin menuju Ambarita terpaksa mengambil jalur yang jauh lebih panjang dan berbahaya. Anak-anak sekolah pun harus mencari alternatif yang tidak layak,” katanya dengan nada geram.
Maslan Sitanggang mengungkapkan bahwa longsor ini bukan kejadian baru.
“Jalan ini mulai longsor pada Oktober 2024 lalu, dan sempat dilakukan perbaikan. Namun, pada 26 Januari 2025, longsor kembali terjadi dan pengerjaan perbaikan jalan tiba-tiba terhenti tanpa kejelasan. Sejak itu, tidak ada lagi tanda-tanda pelaksana proyek kembali bekerja,” jelasnya.
Dengan kondisi jalan yang rusak parah, warga yang nekat melintas harus menghadapi risiko besar.
Tak sedikit yang terpeleset di jalur tanah yang labil, sementara kendaraan roda dua yang masih bisa lewat harus berjibaku dengan medan yang sangat berbahaya.
Sejauh ini, pemerintah hanya memasang papan peringatan, tanpa langkah konkret untuk mengatasi masalah ini.
Ketika jalan penghubung antar-kecamatan lumpuh total, pemerintah justru terlihat pasif. Warga berharap ada solusi sementara, seperti pembuatan jembatan darurat atau bantuan transportasi alternatif.
Namun, yang mereka dapatkan hanyalah imbauan bahwa jalan putus, tanpa tindakan nyata untuk membantu mereka keluar dari situasi ini.
Berbulan-bulan sudah kondisi ini menghambat aktivitas warga, mengancam keberlangsungan pendidikan anak-anak, dan menekan perekonomian lokal.
Warga kini hanya bisa berharap agar Pemkab Samosir segera turun tangan sebelum kondisi semakin memburuk.
(Jun-tribun-medan.com).
| Anggota DPRD datangi RSUD Tanjungbalai, Klarifikasi Kasus Dugaan Pemukulan |
|
|---|
| Gawat! Ngaku Anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Pria Palak Penjaga Kedai Aceh di Tembung |
|
|---|
| Mahasiswa Protes Penyegelan Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien oleh Ahli Waris |
|
|---|
| Ahli Waris Segel Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien, Klaim Tanah Milik Keluarga |
|
|---|
| Seorang Pendaki Gunung Sibayak Alami Hipotermia, Ranger: Cuaca Buruk! |
|
|---|