Berita Viral
Sosok Sertu Hendri, Desertir TNI AD Sekaligus Perampok yang Tembak Polisi Militer Kini Masuk DPO
Sertu Hendri adalah anggota Korem 042 Gapu/Jambi. Ia lari dari kesatuan dan menembak anggota Polisi Militer Serma Rendi. Kini masuk DPO.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Sertu Hendri kini tengah menjadi sorotan masyarakat luas.
Ia adalah anggota Korem 042 Gapu/Jambi yang lari dari kesatuan atau desertir.
Sebelum bertugas di Korem 042 Gapu/Jambi, Sertu Hendri sempat bertigas di Kodim 0414 Belitung.
Saat itu, ia menjabat sebagai Babinsa Desa Aik Pelempang Jaya, Belitung.
Dalam karier kemiliterannya, Sertu Hendri tak punya prestasi yang membanggakan.
Baca juga: Profil Kristia Budiyarto Komisaris PT Pelni Disorot Soal Status Lulusan Universitas Hasanuddin
Ia justru terlibat berbagai kasus, mulai dari penipuan jual beli tanah saat bertugas sebagai Babinsa di Belitung, hingga terlibat perampokan di Palembang tahun 2023.
Karena kasus perampokan tersebut, ia kemudian dijatuhi hukuman satu tahun penjara oleh Mahkamah Militer.
Meski sudah dijatuhi hukuman pidana kurungan, tapi Sertu Hendri malah buat ulah.
Ia menembak anggota Polisi Militer (PM) Serma Rendi yang akan menangkapnya.
Lantas, seperti apa kronologis kasus ini?
Baca juga: Profil Kolonel Laut dr. Mohamad Sulaiman Abidin, Ayah Awkarin Jabat Kepala RSPAL dr Ramelan Surabaya
Kronologis Sertu Hendri Jadi Buronan
Sebelum masuk daftar pencarian orang (DPO), Sertu Hendri sempat kembali ke Belitung.
Ia berniat menemui seorang janda bernama Kiki, yang sempat dinikahinya secara siri.
Namun, Kiki menolak untuk bertemu dengan Sertu Hendri.
Alasannya karena Sertu Hendri kerap melakukan pengancaman.
Hingga akhirnya, Kiki melapor ke Subdenpom Persiapan Belitung.
Baca juga: Sosok David Steiner, Miliarder yang Rumahnya Seharga Rp 146 Miliar Selamat dari Kebakaran di LA
Awalnya, jajaran Subdenpom Persiapan Belitung belum mengetahui bila Sertu Hendri sudah desersi.
Berdasarkan laporan istri siri dan dilakukan kroscek barulah didapat informasi bila Sertu Hendri sudah desersi dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Ternyata pelaku sudah tiga minggu berada di Belitung dan terus mencari istri sirinya.
"Istri sirinya ini takut karena selalu diancam dan sempat dicari ke rumah orang tuanya juga," kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung Letda Cpm M Jaka Budi Utama kepada Posbelitung.co, Senin (13/1/2025).
Berdasarkan laporan tersebut, Subdenpom Persiapan Belitung mulai mencari keberadaan pelaku untuk diamankan.
Baca juga: Sosok Rudi Valinka, Pria yang Viral di X Disebut Buzzer Jokowi Disorot Usai Jabat Stafsus Komdigi
Awalnya personil Subdenpom Persiapan Belitung yang dipimpin Letda Cpm M Jaka Budi Utama mendatangi kontrakan pelaku di Jalan Kamboja, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Senin (13/1/2025) sekitar pukul 00.32 WIB dini hari.
Setibanya di lokasi dengan strategi, rombongan tujuh orang mulai mengetuk pintu.
Pelaku sempat tidak mau membuka pintu dan menanyakan identitas rombongan.
Tiba-tiba pelaku mematikan lampu dan mulai keluar rumah dengan mengacungkan senjata api.
"Dia menodongkan senjata kepada personel termasuk saya. Waktu itu yang berhadapan langsung ada saya, Pratu Aditya, dan kami berlindung di belakang mobil," ungkap Letda Cpm M Jaka Budi Utama.
Personel sempat memberikan tembakan peringatan tapi tak dihiraukan pelaku.
Di saat situasi genting, Serma Randi yang berada di samping rumah muncul dan meminta pelaku menyerah.
Karena mengetahui tak membawa senjata, pelaku mengejar Serma Randi dan menjadikannya sandera.
"Karena alasan keselamatan anggota, saya memutuskan mundur," jelasnya.
Kondisi tersebut dimanfaatkan pelaku untuk melarikan diri dengan memanfaatkan Serma Rendi dijadikan sopir.
Karena jarak kendaraan rombongan agak jauh, mereka kehilangan jejak ketika melakukan pengejaran.
Di perjalanan, Serma Rendi sempat kabur, namun ditembak oleh Hendri.
Oleh warga sekitar, Serma Rendi dibawa ke rumah sakit
Rumah yang dikepung ternyata milik seorang warga bernama Sudiono.
Ia mengaku kaget ketika mengetahui rumahnya dijadikan lokasi pengepungan.
"Saya kaget, tadi habis antar cucu sekolah, ada tentara bilang jangan pulang ke rumah," ujar Sudiono.
Sudiono menjelaskan bahwa rumahnya terdiri dari dua bangunan berdempetan. Satu bangunan ditempati olehnya, sementara yang lain dihuni oleh anak sulung dan cucunya. Ia bersumpah tidak mengetahui keberadaan Sertu Hendri di rumah tersebut.
"Sumpah, saya tidak tahu dia datang. Lihat orangnya saja tidak, karena saya sudah tidur jam 21.30 WIB semalam," tegasnya.
Meskipun demikian, Sudiono mengakui bahwa ia mengenal Sertu Hendri.
"Waktu itu dia sering minta saya bekerja membersihkan lahan," tambahnya.
Saat pengepungan berlangsung, rumah Sudiono dikepung oleh puluhan personel gabungan bersenjata lengkap.
Proses pengepungan berlangsung mencekam.
Tim gabungan menembaki rumah yang diduga menjadi tempat persembunyian Sertu Hendri.
Suara tembakan beberapa kali terdengar, menciptakan kepanikan di antara warga sekitar.
Aparat juga meminta warga menjauh dari lokasi untuk alasan keamanan.
Namun, meski penjagaan ketat dilakukan, Sertu Hendri melarikan diri sebelum disergap.
Seorang warga menyebut bahwa informasi keberadaan Hendri telah diketahui sejak malam hingga pagi hari.
"Informasinya sih sudah dari semalam sampai pagi ini," kata seorang warga.
Jejak pelarian Sertu Hendri
Sebelum pengepungan, pada dini hari saat azan subuh, Sertu Hendri diketahui mendatangi rumah seorang nenek bernama Nor (77) di Desa Air Seruk, Kecamatan Sijuk.
Ia menitipkan mobil Toyota Fortuner berwarna abu-abu gelap dengan alasan akan pergi ke Batam.
"Pelaku ini pesannya cuma dua, saya nitip mobil dan mau ke Batam. Karena saya kenal, saya tidak banyak tanya," ungkap Nenek Nor seperti diceritakan Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda CPM M. Jaka Budi Utama.
Setelah menitipkan mobil, Sertu Hendri menghilang.
Nenek Nor pun tidak mengetahui apakah ia dijemput seseorang atau pergi berjalan kaki.
"Usianya sudah sangat tua, 77 tahun, jadi mungkin kurang memperhatikan," jelas Letda CPM Jaka.
Mobil yang dititipkan tersebut kini menjadi barang bukti utama dalam pengejaran.
Sebelumnya, tim gabungan sempat berpapasan dengan kendaraan Sertu Hendri saat menuju Desa Air Seruk, namun ia berhasil mengelabui dengan memutar arah dan meninggalkan mobil tersebut.
Kasus hukum Sertu Hendri
Sertu Hendri telah desersi sejak 2024 dan memiliki sejumlah catatan kriminal.
Ia terlibat dalam kasus perampokan di Palembang pada 2023, yang membuatnya dijatuhi hukuman satu tahun penjara oleh Mahkamah Militer.
Ia juga pernah terlibat kasus penipuan jual beli tanah saat bertugas sebagai Babinsa di Belitung.
Pengejaran terhadap Sertu Hendri juga menyeret nama Kiki, mantan istri siri pelaku, yang merupakan adik kandung dari Evi Yolanda.
Evi menjelaskan bahwa Hendri sempat kembali ke Belitung untuk mencari Kiki, yang telah meninggalkannya sekitar setahun lalu.
"Sudah tidak di rumah Kiki itu dari beberapa hari Hendri berada di Belitung. Kalau hitungan sekarang, sudah seminggu lebih kabur dari rumah," ungkap Evi.
Hendri dikatakan sering mendatangi rumah orang tua Evi yang bersebelahan dengan rumahnya untuk meminta Kiki kembali. Namun, Kiki menolak dan memilih meninggalkan rumah bersama anaknya.
"Setahu saya, Hendri tinggal sendiri di rumah kontrakannya di Kamboja," tambah Evi.
Penangkapan Sertu Hendri melibatkan sejumlah pejabat tinggi, termasuk Kapolres Belitung AKBP Deddy Dwitya Putra, Dandim 0414 Belitung Letkol Inf Kurniawan Hanif, dan Danlanud H AS Hanandjoeddin Letkol Pnb Mokhammad Zen.
Para petugas menggunakan perlengkapan lengkap, seperti rompi antipeluru, helm, dan senjata api, karena pelaku diketahui memegang senjata.
Hingga kini, aparat keamanan masih berupaya menangkap Sertu Hendri, yang diduga masih berada di wilayah Belitung.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sertu-Hendri-perampok-dan-desertir.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.