Berita viral
GELAGAT tak Biasa Wanita yang Dibunuh Pacar di Hotel Surabaya bak Firasat, Datangi Rumah Saudara
Sosok MI di mata keluarga dianggap sebagai anak yang cenderung pendiam. Namun, memiliki kepribadian yang mandiri, supel dan pekerja keras.
TRIBUN-MEDAN.com - Gelagat tak biasa wanita yang dibunuh pacar di hotel Surabaya bak firasat.
Sebelum kematiannya, ia mendatangi rumah saudara-saudaranya.
Tewasnya wanita asal Lumajang berinisial MA (25) yang dibunuh pacar asal Surabaya, berinisial MI (25) di kamar hotel kawasan Jalan Tunjungan, Genteng, Surabaya, pada Kamis (16/1/2025) kemarin, menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga besar.
Baca juga: HEBOH Raja Keraton Yogya Sri Sultan Disebut Pakai Batik Tolak Bala saat Bertemu Jokowi, Benarkah?
Memperoleh informasi awal mengenai kondisi adiknya yang dikabarkan oleh anggota kepolisian mengalami kecelakaan di Kota Surabaya, membuat benak hati Achmad, kakak kandungnya, gusar.
Pantas saja ponsel adik ragil dari empat bersaudara itu, tidak merespon berkali-kali ditelpon.
Setelah mendatangi RS Bhayangkara Surabaya. Adiknya itu, bukan dirawat di ruang perawatan atau IGD. Melainkan, telah terbujur kaku di kamar mayat RS yang bersebelahan dengan Gedung Mapolda Jatim.
Setelah bertemu beberapa anggota Polsek Genteng yang menangani kasus adiknya.
Baca juga: Beredar Isu Banyak Pejabat Deli Serdang Undur Diri dan Pindah Tugas, Pj Bupati Wiriya Angkat Bicara
Perkiraannya sejak awal ternyata meleset. Adiknya bukan meninggal karena kecelakaan. Melainkan, menjadi korban pembunuhan teman prianya.
Namun, Achmad enggan menceritakan detail terkait kejadian nahas yang menimpa sang adik. Ia menghendaki awak media mengulik perkembangan informasi terkait kasus yang menimpa adiknya kepada pihak kepolisian.
"Awalnya kabari kecelakaan. Setelah datang baru dijelaskan, syok. Kabar langsung dari polsek, bahasanya kecelakaan. Detailnya tadi sesuai di polsek. Itu sudah sesuai berita," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di kamar mayat RS Bhayangkara Surabaya, pada Kamis (16/1/2025) malam.
Sosok MI di mata keluarga dianggap sebagai anak yang cenderung pendiam. Namun, memiliki kepribadian yang mandiri, supel dan pekerja keras.
Semenjak lulus SMA, adiknya itu langsung merantau ke beberapa kota dan kabupaten di Jatim untuk bekerja.
Bahkan, adiknya itu beberapa kali mendaftarkan diri untuk berkuliah di kampus swasta.
Meskipun, ia belum mengetahui pasti; apakah adiknya sudah merampungkan pendidikan Strata Satunya atau belum.
Namun, Achmad menganggap, adiknya itu begitu mandiri menghidupi kehidupannya sendiri.
"Ndak selesai kuliah. Kuliah di swasta Jember. Anaknya memang mandiri. Tidak selesai kuliah. Anak ragil ini," ungkapnya.
Mengenai firasat aneh yang menandai kepergian dari sang adik. Achmad mengaku tidak mengalami kejadian apapun yang menandai kejadian tersebut.
Namun, ia tak menampik bahwa adiknya itu beberapa pekan terakhir, sedang berkunjung atau bersilaturahmi ke rumah kakak-kakaknya di beberapa wilayah Jatim.
Baca juga: Pusat Onkologi Resmi Dibangun di RS Adam Malik Medan, Pj Gubsu Harap Penyembuhan Kanker Kian Optimal
Achmad menerangkan, adiknya memulai kunjungan ke rumah seluruh kerabatnya sejak momen liburan pergantian tahun, pada Desember 2024 kemarin.
Dimulai dari pulang dan menginap di rumah orangtua di Lumajang. Kemudian, berpindah ke rumah kakak-kakaknya yang lain.
Hingga terakhir sebelum insiden nahas tersebut, adiknya sempat berkunjung ke rumah kakaknya yang lain di Kota Malang.
Mungkin, niat adiknya sejak awal diartikan sebagai liburan akhir tahun.
Namun, setelah melihat adanya kejadian nahas tersebut. Achmad tak menampik kalau mungkin kunjungan adiknya ke beberapa rumah kerabat merupakan petanda untuk berpamitan menghadap Sang Khalik.
"Kemarin sudah ketemu 2 minggu. Libur tahun baru pulang di rumah Lumajang. Pokoknya nginep-nginep setelah di tempat saya di rumahnya ning. Ke Malang sama mama. Iya di sana sama adik. Setelah itu mama pulang, adik ke Surabaya," pungkasnya.
Baca juga: Lirik Lagu Tapsel Parlopo, Dipopulerkan Farro Simamora Ft Yenti Morta
Diberitakan sebelumnya, kronologi kejadian pembunuhan tersebut, bermula saat pelaku mengajak korban bertemu di Kota Surabaya, pada Rabu (15/1/2025).
Mereka berencana membahas nasib hubungan percintaan di antara keduanya yang sudah berlangsung hampir setahun sepanjang 2024 lalu.
Pada hari itu, korban sedang berada di Kota Malang. Lalu, korban mengiyakan ajakan pelaku untuk bertemu di Kota Surabaya, dengan menaiki kereta api (KA) dan turun di Stasiun Gubeng.
Korban tiba di surabaya sekitar pukul 23.00 WIB. Lalu dijemput oleh pelaku mengendarai motor untuk diajak menginap di kamar hotel kawasan jalan tersebut sekitar pukul 00.00 WIB.
Nah, setibanya di kamar hotel, pelaku dan korban terlibat percekcokan. Pelaku merasa dikhianati karena ajakannya untuk menikah ditolak oleh korban.
Apalagi, penolakan yang dilakukan korban, belakangan diketahui pelaku bahwa korban diduga 'main serong' atau 'balikan' dengan mantannya, terdahulu.
Entah bagaimana kemelut percekcokan diantara keduanya terjadi di dalam kamar. Pelaku melakukan teknik kuncian tubuh dengan cara memiting leher dari sisi belakang korban menggunakan salah satu lengan tangannya
Baca juga: Sinergitas TNI-Polri Dipererat Lewat Kunjungan Silaturahmi di Pangururan
Setelah dipiting, korban lantas lemas dan tak sadarkan diri. Lalu tubuhnya dibiarkan tergeletak di lantai antara sisi kasur dan meja perabotan tempat televisi.
Berdasarkan dokumentasi yang ditunjukkan Polsek Genteng. Jenazah dalam keadaan masih berbusana pakaian lengan panjang warna putih dan bercelana panjang warna hitam.
Nah, kejadian percekcokan hingga korban tak sadarkan diri itu, dilakukan pelaku antara pukul 01.00 WIB hingga 02.00 WIB pada Kamis (16/1/2024).
Pelaku sempat membiarkan korban tak sadarkan diri dengan posisi semacam itu, selama kurun waktu 1-2 jam.
Menyadari bahwa korban tak kunjung bangun dengan dugaan kuat telah meninggal dunia.
Pelaku lantas keluar dari hotel, untuk menyerahkan diri ke Mapolsek Tegalsari.
Namun, karena lokasi hotel tempat kejadian perkara tersebut, berada di wilayah yurisdiksi Polsek Genteng, pelaku akhirnya mendatangi mapolsek tersebut.
Dan akhirnya pihak kepolisian bersama Tim Inafis Polrestabes melakukan olah TKP beserta evakuasi jenazah korban ke kamar hotel tersebut.
Lalu, mengenai adanya dugaan upaya pelaku berusaha menghilangkan jejak dengan memanipulasi kondisi jenazah korban. Atau dugaan pelaku malah berupaya memberikan pertolongan kepada korban yang tak sadarkan diri.
Ternyata, pelaku sempat memberikan handuk basah dan kering kepada korban yang tergelak tak sadarkan diri.
Namun, pihak kepolisian belum mengetahui pasti maksud dari pelaku melakukan hal tersebut.
Yang jelas, apa yang dilakukan pelaku tak menggugurkan status tindak pidana yang dilakukannya terhadap korban.
Lalu, mengenai perangai pelaku saat pertama kali melapor sekaligus menyerahkan diri ke anggota kepolisian Mapolsek Genteng.
Pihak kepolisian mengungkapkan, air muka pelaku cenderung lesu dan sesekali menunduk selama menjalani pemeriksaan tersebut.
Kemudian, mengenai alasan pelaku memilih menyerahkan diri langsung ke mapolsek setempat.
Pihak kepolisian menduga, pelaku diduga kuat sangat menyadari konsekuensi perbuatannya.
Bahwa, cepat atau lambat perbuatan terhadap korban bakal menuai tulahnya yakni berurusan hukum ditangkap oleh anggota kepolisian.
Apalagi, kejadian tindak pidana tersebut, berlokasi di hotel yang notabene, memerlukan kartu identitas sebagai prasyarat untuk mengakses tempat tersebut.
Lagi pula, gerak-gerik keberadaan pelaku di lokasi tersebut juga terpantau oleh petugas pengelola hotel melalui CCTV.
Sehingga, pelaku memilih menyerahkan diri kepada kepolisian seorang diri. Dan enggan melarikan diri hingga membuat kasus ini berjalan begitu lama.
Kemudian, soal pertanggungjawaban hukum, pelaku bakal dikenakan Pasal 338 tentang pembunuhan.
Namun, konstruksi pasal tersebut dapat berkembang sesuai dengan dinamika hasil penyelidikan dan penyidikan atas kasus tersebut yang masih terus bergulir.
"Tetap kami sangka pasal utama dulu Pasal 338. Kalau berencana atau tidaknya, nanti menunggu hasil analisa inafis dan gelar perkara," ujar Kapolsek Genteng Polrestabes Surabaya Kompol Grandika Indra Waspada saat ditemui awak media di Mapolsek Genteng, pada Kamis (16/1/2025).
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ajakan-Nikah-Ditolak-Pemuda-Surabaya-Habisi-Kekasihnya-di-Hotel-Bintang-5-Duga-Korban-Main-Serong.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.