Toba Pulp Lestari
Belasan Warga Diduga Ganggu Aktivitas Operasional TPL Sektor Aek Nauli: Berteriak, Pancing Emosi
TPL menyampaikan belasan warga diduga dari masyarakat adat Ompu Umbak Siallagan mengganggu aktivitas operasional pemanenan dan penanaman
TRIBUNMEDAN.COM, TOBA- PT. Toba Pulp Lestari, Tbk alias TPL menyampaikan belasan warga diduga dari masyarakat adat Ompu Umbak Siallagan mengganggu aktivitas operasional pemanenan dan penanaman di wilayah konsesi TPL Sektor Aek Nauli, Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribua, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Corporate Communication Head PT Toba Pulp Lestari, Tbk, Salomo Sitohang mengatakan, aktivitas pemanenan dan penanaman di area konsesi sesuai Kerja Umum (RKU) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang sudah disetujui pemerintah. Agar memastikan pasokan bahan baku pabrik bisa terpenuhi.
"Kedatangan belasan orang ini bertujuan menghentikan aktivitas operasional dengan menerobos masuk, berteriak secara provokatif. Dan, memancing emosi petugas keamanan di lapangan. Padahal perusahaan sudah menyiapkan lahan untuk penanaman bibit eukaliptus yang kini memasuki daur ke-enam (sekitar 25 tahun)" ujarnya.
Baca juga: Wujud Kepedulian Perusahaan, Gereja POUK TPL Gelar Kunjungan Kasih ke SLB dan Panti Karya Hephata
Ia membantah adanya isu pengerusakan tanaman masyarakat dan pengerusakan air di area konsesi. Akan tetapi, warga melakukan tanaman palawija di areal konsesi perusahaan. Dan, perusahaan juga selalu menjaga sumber air yang berada di area konsensi.
"Oknum masyarakat juga mencoba menanam bibit padi dan jagung di area konsesi yang sudah diolah oleh perusahaan. Berdasarkan informasi di lapangan, gangguan terhadap aktivitas operasional perusahaan ini terjadi hampir setiap hari," katanya.
Dia menyampaikan, perusahaan segera meminta petugas keamanan melakukan tindakan pengamanan secara persuasif dan meminta massa untuk meninggalkan lokasi.
"Perlu diketahui sebelum melakukan aktivitas operasional, TPL sudah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan pemangku kepentingan. TPL menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya secara legal berdasarkan izin resmi dari pemerintah sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan bahan baku jangka Panjang," ujarnya.
Selain itu, kata dia, sebagai perusahaan penghasil pulp, TPL aktif mendorong kemitraan dengan masyarakat melalui berbagai program. Karena itu, mereka sudah menerapkan program kemitraan ini Bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) dibeberapa lokasi area konsesi.
Seperti di Nagahulambu dan Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.
Baca juga: Gereja POUK TPL Berbagi Kasih, Kunjungi Sekolah Luar Biasa dan Panti Karya Hephata di Toba
"Perusahaan secara proaktif mendukung masyarakat local melalui program Community Development (CD) atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada pengembangan bisnis kewirausahaan desa dan meningkatkan sistem pertanian berkelanjutan," katanya.
Lebih lanjut ia bilang ada beberapa contoh nyata keberhasilan program ini di antaranya panen cabai dari program tumpang sari (intercrop) dengan tanaman eukaliptus oleh KTH Dolok Parmonangan. Lalu, panen ubi kayu KTH Saborang Mulana pada tahun 2024.
"TPL terus berkomitmen memperkuat pola kemitraan agar masyarakat sekitar merasakan manfaat positif dari kehadiran perusahaan. TPL juga mengedepankan dialog terbuka sebagai solusi damai dalam menghadapi tantangan sosial, tanpa tindakan yang dapat merugikan semua pihak," ungkapnya.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/TPL-Operasional.jpg)