Berita Viral

3 Pelanggaran Bendi Wijaya, Sopir Truk Pemicu Kecelakaan Maut Tol Ciawi, Mengemudinya Cara Zigzag

Resmi jadi tersangka Bendi Wijaya (31), sopir truk air mineral pemicu kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi 2 arah Jakarta sebabkan 8 orang tewas

TribunnewsBogor.com/Rahmat Hidayat
PAKAI BAJU TAHANAN: Tampang Bendi Wijaya sopir kecelakaan maut di GT Ciawi 2 Bogor saat ditetapkan sebagai tersangka oleh Polresta Bogor Kota, Sabtu (15/2/2025). Ia pun kini memakai baju tahanan 

TRIBUN-MEDAN.com - Resmi jadi tersangka Bendi Wijaya (31), sopir truk air mineral pemicu kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Ciawi 2 arah Jakarta sebabkan 8 orang tewas pada Selasa (4/2/2025).

Ada tiga pelanggaran terbukti dilakukan oleh Bendi Wijaya diungkap polisi.

Wadirlantas Polda Jabar Kombes Pol Edwin Affandi mengungkap pelanggaran tersebut.

Pelanggaran yang pertama dilakukan oleh Bendi yakni mengemudikan kendaraannya tidak wajar.

Dia mengemudikan kendaraan dengan cara zigzag sebelum masuk ke Gebang Tol Ciawi 2 Bogor.

“Perilaku pengemudi terlihat di beberapa titik CCTV. Bahwa pengemudi mengemudikan kendaraannya zigzag di beberapa lajur di jalan tol,” kata Kombes Pol Edwin di Mako Polresta Bogor Kota, Sabtu (15/2/2025) dilansir dari Tribunnewsbogor,com.

Kecepatan truk pun di luar batas normal. Bendi melajukan kendaraannya dengan kecepatan 100 kilometer per jam.

KELAKUAN SOPIR BENDI: Penampakan mobil-mobil yang terlibat tabrakan beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Kota Bogor, Selasa (4/2/2025) (kiri) dan Bendi sopir pemicu kecelakaan. Ternyata Bendi kerap ngonten sambil bikin nyetir.
KELAKUAN SOPIR BENDI: Penampakan mobil-mobil yang terlibat tabrakan beruntun di Gerbang Tol Ciawi, Kota Bogor, Selasa (4/2/2025) (kiri) dan Bendi sopir pemicu kecelakaan. Ternyata Bendi kerap ngonten sambil bikin nyetir. (kolase Tribun Medan: Tangkap layar Tiktok @Bendiwijaya06)

Kata Kombes Pol Edwin, batas kecapatan maksimal di jalur Gerbang To Ciawi 2 Bogor itu yakni berada di angka 80 Kilometer per jam.

“Kita kemudian memformulasikan bahwa pada saat terjadinya kecelakaan kecepatan kendaraan tersebut di angka 100 kilometer per jam,” ujarnya.

Muatan aqua galon yang dibawa oleh truk itu melebihi batas maksimal atau over load.

Total muatan dalam truk yang dikemudikan oleh Bendi Wijaya itu seberat 24 ton.

“Di mana ditemukan bahwa dalam pengangkutan kendaraan ternyata kendaraan tersebut over load sekitar 12 ton. Harusnya kendaraan itu mengangkut sekitar 12 ton,” ujarnya.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Eko Prasetyo mengatakan, Bendi Wijaya saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Bendi terbukti bersalah dan saat ini ditahan di Mako Polresta Bogor Kota.

“Adapun saksi yang sudah kami periksa, sebanyak 13 orang dan 2 saksi ahli yang sudah kami periksa. Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti sehingga kami bisa menetapkan tersangka saudara BW saat ini sudah kami tahan di Polresta Bogor kota mulai kemarin,” kata Kombes Eko Prasetyo.

Sementara itu, pantauan TribunnewsBogor.com, Bendi dihadirkan di rilis oleh Polresta Bogor Kota.

Kondisi Bendi terlihat sehat. Perban dikepalanya pun sudah dicabut.

Ia mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan tangan diborgol.

Ia pun hanya bisa menunduk saat dihadirkan dalam rilis pada Sabtu (15/2/2025). 

Cara Bendi Sopir Selamatkan Diri

Andi Saputra Kuasa hukum mengungkap cara Bendi Wijaya lolos dari kecelakaan maut.

Berdasarkan keterangan dari istrinya, kata Andi, Bendi melompat keluar mobilnya setelah menabrak sejumlah mobil hingga ringsek dan terbakar.

Diketahui, Bendi Wijaya menabrak enam mobil hingga menyebabkan 8 orang tewas dan 11 orang luka-luka.

“Mungkin kalau dari istrinya juga cuma sedikit. Yang kemarin kita tanyakan kan yang kemarin ada isu itu Pak Bendi sebelum kecelakaan lompat katanya. Tetapi, dari kemarin versi dari istrinya tersebut, Pak Bendi lompat itu ketika sudah terjadi kecelakaan,” ujar Andi, dilansir dari Tribunnewsbogor.com.

Andi melanjutkan, kondisi Bendi Wijaya pun terbilang sehat saat bekerja.

“Untuk dari posisi sakit atau enggaknya, yang dikatakan biasa-biasa aja. Karena memang pekerjaan gitu kan. Katanya memang gak ada sakit, kita juga belum tau pastinya," ucapnya.

Andi Saputa pun akan terus mendampingi Bendi Wijaya.

Termasuk nantinya ketika dilakukan pemeriksaan oleh polisi.

"Kita kan tetap masih menunggu pemeriksaan menyeluruh. Mungkin nanti untuk langkah selanjutnya ya kita masih nunggu hasil dari kepolisian saja," tandasnya.

Istri Menangis Minta Maaf

Anggi istri sang sopir kini muncul meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian yang disebabkan oleh suaminya.

Saat ini Bendi Wijaya masih menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi Bogor.

"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban atas kecelakaan ini," ucap Anggi dengan suara bergetar.

Anggi tak menyangka bahwa kendaraan yang dikemudikan suaminya menyebabkan kecelakaan tragis tersebut. 

Menurutnya, Bendi Wijaya adalah sosok pria baik yang bekerja keras demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Anggi juga mengungkapkan suaminya sudah bekerja sebagai sopir truk selama lebih dari dua tahun.

"Dalam seminggu bisa tiga hingga empat kali narik," ungkapnya.

Diketahui, Anggi baru saja melahirkan. Tapi sudah harus menghadapi kenyataan terkait kondisi dan kasus yang dialami sang suami

Sejak Bendi Wijaya masuk RSUD Ciawi untuk dilakukan penanganan medis, Anggi tak pernah meninggalkan rumah sakit.

Direktur Utama RSUD Ciawi, dr Fusia Meidiawaty melihat sendiri bagaimana Anggi menemani dan merawat Bendi Wijaya sejak hari pertama.

 Bahkan Anggi sampai rela meninggalkan anaknya yang baru lahir untuk mendampingi sang suami.

"Sejak pertama sudah ada istrinya yang mendampingi," jelas dr Fusia.

Ia mengaku prihatin dengan kondisi Anggi yang baru melahirkan.

Namun sampai saat ini hanya Anggi yang mendampingi Bendi Wijaya di ruang perawatan.

"Sebenarnya kita prihatin juga dengan kondisi yang bersangkutan, hanya yang mendampingi sampai saat ini tetap istrinya," ungkapnya.

Sampai saat ini kepolisian masih terus menyelidiki penyebab pasti kecelakaan.

Sementara kondisi Bendi Wijaya berangsur membaik.

Namun, Bendi Wijaya belum mampu untuk berkomunikasi secara intens.

Sehingga sopir truk galon itu belum memberikan keterangan atas insiden yang terjadi.

dr Fusia sendiri mengaku tidak bisa memastikan berapa lama waktu recovery yang dibutuhkan dari sopir tersebut.

Sebab luka yang dialami oleh Bendi Wijaya cukup banyak akibat kecelakaan maut tersebut.

"Kalau cedera kepala ini progresnya bukan seperti kita batuk pilek ya yang bisa cepet, speed recovery," ucapnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved