Berita Viral
VIRAL Kakek di Gowa Diterkam Buaya saat Mau Komunikasi dan Beri Sesajen, Dianggap Jelmaan Keluarga
Viral di media sosial seorang kakek di Gowa, Sulawesi Selatan, diterkam buaya saat akan berkomunikasi dan memberi sesajen.
TRIBUN-MEDAN.com - Viral di media sosial seorang kakek di Gowa, Sulawesi Selatan, diterkam buaya saat akan berkomunikasi dan memberi sesajen.
Video kakek tersebut saat diterkam buaya pun viral di media sosial.
Diketahui, seorang warga bernama Baco Daeng Rani (60) nyaris kehilangan tangannya setelah digigit buaya saat menggelar sesajen di Objek Wisata Cimory, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, pada Senin (17/2/2025) malam.
Insiden berawal saat ia yang dikenal sebagai pawang buaya diminta warga berkomunikasi dengan hewan buas itu.
Namun saat mencoba berkomunikasi dengan menyerahkan makanan, tiba-tiba buaya memberontak dan menerkam tangan kanan si kakek.
Peristiwa ini terjadi setelah puluhan warga Manggala, Makassar, mendatangi Cimory untuk mengambil paksa buaya.
Sebab, mereka mengira hewan tersebut adalah "kembaran manusia" atau kerabat mereka.
Dan itu merupakan sebuah kepercayaan yang masih dianut sebagian masyarakat di Sulawesi Selatan.
Buaya ini sebelumnya ditemukan berkeliaran di permukiman warga Jalan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Makassar, setelah terbawa arus banjir dari Sungai Tallo.
Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Selatan lalu mengevakuasi buaya dan membawanya ke Cimory.
"Ini adalah buaya yang dibawa tim BKSDA karena buaya ini sebelumnya terbawa arus banjir," kata Firman Ashari, Legal Affair Humas Cimory, Selasa (18/2/2025).
Ia mengatakan, buaya ditempatkan sementara di Cimory karena tempat BKSDA terdampak banjir.
Selain itu, BKSDA menganggap Cimory memiliki tempat yang layak.
"Alasannya karena dari balai tempatnya kebanjiran juga jadi mereka menghubungi pihak Cimory untuk bisa dititip sementara," ujarnya.
Setelah mengetahui keberadaan buaya tersebut di Cimory, puluhan warga datang dan berusaha mengambil paksa.
"Hari Jumat mereka berbondong-bondong datang ke Cimory. Pihak keluarga yang mengaku keluarga buaya datang ke sini meminta untuk diserahkan kembali buaya tersebut ke mereka," jelas Firman.
Dia mengaku, pihak Cimory tidak keberatan untuk memulangkan atau mengembalikan buaya, tetapi harus dengan prosedurnya atau surat resmi dari BKSDA.
"Pada Jumat mereka datang, sempat ke dalam melihat buaya tersebut. Dan setelah dikasih pengertian, mereka pulang pada hari itu juga," jelasnya.
Pada hari Sabtu, warga kembali datang ke Cimory namun berhasil dihalau.
Puncaknya hari Senin, massa yang mengaku keluarga buaya itu datang lagi.
Namun mereka tidak membawa surat resmi BKSDA.
Sehingga diadakan mediasi dengan pihak dengan warga bersama pihak kepolisian, Cimory, dan BKSDA.
"Tapi setelah kami keluar dari tempat mediasi, dari pihak keluarga yang rata-rata anak muda mau malam itu juga dikeluarkan buaya. Mereka mau ambil paksa, ada atau tidak ada surat dari BKSDA," sambungnya
Dia memperkirakan, jumlah warga mencapai ratusan orang sehingga aparat kepolisian kewalahan. Massa akhirnya masuk untuk melihat buaya.
"Mereka sempat lakukan ritual, ada yang berikan telur, pisang. Mereka mau angkut sendiri buaya tanpa peralatan safety. Ada yang pakai sarung untuk menutupi, bahkan mereka datang pakai tiga mobil pick up dan satu tronton. Memang niatnya sudah untuk ambil paksa," jelasnya
Usai masuk di Cimory, seorang kakek yang diketahui bernama Baco Daeng Rani berusaha mengelus kepala buaya.
Tetapi tiba-tiba buaya bereaksi, tangan si kakek langsung digigit.
Akibat kejadian itu, sang kakek mengalami luka pada bagian tangan kanan.
Dia langsung dievakuasi oleh keluarganya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
"Setelah itu mereka bubar. Mereka yang mengaku keluarga buaya dari Antang Tamangapa langsung pulang tertib. Bahkan dia bilang gak usah diambil, biarkan di sini. Itu bukan keluarga kami," tambahnya.
Pascakejadian ini, pihak Cimory berencana mengembalikan buaya tersebut ke BKSDA untuk menghindari insiden serupa di masa depan.
"Kami akan berkoordinasi dengan BKSDA untuk mengembalikan buaya tersebut karena hal ini berdampak kepada kami,"ucap Firman.
Terpisah Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ratnawati mengatakan keberadaan buaya di Cimory karena permintaan BKSDA Sulsel.
Menurutnya, sesaat ditangkap oleh BKSDA saat banjir, pihak BKSDA meminta supaya buaya ditaruh sementara di Cimory.
"Saat itu buaya dalam pengaruh bius, sehingga diam tidak bergerak. Pada video pertama yang viral yang ada warga menangis, buayanya dalam posisi diam karena masih dalam pengaruh obat bius," jelas Ratna.
Di hari kedua, beberapa warga yang mengaku keluarga buaya kembali datang dan memaksa masuk Cimory.
"Petugas pengamanan di Cimory sudah melarang keras tapi warga tersebut tetap memaksa masuk. Bahkan kata petugas, mereka malah mau meminta buaya itu dibawa pulang ke rumahnya di Antang," katanya. "Dan kemungkinan besar pengaruh bius pada buaya sudah habis, sehingga buaya mulai beraksi, mungkin merasa terganggu," sambungnya.
Fenomena buaya kembaran manusia merupakan tradisi pra-Islam yang masih dianut oleh sebagian kecil masyarakat Sulawesi Selatan.
"Salah satu keunikan masyarakat di Sulawesi Selatan adalah tidak ada pengaruh Hindu dan Budha melainkan hanya kepercayaan lokal yang meyakini beberapa makhluk seperti pohon dan binatang memiliki roh," jelas Prof Suryadi Mappangara, Budayawan Sulawesi Selatan sekaligus Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (19/2/2025).
"Dan setelah Islam masuk, hal ini berbenturan dengan tradisi lokal bahkan beberapa diantaranya dianggap musyrik," pungkas Prof Suryadi.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id
| KELAKUAN NAF Setelah Bunuh Janda Tua Gegara Ditagih Utang, Posting di Kafe, Dikenal Suka Foya-Foya |
|
|---|
| POLISI Sita Pakaian AKBP Basuki dan Levi di Kos, Barang Bukti Ungkap Penyebab Kematian Dosen Untag |
|
|---|
| KASUS KEMATIAN Bocah RAF Diduga Dianiaya Ibu Tiri, Ayah Sebut Jatuh Kamar Mandi, Ibu Kandung Curiga |
|
|---|
| ANIES Sentil Universitas Oxford Tak Cantumkan Nama Peneliti Indonesia Soal Temuan Rafflesia Hasselti |
|
|---|
| REKOMENDASI Penutupan PT TPL dan PT GRUTI: Upaya Menjaga Kesejahteraan Masyarakat dan Lingkungan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/VIRAL-Kakek-di-Gowa-Diterkam-Buaya-saat-Mau-Komunikasi-dan-Beri-Sesajen-Dianggap-Jelmaan-Keluarga.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.