Berita Viral
JEJAK Lembaga Danantara Baru Dibentuk Presiden Prabowo, Kelola Rp14.670 Triliun, Ini Pengurusnya
Jejak Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang baru dibentuk Presiden RI Prabowo Subianto.
TRIBUN-MEDAN.COM - Jejak Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (DANANTARA) yang baru dibentuk Presiden RI Prabowo Subianto.
Danantara akan menjadi badan yang mengelola aset-aset badan usaha milik negara (BUMN) jumbo yang nilainya mencapai 900 miliar dollar AS atau sekitar Rp14.670 triliun (kurs Rp16.300).
Ada 7 BUMN akan dikelola oleh Danantara yang memiliki aset hingga US$900 miliar tersebut, yaitu:
1. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),
2. PT Pertamina (Persero),
3. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk,
4. PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID),
5. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
6. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,
7. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Untuk Proyek Jangka Panjang
Danantara dibentuk dan dikukuhkan dengan penandatanganan Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 19 Tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara.
Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan bahwa Danantara akan memiliki dana kelolaan hingga 900 miliar dolar AS.
Hal itu disampaikannya saat meresmikan lembaga Daya Anagata Nusantara (Danantara) tersebut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Presiden Prabowo pun telah resmi meneken Undang-undang yang menjadi payung hukum lembaga tersebut.
"Pada hari ini hari Senin tanggal 24 Februari 2025 saya Presiden Republik Indonesia menandatangani undang-undang nomor 1 tahun 2025 tentang perubahan ketiga atas undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha milik Negara dan peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 2025 tentang organisasi dan tata kelola badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara," ujar Prabowo.
Selain meneken undang-undang, Prabowo Juga telah meneken, Keputusan Presiden (Keppres) mengenai kepala lembaga pengelola investasi tersebut.
"Selanjutnya saya juga menandatangani Keputusan Presiden Nomor 30 tahun 2025 tentang pengangkatan dewan pengawas dan badan pelaksana badan pengelola investasi dan daya anagata nusantara," pungkasnya.
Adapun 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300 triliun dari hasil efisiensi yang telah diamankan ke dalam bentuk tabungan negara akan dikelola oleh Danantara.
"Untuk dikelola oleh Danantara Indonesia, diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional sebagai bagian dari industrialisasi kita dan hilirisasi kita," katanya.
Proyek yang akan menggunakan dana invetasi Danantara, kata Prabowo adalah proyek yang berdampak tinggi dan menciptakan nilai tambah yang signifikan untuk bangsa Indonesia.
"Menciptakan manfaat nyata, lapangan kerja yang bermutu, dan kemakmuran yang berjangka panjang bagi masyarakat Indonesia,"ujarnya.
Hashim: Danantara Merupakan Gagasan Orang Tua Kami 40 Tahun Lalu
Dikutip dari Tribunnews.com, pengusaha sekaligus adik dari Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) merupakan gagasan orang tua mereka sejak 40 tahun lalu.
Utusan Khusus Presiden bidang Iklim dan Energi itu mengatakan, peresmian Danantara beberapa hari lalu oleh Prabowo menjadi momen yang emosional bagi mereka berdua.
"Saya bisa bersaksi bahwa berdirinya Danantara ini sebetulnya bagi Pak Prabowo sangat emosional. Kejadian emosional bagi beliau, bagi saya juga," kata Hashim dalam acara Economic Outlook 2025 di Hotel Westin Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Ia mengatakan, gagasan orang tua mereka tidak terealisasi karena pemerintah saat itu disebut belum berkenan mewujudkannya.
"Sesungguhnya Danantara ini adalah gagasan dari orang tua kami 40 tahun lalu, tahun 80-an, terus 90-an. Sayangnya waktu itu pemerintah yang berkuasa belum begitu berkenan dengan gagasan orang tua kami," ujar Hashim.
Namun, 40 tahun kemudian, ia mengatakan Prabowo dipercaya oleh rakyat menjadi orang nomor satu di Indonesia dan ia menggunakan kesempatan itu untuk mewujudkan cita-cita Soemitro Djojohadikusumo.
"Tuhan tahu yang terbaik untuk kita semua. 40 tahun kemudian, anaknya, putranya Profesor Soemitro diberikan mandat oleh Rakyat Indonesia dan diberikan kesempatan untuk mewujudkan cita-cita impian dari orang tua kami," ucap Hashim.
"Pak Prabowo emosional, dia emosional. Saya juga emosional. Kita diberikan kesempatan oleh Tuhan yang berkuasa untuk betul-betul berbuat yang menurut orang tua kami, salah satu solusi untuk menanggulangi, mengentaskan kemiskinan, juga ketidakadilan yang dialami oleh sebagian dari rakyat Indonesia,"ujarnya.
Program yang Luar Biasa
Hashim Djojohadikusumo mengungkap bahwa Indonesia menargetkan pembangunan pusat-pusat pembangkit listrik dengan total 103 gigawatt (GW) selama 15 tahun ke depan.
"Dalam 15 tahun ke depan bakal ada kebutuhan akan energi. Kementerian ESDM dan PLN merencanakan suatu program yang luar biasa besar 103 gigawatt," katanya.
Ia mengatakan setiap tahunnya negara akan mengembangkan 7 GW pembangkit listrik.
Adapun dari 103 GW, 75 persen akan berasal dari energi terbarukan.
Hashim menyebut sudah ada negara lain yang akan ikut membantu pengembangan listrik ini, yaitu Rusia.
Dalam pertemuan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei K. Shoigu dengan Prabowo beberapa hari lalu di Istana Merdeka, Hashim mengatakan Rusia akan ikut membantu.
"Pembicaraan antara delegasi Rusia dan Pak Prabowo dan tim itu juga termasuk nuklir. Kita mau bangun [pembangkit listrik tenaga] nuklir dan Rusia menawarkan salah satu proposal yang paling bagus menurut orang-orang teknis," ujar Hashim.
Kemudian, dalam pengembangan 103 GW listrik, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) juga akan membantu pembiayaannya.
Namun, kata Hashim, Danantara tidak akan menjadi investor tunggal dari proyek ini. Lembaga teranyar Indonesia itu akan berkolaborasi dengan penanam modal dari luar negeri.
"Jadi kalau bisa Danantara ini menjadi co-investor dengan investor luar negeri," ucap Hashim.
Menurut dia, Danantara perlu menjadi co-investor agar menjadi jaminan kepada investor luar negeri bahwa negara hadir ikut bertanggung jawab dalam proyek tersebut.
"Banyak sekali proyek-proyek ini. Ada hydropower, ada geothermal, ada solar, ada wind. Indonesia ini saya semakin optimis," kata Hashim.
Fungsi dan Struktur Organisasi Lembaga Danantara
Danantara adalah lembaga yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengelolaan BUMN. Badan tersebut bertanggungjawab langsung kepada Presiden.
Danantara berwenang mengelola Dividen Holding Investasi, Holding Operasional, dan BUMN.
Selain itu Danantara berwenang untuk menyetujui penambahan dan/atau pengurangan penyertaan modal pada BUMN yang bersumber dari pengelolaan dividen. Kemudian menyetujui Restrukturisasi BUMN termasuk Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan.
Danantara juga berwenang membentuk Holding Investasi, Holding Operasional, dan BUMN; lalu, menyetujui usulan hapus buku dan/atau hapus tagih atas aset BUMN yang diusulkan oleh Holding Investasi, atau Holding Operasional; dan mengesahkan dan mengkonsultasikan kepada DPR RI atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Holding Investasi dan Holding Operasional.
Berikut struktur organisasi BPI Danantara:
- Pembina dan Penanggung Jawab:
Presiden Prabowo Subianto
- Dewan Penasihat:
Susilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo.
Dewan Pengawas:
- Ketua Dewan Pengawas:
Erick Thohir
- Wakil Ketua Dewan Pengawas:
Muliaman D. Hadad
- Anggota Dewan Pengawas:
Menteri Keuangan Sri Mulyani,
Mantan PM Inggris Tony Blair.
Badan Pelaksana:
Kepala atau CEO:
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani
Chief Operating Officer (COO):
Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria
Chief Investment Officer (CIO):
Managing Partner di Indies Capital dan Founding Partner di AC Ventures, Pandu Sjahrir.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan, Danantara Indonesia dipimpin oleh Rosan Roeslani, dengan dukungan Pandu Sjahrir sebagai holding investasi, dan Dony Oskaria sebagai holding operasional.
"Bapak Dony Oskaria sebagai holding operasional dan bapak Pandu Sjahrir yang akan memegang holding investasi," ujar Hasan Nasbi.
(*/Tribun-medan.com)
| GEGER Pelajar SMP Ditemukan Tewas di Parit Belakang Sekolah, Korban Disebut-sebut Cuma Kepleset |
|
|---|
| EMOSI Jusuf Kalla Soal Tanahnya Diduga Diserobot Perusahaan: Jangan Main-Main di Makassar ini |
|
|---|
| PEMERASAN Gubernur Riau Abdul Wahid: Anak Buah Rela Pinjam Uang di Bank demi Setoran 'Jatah Preman' |
|
|---|
| Jusuf Kalla Murka Lahannya 16,4 Hektare Diserobot, Menteri ATR Gercep Surati PN Makassar |
|
|---|
| PERAN 2 Oknum Polisi dan 2 Warga Sipil Calo Akpol Kuras Korban Capai Rp 2 Miliar, Ngaku Adik Kapolri |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/prabowo-sby-jokowi-tribunmedan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.