Berita Viral
MENANTI Detik-detik Gempa Megathrust Mentawai Magnitudo 8,8 Akibatkan Tsunami Setinggi 5-10 Meter
Potensi gempa megathrust Mentawai-Pagai-Siberut disampaikan oleh Hilman bukan untuk menakut-nakuti.
TRIBUN-MEDAN.COM - Masyarakat harus mewaspadai potensi megathrust Mentawai-Pagai Siberut sedang menyimpan kekuatan untuk gempa besar ketiga yang bisa mencapai magnitudo (M) 8,8 dan mengakibatkan tsunami setinggi 5-10 meter.
Hal itu disampaikan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, dalam keterangannya dikutip, Kamis (9/1/2025).
Megathrust sendiri adalah gempa berukuran sangat besar yang terjadi di zona subduksi, di mana salah satu lempengnya terdorong ke bawah lempeng lainnya.
Potensi gempa megathrust Mentawai-Pagai-Siberut disampaikan oleh Hilman bukan untuk menakut-nakuti.
Ia hanya ingin pemerintah dan masyarakat siaga menghadapi bencana mengingat belum ada teknologi ataupun ilmu pengetahuan yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi secara tepat.
“Yang udah kita (BRIN) pelajari risetnya sudah lama 20 tahunan itu yang di Mentawai-Siberut-Pigai dekat Padang,” ujar Hilman, Rabu (8/1/2025).
“Ini masih menyimpan gempa M 8,8 intinya perkiraan kita sudah di dalam ujung siklus. Sudah siap melepaskan gempa. Tapi kapan (gempanya)? Seminggu lagi, setahun lagi, atau 10 tahun lagi, kita enggak tahu,” tambahnya.
Tanda gempa besar ketiga muncul sejak 2007
Hilman mengatakan, tanda gempa besar ketiga akibat megathrust Mentawai-Siberut-Pigai sebenarnya sudah dimulai pada 2007.
Pada saat itu, megathrust mengakibatkan gempa berkekuatan M 8,4 dan 7,8 di Bengkulu dan Mentawai pada Rabu (12/9/2007) hingga Kamis (13/9/2007).
Gempa kedua megathrust kemudian terjadi di Pagai Selatan, Sumatera Barat, Rabu (17/10/2010).
Wilayah Pagai diterjang tsunami setinggi 1,5 meter setelah terjadi gempa berkekuatan 7,2 skala Richter di Kepulauan Mentawai.
Berkaca dari dua gempa besar tersebut, Hilman memperkirakan akan ada gempa besar ketiga karena megathrust Mentawai-Siberut-Pigai dinilai belum mengeluarkan seluruh kekuatannya.
“Yang ketiga ini kita prediksi akan keluar entah kapan, tapi sudah dimulai periode pelepasannya itu (sejak 2007),” jelas Hilman.
Ia menjelaskan, gempa megathrust pertama dan kedua pada 2007 dan 2010 tidak akan mengurangi kekuatan gempa ketiga.
Sebabnya, lokasi persis gempa megathrust pertama dan kedua tidak sama, melainkan berdekatan atau bersebelahan.
“Tidak mengurangi (kekuatan gempa ketiga megathrust) karena lokasinya tidak sama. Jadi yang namanya megathrust itu ada segmen-segmennya. Ada RT1, RT2. Nah, yang RT3-nya itu belum,” imbuh Himan.
Wilayah yang berpotensi terdampak gempa megathrust Mentawai-Pagai-Siberut
Hilman menjelaskan, wilayah yang berpotensi mengalami dampak paling parah akibat gempa Mentawai-Pagai-Siberut adalah Kota Padang.
Sebabnya, wilayah tersebut padat penduduk, memiliki pantai, dan berseberangan langsung dengan Pulau Siberut.
Berdasarkan pemodelan BRIN, tinggi tsunami 5-10 meter akibat gempa megathrust Mentawai-Pagai-Siberut bisa menyapu wilayah Padang sejauh dua kilometer dari garis pantai.
“Kota Padang itu kan sangat padat dan wilayahnya rendah. Jadi, kalau disapu tsunami gampang sekali,” jelas Hilman.
“Terus dia (Padang) rendah jadi lintasan tsunaminya besar. Itu sudah kita simulasikan, kita petakan,” sambungnya.
Potensi Gempa besar di Mentawai-Siberut sudah diprediksi BMKG
Sebelum dikatakan Peneliti BRIN Hilman, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono sudah mengingatkan mengenai potensi gempa megathrust di Mentawai-Siberut.
Ia mengatakan, gempa besar di wilayah tersebut tinggal menunggu waktu dan kekuatannya bisa mencapai M 8,9.
Selain Mentawai-Siberut, megathrust Selat Sunda juga diprediksi memicu gempa dahsyat berkekuatan M 8,7.
“Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono dalam keterangan resminya pada Minggu (11/8/2024) lalu.
Ia mengatakan, megathrust Mentawai-Siberut pernah memicu gempa dengan kekuatan M 7,3 di Kepulauan Mentawai pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.
Gempa di wilayah tersebut dinilai sebagai rangkaian gempa yang telah diprediksi para ilmuwan.
"Karena memang hanya di segmen (zona megathrust segmen Mentawai-Siberut) ini yang energi (gempa bumi) terkonsentrasi dan belum release (muncul) di bagian Sumatera," jelas Daryono, Selasa (25/4/2023) lalu.
“Hanya satu-satunya di Mentawai-Siberut yang belum release (gempa). Jadi, gempa hari ini (25 April 2023) merupakan bagian dari rangkaian gempa zona megathrust di Segmen Mentawai-Siberut,” tambahnya.
Kekhawatiran para ilmuwan Indonesia terhadap seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono memberikan keterangan tentang kekhawatiran para ilmuwan Indonesia terhadap seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Dalam keterangan resminya, pada Minggu (11/8/2024) lalu, Daryono menyebut bahwa kedua megathrust tersebut dapat memicu gempa besar.
Bahkan, megathrust Mentawai-Siberut disebut berpotensi mengguncang wilayah Sumatera dengan kekuatan M 8,9.
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar," ujar Daryono.
Zona megathrust Mentawai-Siberut adalah salah satu zona tumbukan lempeng yang terletak di sepanjang batas barat Pulau Sumatera, tepatnya barat Kepulauan Mentawai dengan kedalaman dangkal.
Zona megathrust Mentawai-Siberut ini merupakan hasil dari aktivitas subduksi atau pergerakan Lempeng Indo-Australia ke arah utara dan menyusup di bawah Lempeng Eurasia.
Proses tumbukan ini bukanlah hal baru, melainkan sudah ada sejak jutaan tahun lalu saat rangkaian pulau-pulau indah di Indonesia terbentuk.
Pergerakan ini dapat memicu aktivitas kegempaan pada segmen megathrust atau patahan raksasa Mentawai-Siberut yang perlu diwaspadai.
Bahkan rentetan gempa kecil dikhawatirkan juga dapat menggerakkan gempa bumi besar di segmen megathrust Mentawai-Siberut yang sudah terkunci selama ratusan tahun.
Sejarah gempa bumi di zona megathrust Mentawai-Siberut
Daryono sempat menyebut bahwa zona megathrust Mentawai-Siberut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.
Menurut catatan sejarah gempa di Sumatera, menunjukkan bahwa zona megathrust di kawasan ini mengalami kekosongan gempa besar sejak tahun 1700-an.
Catatan sejarah gempa di zona megathrust Mentawai pertama terekam pada tahun 1797, yang mengguncang dengan kekuatan besar sekitar M 8,6—8,7 dan diikuti kejadian tsunami.
Selanjutnya, pada 4 Februari 1971 gempa M 6,3 terjadi dan menyebabkan sejumlah bangunan rusak.
Guncangan gempa kembali dirasakan warga sekitar pada 8 Maret 1977 dengan kekuatan M 5,5.
Akibatnya, 982 rumah serta sejumlah fasilitas umum rusak.
Pada 28 April 1979 Kembali terjadi gempa dengan kekuatan M 5,8 yang membuat sebanyak 64 orang meninggal, sembilan orang hilang, dan 193 rumah rusak.
Bertahun-tahun kemudian, gempa kembali tercatat pada 16 Februari 2004 dengan kekuatan M 5,6.
Gempa ini yang membuat lima orang meninggal, tujuh orang luka-luka, dan 100 rumah rusak.
Tujuh hari kemudian, gempa M 6,0 kembali mengguncang segmen Mentawai.
Dua tahun setelahnya, pada 17 Desember 2006, gempa M 6,0 mengguncang dan membuat tujuh orang meninggal, 100 orang luka-luka, dan 680 rumah rusak.
Pada 6 Maret 2007, guncangan gempa berkekuatan M 6,3 menyebabkan 67 orang meninggal dunia dan 826 luka-luka.
Di tahun yang sama, 13 September 2007, gempa berkekuatan 7,1 menyebabkan 25 meninggal dunia, 161 luka-luka, dan lebih dari 56 ribu bangunan rusak.
Pada 16 Agustus 2008, Gempa berkekuatan M 7,0 kembali mengguncang.
Tepat setahun, gempa M 6,9 Kembali menggoyang Mentawai dan menyebabkan gelombang tsunami. 9 orang luka-luka akibat gempa tersebut.
Lalu gempa lebih besar terjadi pada 30 September 2009 dengan kekuatan M 7,6.
Setidaknya 1.100 orang meninggal dunia, 2.181 luka-luka, dan 2.650 bangunan rusak. Gempa besar ini juga menyebabkan tsunami.
Pada 2010, 2014, 2017 kembali terjadi gempa dengan masing-masing magnitudo M 6,0, M 5,0, M 5,5, dan M 6,2.
Pada 2017 terjadi dua kali gempa, yakni M 5,5 pada 14 Juli dan M 6,2 pada 1 September.
Pada 2022, megathrust lempeng Mentawai-Siberut juga menyebabkan gempa bumi berkekuatan M 5,8.
Guncangan ini kemudian diikuti gempa susulan berkekuatan M 3,8.
Terakhir, zona megathrust ini mengalami gempa pada 2023. Tepatnya pada Selasa (25/4/2023) tercatat gempa bumi berkekuatan M 7,3 mengguncang Mentawai.
Daryono menyebut bahwa gempa tersebut merupakan rangkaian gempa zona megathrust segmen Mentawai-Siberut yang patut disyukuri.
Daryono menjelaskan bahwa gempa itu mengurangi sedikit banyak konsentrasi energi gempa bumi di zona megathrust Sumatera.
"Dengan adanya energi yang release M 6,9 tentu dapat mengurangi potensi energi yang tersimpan di zona ini sebesar M 8,9," ungkap Daryono, Selasa (25/4/2023).
Skenario terburuk potensi gempa
Potensi gempa M 8,9 dan skenario terburuk Potensi gempa dengan kekuatan M 8,9 di zona megathrust Mentawai-Siberut sendiri sudah beberapa kali diuangkapkan oleh BMKG dan BPBD.
Pada tahun 2022 misalnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut bahwa para pakar gempa memperhitungkan scenario terburuk apabila segmen megathrust Mentawai-Siberut bergerak dapat mencapai M 8,9.
"8,9 itu adalah perkiraan magnitudo yang dapat terjadi berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran," ungkap Dwikorita, seperti dikutip dari laman Kompas.tv (4/3/2022).
Pada 2020, Kepala Bidang (Kabid) PK BPBD Provinsi Sumbar, Syahrazad Jamil juga pernah mengungkap hal yang sama pada sebuah diskusi virtual terkait upaya pengurangan risiko bencana tsunami di Provinsi Sumbar.
Dilansir Antara (13/11/2020), Syahrazad mengungkap skenario terburuk gempa M 8,9 tersebut.
"20 sampai 30 menit kemudian disusul gelombang tsunami di Kota Padang setinggi enam hingga 10 meter dengan jarak dua hingga lima kilometer," ungkapnya.
Melihat potensi gempa besar yang mungkin terjadi, langkah mitigasi sudah perlu disiapkan sejak saat ini.
Tidak panik dan memahami konsep evakuasi mandiri adalah langkah mitigasi yang perlu diterapkan saat terjadinya gempa.
(*/Tribun-medan.com/Kompas.com)
| KRONOLOGI Alex Iskandar Ayah Tiri Bunuh Alvaro Akhiri Hidup, Permisi ke Toilet Alasan Sudah Ngompol |
|
|---|
| MOMEN Alex Iskandar Akhiri Hidup Setelah Akui Bunuh Anak Tirinya Alvaro, Akui Perbuatan ke Polisi |
|
|---|
| KELAKUAN NAF Setelah Bunuh Janda Tua Gegara Ditagih Utang, Posting di Kafe, Dikenal Suka Foya-Foya |
|
|---|
| POLISI Sita Pakaian AKBP Basuki dan Levi di Kos, Barang Bukti Ungkap Penyebab Kematian Dosen Untag |
|
|---|
| KASUS KEMATIAN Bocah RAF Diduga Dianiaya Ibu Tiri, Ayah Sebut Jatuh Kamar Mandi, Ibu Kandung Curiga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Peneliti-BRIN-Waspadi-Gempa-Besar-Magnitudo.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.