Pelajar di Asahan Meninggal

POLRES ASAHAN TAK MAMPU TAMPILKAN CCTV LOKASI Penangkapan Siswa SMA Diduga Dianiaya Oknum Polisi

Polres Asahan tak mampu memberikan CCTV penangkapan terhadap korban Pandu Brata Siregar (18) seorang pelajar di sekolah SMA di Asahan

|
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Fariz

TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Polres Asahan tak mampu memberikan CCTV penangkapan terhadap korban Pandu Brata Siregar (18) seorang pelajar di sekolah menengah atas (SMA) di Asahan yang diduga ditendang oleh oknum polisi.

Berdasarkan keterangan Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi, terdapat CCTV yang memperlihatkan bahwa anak itu diamankan dalam kondisi baik.

Namun, cctv yang dihadirkan oleh Polres Asahan, merupakan CCTV saat korban masuk dan keluar dari Polsek Simpang Empat setelah diamankan petugas.

"Di TKP, karena itu pedesaan dan suasana gelap, kemungkinan CCTV tidak ada. Berdasarkan hasil keterangan sebelumnya, jarak antara mobil patroli petugas dan yang bersangkutan lompat dari sepeda motor ada 50 meter artinya tidak ada kontak fisik saat pengejaran," kata Kasi Humas Polres Asahan

Disinggung tribun-medan.com, terkait adanya rontsen yang diterima memperlihatkan beberapa luka dalam, polisi masih belum melakukan klarifikasi terhadap hal tersebut.

"Dimedia sosial ada saya lihat, tapi nanti kami juga akan mengecek langsung ke rumah sakit terkait itu. Dapat ga nanti pihak rumah sakit yang bisa menjelaskan kalau ada tindakan penganiayaan atau tindakan kekerasan lainnya akan kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut," katanya.

Jelas Sanusi, saat penangkapan tersebut, terdapat dua tim. Satu tim menggunakan sepeda motor, dan tim lainnya menggunakan mobil patroli Polsek Simpang Empat.

"Yang tim Reskrim menggunakan sepeda motor, dan yang tim patroli menggunakan mobil patroli," katanya.

Sebelumnya, PBS (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi. Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.

Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).

Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.

"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.

Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.

Katanya, terdapat beberapa luka lain dibagian kepala dan wajah korban. Kini, keluarga masih berembuk terkait rencana melaporkan kejadian ini ke Propam Polres Asahan.

"Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.

(cr2/www.tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved